Ronald tiba di kantornya dengan wajah murung, keributan yang terjadi pagi tadi benar-benar mempengaruhi suasana hati dari pria paruh baya yang menempati posisi sebagai Head of Internal Audit di sebuah perusahaan telekomunikasi itu.
Menemukan permasalahan atau data error lalu memberikan solusi adalah tugas utamanya, namun untuk menemukan permasalahan yang terjadi pada keluarganya untuk kemudian memberikan solusi adalah di luar batas kemampuannya, ia benar-benar tidak tau harus melakukan apalagi untuk menghadapi sikap Bella, anak perempuan satu-satunya.
"Ronald? Pak Ronald!"
Seketika Ronald mengejapkan mata seakan baru tersadar dari lamunan ketika terdengar suara seseorang memanggil namanya, nampak di hadapannya berdiri Agung, teman satu divisinya yang kini tengah menatapnya dengan tatapan heran.
"Pagi-pagi udah ngelamun, ada masalah dirumah?" tanya Agung sembari duduk dimeja kerjanya sendiri yang bersebelahan dengan meja kerja Ronald.
Ronald tidak langsung menjawab pertanyaan itu, ia memilih untuk menyalakan komputernya terlebih dahulu.
"Ya.. begitulah." jawabnya singkat. Ia tidak suka menceritakan permasalahan keluarganya kepada siapapun, termasuk rekan kerjanya sendiri.Saat tengah mengecek email-email yang masuk, tiba-tiba kening Ronald mengkerut, di inbox nya ia menemukan sebuah bussiness dinner invitation yang berlokasi di salah satu hotel bintang 5 di kawasan Jakarta Selatan, undangan itu dikirim oleh sebuah perusahaan bidang hygiene service yang saat ini memang tengah berkembang dengan pesat, Rentokiel Corp.
Memang benar bahwa kantornya menggunakan hygiene products yang dijual oleh perusahaan Rentokiel, namun undangan makan malam khusus yang dikirim
untuk seluruh pegawai perusahaan di kantornya cenderung terlalu berlebihan, bahkan pada undangan tersebut diberitahukan bahwa karyawan diperbolehkan untuk membawa serta keluarganya."Pejabat Rentokiel sudah pada gila atau kelewat murah hati? Berapa kira-kira budget yang mereka siapkan untuk undangan makan malam ini? Produk mereka yang kita beli juga tidak terlalu banyak..." celetuk Ronald kepada Agung dengan nada heran sembari mencoba membaca ulang undangan itu.
"Tadi juga orang-orang pada rame ngebahas undangan itu pak, biasanya yang di kirim undangan seperti ini cuma rombongan Board of Directors aja, lah kita pegawai biasa juga diundang.. mungkin orang-orang Rentokiel udah kebanyakan duitnya, trus bingung mau dikemanain lagi, hahaha." Agung tertawa dengan lawakannya sendiri.
Ronald hanya tersenyum lalu mengangkat bahunya.
"Mungkin sudah saatnya pegawai biasa seperti kita ikut bersenang-senang juga pak Agung, jadi ya.. kita harus datang demi menghargai kemurahan hati mereka." ucapnya sambil menatap sebuah nama yang tertera di penutup email undangan itu......lets take an oath to keep up the success we have acquired, and hence on this behalf we organize a business dinner, you and your family presence are expected.
David Alexander Kurka
Chief Executive Officer of Rentokiel Corp.***
*flashback 3 hari yang lalu*
Rio tengah menyesap kopinya yang hangat di salah satu cafe dengan nuansa yang cukup cozy ketika seseorang muncul dan duduk dihadapannya.
"Sebaiknya aku mendapatkan kabar bagus." ucap David segera. Rio nampak tercengang menatap sosok David yang baru saja tiba dan duduk di hadapannya, Penampilan pria itu yang biasanya terkesan rapi kini nampak sedikit berantakan, janggutnya tidak cukur dan dibiarkan memanjang merupakan salah satu dari sekian banyak perubahan penampilan yang terjadi.
"Dave, kamu terlihat persis seperti pria yang tengah patah hati." Celetuk Rio, ia tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menggoda sosok pria di hadapannya itu, sementara David sendiri ikut tertawa sambil menganggukkan kepalanya.
"Aku juga berpikiran seperti itu sebenarnya." Balasnya.Rio lalu menyodorkan sebuah amplop berukuran sedang ke arah David.
"Seperti yang kamu minta, aku sudah berhasil mengumpulkan segala informasi mengenai Bella, alamat rumahnya, pekerjaannya, profil seluruh keluarganya, termasuk pekerjaan orangtuanya. Sedikit tambahan infomasi, sepertinya ayahnya bekerja di salah satu perusahaan yang menjadi client perusahaanmu, Dave.""Oh ya?" David menaikkan alisnya sebelah.
"Yup, ayahnya seorang karyawan dengan jabatan sebagai kepala Audit, kamu bisa mengecek detailnya, semuanya lengkap disitu." sahut Rio sembari menunjuk amplop di tangan David.
David tersenyum lalu mengeluarkan selembar cek kosong dari dompetnya.
"Tulis nominal yang kamu mau, I really appreciate your hard work Rio." ucap David sembari menyodorkan cek kosong itu ke arah RioRio dengan cepat mengembalikan cek kosong itu kepada David
"Kali ini free Dave, jika kamu sudah berhasil mendapatkan kembali Bella, cukup undang aku dan Oryza untuk makan malam bersama dengan kalian, itu sudah cukup." balas Rio sambil tersenyum.***
KAMU SEDANG MEMBACA
The XL Girl Named Bella (COMPLETED)
RomanceBrakk! Bella sudah tidak sanggup lagi mendengar ucapan dari ibunya Kevin, tanpa sadar ia menjatuhkan ponselnya hingga ponsel itu membentur lantai dengan keras. "Kenapa kak?! Ada apa??" Tanya Reno dengan panik kepada kakaknya itu, orang-orang yang se...