"Pak David, ada yang perlu dokter sampaikan kepada bapak terkait hasil diagnosis pasien atas nama Noah, bisa tolong datang ke ruangan dokter sekarang?" Tanya seorang perawat berpakaian putih dan berwajah ramah kepada David.
David seketika menganggukkan kepalanya.
"Oh.. Baik, saya akan langsung kesana. terima kasih." Jawab David kepada perawat itu, ia kemudian langsung bangkit dari posisi duduknya di sofa.Meskipun David terlihat tenang, namun tidak dipungkiri ada rasa tegang yang tengah pria itu rasakan. David menoleh ke arah Noah lalu mengecup pelan kening anaknya itu.
"Dad pergi sebentar ya." Ucapnya dengan lembut.
Noah hanya menganggukkan kepalanya, sementara dirinya nampak masih asik memainkan action figure Spiderman pemberian dari Emily.
"Mau aku temani, Dave?" Tanya Emily dengan wajah cemas sembari berjalan menghampiri David. Mendengar tawaran Emily membuat pria itu buru-buru menggelengkan kepalanya, sejujurnya ia sedang tidak ingin ditemani siapapun saat ini.
"Tidak usah Em, kamu disini saja. Aku akan segera kembali." Jawab David dengan cepat kepada Emily, yang kemudian dibalas dengan anggukkan oleh adiknya itu.
David kemudian melemparkan tatapannya pada Bella yang sedari tadi hanya diam membisu, dan mendapati kenyataan bahwa wanita itu ternyata sedang memperhatikannya.
David mendapati Bella menganggukkan kepalanya sekali lalu membuka mulutnya untuk mengucapkan dua patah kata tanpa suara yang anehnya langsung bisa dipahami oleh David saat itu juga.
'Don't worry.'
Ya, Bella hanya mengatakan dua buah kata itu padanya, terdengar sederhana namun secara ajaib berhasil membuat David sedikit lebih tenang.
'Bella benar, I shouldn't be worry..' David membatin sembari tersenyum, yang kemudian dbalas juga dengan senyuman oleh Bella, wanita itu lega melihat David memahami apa
yang ia maksud.*
David tiba di dalam ruangan milik seorang dokter paruh baya usia 50 tahunan bernama dokter Rendra yang merawat Noah, ruangan itu bernuansa putih namun terkesan hangat dengan sentuhan ornamen-ornamen antik berwana coklat tua di beberapa tempat.
"Silakan duduk, pak David." Ujar dokter Rendra sembari mempersilakan David untuk duduk di sebuah kursi yang ada di hadapannya, sementara itu disebelah dokter Rendra ada seorang pemuda berusia kisaran 30 tahunan yang juga tengah menatap David.
"Baik, Terima kasih." Sahut David sembari segera duduk di kursi itu.
"Terkait saya memanggil bapak David kesini adalah untuk menunjukkan hasil dari Diagnostic trauma Noah, untuk hal ini saya dibantu oleh rekan saya yang juga merupakan seorang psikolog, yaitu bapak Ryan." Dokter Rendra menjeda ucapannya sementara tangannya menunjuk ke arah pria yang duduk disebelahnya yang ternyata merupakan psikolog yang menangani Noah. Dokter Rendra kemudian melanjutkan ucapannya kembali.
"..Kami menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders atau DSM-5 dengan hasil analisa sebagai berikut-"
"Tunggu sebentar dokter, sebelum kita memberitahukan hasilnya, ada hal penting yang perlu saya tanyakan kepada bapak David." Tiba-tiba saja Ryan memotong ucapan dokter Rendra yang hendak memberitahukan hasil analisis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The XL Girl Named Bella (COMPLETED)
RomansaBrakk! Bella sudah tidak sanggup lagi mendengar ucapan dari ibunya Kevin, tanpa sadar ia menjatuhkan ponselnya hingga ponsel itu membentur lantai dengan keras. "Kenapa kak?! Ada apa??" Tanya Reno dengan panik kepada kakaknya itu, orang-orang yang se...