Epilog (Déjà vu)

3.2K 189 37
                                    

Noah beberapa kali mengernyitkan keningnya menatap tangan ayahnya yang saat ini tengah ia genggam, telapak tangan itu terasa dingin dan lembab, terasa berbeda daripada biasanya.

"Dad, are you nervous?" Tanya Noah dengan wajah polosnya kepada sang ayah.

"No, absolutely no." jawab David langsung. Lucunya jawaban itu seolah berbanding terbalik dengan ekspresi David saat ini, orang yang melihat wajah David akan menyangka bahwa pria itu tengah berdiri diujung jurang, lengkap dengan seseorang yang tengah menyorongkan senapan ke arah kepalanya.

"Are you sure?" tanya Noah lagi. Cuaca semakin terasa terik dan ia merasa sudah cukup lama berdiri dihadapan rumah yang kata ayahnya tadi adalah rumah Bella.

'Umm.. no, I'm not sure..' balas David dari dalam hatinya. Ia mengakui bahwa ia merasa sangat tegang saat ini, karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan Bella dan keluarga besarnya.

Seandainya bisa memilih, David dengan senang hati memilih untuk bertemu dengan ribuan orang-orang penting dan paling berpengaruh di abad 21 serta membahas tentang upaya mencapai perdamaian dunia dengan mereka, sayangnya, saat ini tidak ada pilihan itu, siap atau tidak siap ia harus  bertemu dengan keluarga besar Bella, dengan sekumpulan orang-orang yang sama sekali tidak bisa ia prediksikan karakteristik mereka.

David akhirnya memantapkan dirinya lalu menekan tombol bel rumah itu. sepersekian detik kemudian pintu rumah terbuka, disusul munculnya sesosok pria lansia berusia 70 tahunan.

"Who you?" tanyanya kepada David.

"Saya David, dan ini anak saya Noah." jawab David langsung sambil tersenyum.

'He must be Bella's grandfather.' David membatin dalam hati.

"David? David Beckham?" Tanya pria tua itu lagi, kali ini sambil mengamati wajah David.

"O-oh bukan! Saya bukan David Beckham.." balas David segera sembari menggelengkan kepalanya, ia benar-benar dibuat panik dengan situasi yang terjadi saat ini hingga tiba-tiba saja Pria tua dihadapannya itu tertawa terbahak-bahak.

"Saya tau, saya cuma bercanda saja tadi..HAHAHAH." ucapnya langsung sambil tertawa lebar, memperlihatkan separuh gigi depannya yang ompong.

"Oh..okay, hahaha." Sahut David sambil memaksakan diri ikut tertawa.
'Such an awkward moment..' David meratap dalam hati

Di tengah-tengah situasi yang aneh itu tiba-tiba terdengar suara yang sangat familier di telinganya, suara Bella.

"Opa? Opa ngobrol sama siapa?"

Sosok Bella tiba-tiba muncul dari belakang pria yang ternyata di panggil opa itu, dan seketika ekspresi wanita itu berubah kaget melihat sepasang ayah dan anak yang kini sedang berdiri di depan rumahnya.

"Astaga!! David? Noah?!" Teriak Bella histeris

Teriakan Bella tadi seolah mengundang anggota keluarganya yang lain untuk ikut melihat apa yang membuat Bella berteriak seperti itu, hingga seketika di hadapan David dan Noah saat ini berdiri sekumpulan orang-orang yang menatap keduanya dengan wajah penasaran.

***

"Jadi.. di restoran semalam papa mengundang David dan Noah untuk datang ke rumah kita?"
Bella bertanya kepada ayahnya dengan wajah kaget, ia hendak memastikan ulang apa yang barusan ia dengar dari sang ayah mengenai bagaimana David dan Noah bisa berada di rumah saat ini.

"Iya, papa yang mengundang mereka." jawab Ronald sambil menganggukkan kepalanya, lalu tersenyum ke arah David dan Noah.

Seketika Bella tersenyum penuh haru lalu memeluk erat ayahnya.
"Makasih pa!" ucap Bella langsung dalam pelukan Ronald, ia sama sekali tidak menyangka akan keputusan ayahnya yang akhirnya mau menerima dan mengundang David serta anaknya untuk datang ke rumah.

The XL Girl Named Bella (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang