"It's been a long time David.. but I still love you, and will always do." Bisik wanita bernama Stella tepat di telinga David yang saat ini tengah tertidur dengan pulas.
Stella memapah tubuh David lalu direbahkannya tubuh pria itu diatas sofa, kemudian tangannya memeluk tubuh David dengan rindu, nampak raut bahagia tercetak jelas di wajah wanita itu saat ini. Seakan kurang cukup, jari jemari Stella perlahan membuka kancing kemeja David, kemudian merasakan dada David yang bidang dengan telapak tangannya.
Nafsu mulai menguasai Stella, wanita itu kemudian menatap wajah David dengan matanya yang nampak sendu, kemudian perlahan wanita mendekatkan wajahnya kearah wajah David, hendak merasakan bibir milik pria itu yang terlihat begitu menggoda.
"Shierra.."
Stella tersentak ketika bibir David mengucapkan nama itu, pria itu sedang tertidur, hanya saja sepertinya ia sedang memimpikan Shierra, wanita yang sangat ia benci
Kebenciannya kepada Shierra begitu dalam, namun ia bersedia melakukan apapun termasuk menjadi 'tiruan' Shierra agar bisa memikat pria yang yang telah mencuri hatinya bertahun-tahun yang lalu, pria yang saat ini tengah tertidur pulas dihadapannya.
Sebuah kenangan yang akan selalu membekas di hati Stella terjadi 7 tahun yang lalu, dimana ia bertemu dengan David untuk pertama kalinya
*flashback*
Saat itu hujan turun dengan derasnya, Sementara ia duduk dengan wajah kesal di kursi yang terletak di halte kampus.
"Ahhhh sialll.. Bisa-bisanya aku lupa bawa payung!" Umpat Stella dengan suara keras, berhubung hanya dia sendirian di halte, maka Stella dengan sikap -bodo amatnya- sepuas hati mengumpat, mengucapkan sumpah serapah atas kelalaian yang ia lakukan pagi ini
"Apa aku lari aja yaa ke kelas? Hiksss..padahal sudah susah payah nyatok rambut." Ucap Stella lagi dengan wajah sedih sambil memegangi rambutnya yang keriting bergelombang dan terurai dengan indah.
Stella sebenarnya belum pernah menyatok rambutnya, sehari-hari wanita itu biasa mengikat rambutnya saja, namun khusus hari ini ia ingin mengabulkan permintaan sahabatnya, Shierra.
Shierra adalah satu-satunya sahabat yang ia miliki, Shierra dengan segala kesempurnaan yang ia miliki dan menjadi idola kampus memilih Stella untuk menjadi sahabatnya, dan Stella sangat bersyukur akan hal itu.
Stella kemudian teringat akan percakapannya kemarin dengan Shierra, percakapan yang membuatnya bersusah payah menata rambutnya pagi ini
"Stellaaaa.. aku pengen deh liat rambut kamu di catok curly, pasti bakal cantik banget." Ucap Shierra kepada dirinya kemarin.
"Gamau ahh.. repot, aku juga ngga ada alat catokannya." Tolak Stella dengan cepat.
Shierra buru-buru mengeluarkan alat catokan miliknya dari dalam tas sambil tersenyum jahil
"Udah aku duga kamu bakal jawab gitu, ini udah aku bawain catokan, kebetulan aku ada 2 dirumah, Pokoknya dipake yaa beib besok.. pasti bakal cantik banget, ntar besok aku juga mau nyatok rambut lagi."'Tapi...' Stella hendak menolak lagi, namun ekspresi Shierra lengkap dengan tatapan 'puppy eyes' andalannya membuat Stella tidak mampu untuk berkata 'tidak' pada sahabatnya itu.
Merasa tidak punya pilihan lain, Stella dengan enggan mengambil catokan yang disodorkan oleh Shierra, yang langsung disambut dengan senyum sumringah Shierra
"Thank you beib !" Ucap Shierra kepadanya sambil memeluk pinggang Stella
Suara sebuah bus yang mendekat menyadarkan Stella dari lamunannya, bus itu kemudian berhenti tepat di depan halte untuk menurunkan beberapa penumpangnya. Stella melirik orang-orang yang baru saja turun dari bus, berharap menemukan orang yang ia kenal yang mungkin akan memberikannya tumpangan payung, namun ternyata tidak ada seorangpun yang ia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The XL Girl Named Bella (COMPLETED)
RomanceBrakk! Bella sudah tidak sanggup lagi mendengar ucapan dari ibunya Kevin, tanpa sadar ia menjatuhkan ponselnya hingga ponsel itu membentur lantai dengan keras. "Kenapa kak?! Ada apa??" Tanya Reno dengan panik kepada kakaknya itu, orang-orang yang se...