"Maaf bapak, ibu.. saya sudah mengecek seluruh daftar nama tamu, dan tidak ada tamu yang bernama ibu Bella Roweena Sandija disini." ucap seorang wanita dengan rambut digelung dan berada di balik meja reservasi hotel The Seminyak Resort.
Ronald dengan wajah bingung langsung menoleh ke arah Yasmin
"Ma, mama yakin ini hotel yang dibilang sama Bella? Bella ngga ada disini ma."Yasmin tidak menjawab pertanyaan itu, wanita itu buru-buru merogoh ponselnya lalu menekan tombol panggilan pada nomor kontak Bella.
"The number you're calling is not active.."
Yasmin menutup panggilannya dengan wajah frustasi setelah mengetahui bahwa nomor Bella tidak bisa dihubungi saat ini.
"Nomor Bella ngga aktif pa.. tapi pas telponan sama Bella waktu itu, mama yakin Bella bilangnya dia nginep di hotel ini." ucap Yasmin kepada Ronald dengan wajah cemas.
"Bella pernah cerita nggak kalau dia pindah ke hotel lain misalnya? Atau ke apartemen mungkin?"
"Ngga pa, kalo soal itu dia ngga cerita ke mama." jawab Yasmin langsung.
Ronald melakukan satu tarikan nafas panjang, berusaha menjaga pikirannya untuk tetap jernih.
"Kita check in dulu aja di hotel ini, sambil nanti kita cari tau keberadaan Bella, gimana?"
tawar Ronald akhirnya.Alih-alih menanggapi pertanyaan suaminya, Yasmin justru tiba-tiba terdiam dengan wajah menegang, wanita itu dengan cepat mengambil ponselnya kembali sembari mencari history chat antara dirinya dengan Kevin.
Wanita itu menelan ludahnya ketika akhirnya menemukan sebuah alamat yang dikirim oleh Kevin, alamat rumah milik entah siapa namun di yakini oleh Kevin bahwa Bella tinggal dirumah itu bersama dengan seorang pria asing.
Yasmin awalnya sama sekali tidak percaya dengan ucapan Kevin, dan ia beranggapan bahwa tidak ada yang pantas dipercaya dari omongan seorang pemuda yang dengan tega telah meninggalkan anaknya itu di hari lamaran.
Namun saat ini..keraguan itu muncul, ia tidak bisa hanya berdiam diri dalam kecemasan sementara dirinya dan Ronald tidak tau dimana keberadaan Bella saat ini.
"Ada apa?" tanya Ronald dengan khawatir akan perubahan sikap yang dialami oleh istrinya itu.
"Nanti mama jelasin, kita langsung check in aja dulu pa, sekalian kita taruh barang-barang kita di kamar." jawab Yasmin akhirnya.
***
David terbangun dari tidurnya dengan kepala pusing dan rasa tidak enak di tenggorokan, entah berapa banyak wiski yang ia minum semalam, yang jelas aksi minum-minumnya semalam telah melewati batas wajar dari yang seharusnya.
"Shit." umpat David saat mengetahui jam di ponselnya telah menunjukkan pukul 1 siang, tidak biasanya ia bangun sesiang ini. Beruntung hari ini merupakan hari libur, maka ia tidak perlu tergesa-gesa pergi ke kantor.
Sebuah panggilan telepon tiba-tiba masuk, nama Emily tertera di layar ponselnya itu saat ini, David mengernyitkan keningnya lalu menerima panggilan itu.
"Halo Em." David sedikit kaget mendapati suaranya yang ternyata sangat serak saat ini.
"Ew Dave your voice.. you sound like a horse." Sindir Emily dari seberang telepon.
David hanya terkekeh mendengar sindiran dari adiknya itu.
"Ada apa menelpon?" tanya pria itu langsung.
"Aku sedang berada di luar bersama Noah, tadi sebelum membawanya pergi aku ingin izin dulu, tapi ternyata kamu masih tidur. Is it okay if I buy him chicken nugget from McD? He said he wants it so much."
"It's okay, just buy him a happy meal." Jawab David sembari memijat belakang lehernya yang terasa nyeri.
"Okay, bagaimana denganmu dan Bella?"
"No thanks, aku tidak lapar. But I'm not sure with Bella, maybe she wants beef burger..."
"No silly, bukan itu maksudku, aku menanyakan hubunganmu dengan Bella, kalian sepertinya bertengkar semalam.." potong Emily dengan cepat.
Sejenak David terpaku mendengar ucapan dari Emily, ia langsung memaksakan otaknya untuk mengingat-ingat kejadian semalam, saat-saat dimana ia tengah dalam pengaruh alkohol dan kehilangan akal sehatnya saat itu.
"What the hell did I say to her?" tanya David kepada dirinya sendiri tanpa sadar.Terdengar suara Emily menghembuskan nafasnya, ia nampak frustasi menyikapi sikap David saat ini.
"Listen to me Dave, kamu harus minta maaf kepada Bella kali ini, dan kamu harus hargai keputusannya apapun itu. Lakukan itu sebelum terlambat , oke? Bella tadi mengatakan kepadaku bahwa ia sudah memesan tiket pesawat, dia akan pulang ke jakarta sore ini."
***
Yasmin meletakkan tas tangannya di atas meja tv dengan wajah murung, ada banyak hal tengah berkecamuk di pikirannya saat ini, dan Ronald selaku suaminya menyadari bahwa ada hal yang tidak beres tengah terjadi pada Yasmin dan ia perlu tau tentang hal itu.
"Ada apa?" tanya Ronald sembari duduk disebelah Yasmin.
"Papa masih inget kan dengan 'pengakuan dosa' mama waktu itu?" tanya Yasmin dengan wajah sedih
Sempat terlihat ekspresi kesal di raut wajah Ronald kala mengingat hal yang sudah dilakukan oleh Yasmin diam-diam dibelakangnya dulu, ia masih tidak habis pikir akan keputusan istrinya itu untuk kembali mencoba mempercayai Kevin dan memberitahukan kepada pria itu tentang keberadaan Bella di Bali.
Ronald dengan enggan menganggukkan kepalanya singkat demi menjawab pertanyaan dari Yasmin barusan.
"Sebenernya, Kevin udah ketemu Bella di Bali pa, dan.. dan Kevin bilang ke mama kalau dia tau Bella tinggal dimana, Bella memang ngga tinggal di hotel pa.." ucap Yasmin dengan lirih.
"Hah?! Apa-apaan sih ma?! Papa kan udah berapa kali bilang ke mama untuk ngga usah ngeladenin dan percaya dengan semua omongan si Bedebah Kevin itu lagi!" sahut Ronald dengan wajah murka.
"Iya pa, mama tau... mama juga udah ngga mau ngeladenin Kevin lagi, tapi kenyataannya sekarang Bella ngga ada di hotel ini pa, Bella udah ngebohongin kita..." setetes airmata jatuh membasahi pipi Yasmin.
Ronald mengusap wajahnya dengan frustasi, pria itu merogoh ponselnya lalu mencoba menelpon nomor Bella lagi, dan lagi-lagi panggilannya terhubung dengan operator.
Nomor Bella masih juga belum aktif.
"Pa, kevin sempet kirim ke mama alamat rumah, kata Kevin Bella tinggal disana.. mama mau coba cek kesana pa, mama khawatir dengan kondisi Bella." Kata Yasmin sembari mengelap pipinya dari sisa-sisa airmata lalu mengambil kembali tas tangannya diatas meja.
Ronald menghembuskan nafasnya perlahan mencoba menenangkan dirinya sendiri, pria itu kemudian mengusap pundak Yasmin perlahan, bermaksud menenangkan hati istrinya itu.
"Mama jangan khawatir, Bella pasti baik-baik saja, sekarang kita cari Bella sama-sama ya ma."****
KAMU SEDANG MEMBACA
The XL Girl Named Bella (COMPLETED)
RomanceBrakk! Bella sudah tidak sanggup lagi mendengar ucapan dari ibunya Kevin, tanpa sadar ia menjatuhkan ponselnya hingga ponsel itu membentur lantai dengan keras. "Kenapa kak?! Ada apa??" Tanya Reno dengan panik kepada kakaknya itu, orang-orang yang se...