Kopi Instan

2.1K 233 18
                                    

Bella dengan cepat melangkahkan kakinya kembali ke kantor untuk memastikan kebenaran atas apa yang baru saja di sampaikan oleh Fika, sahabatnya itu. Ketika tiba di lobby kantor, Bella terkesiap saat melihat David tengah berjalan keluar melalui pintu otomatis kantor dan melangkah menuju mobilnya yang terparkir di depan lobby

'Oh shit!' umpat Bella dalam hati sambil buru-buru memalingkan wajahnya dan menutupi setengah wajahnya dengan ponsel sambil pura-pura tengah menelpon, berharap dalam hati pria bule galak-tapi-tampan itu tidak menyadari keberadaannya, wanita itu tanpa sadar menahan napas ketika dirinya berpapasan dengan David, sementara ia memaksakan kakinya tetap berjalan menuju pintu otomatis.

Setelah David berjalan melewatinya, Bella langsung menghembuskan nafasnya dengan lega, meskipun demikian, nasib buruk kembali menimpa gadis itu, saat Bella menunduk sembari memasukkan ponselnya kedalam dompet , tiba-tiba dari arah berlawanan muncul seorang pria berbaju kemeja putih yang sedang berjalan sembari meminum kopi instan dan sibuk memainkan ponselnya, sudah jelas pria itu tidak memperhatikan situasi di depannya.

"Bughh!!"

Badan Bella dan pria itu sukses bertabrakan dan menyebabkan tubuh pria di hadapan Bella itu terjatuh dengan keras dan seketika menimbulkan kegaduhan

"Aduh mbak, Kalo jalan tuh pake mata!" Ucap pria itu dengan nada tinggi kepada Bella, dan membuat orang-orang yang berada di lobby kini menjadi memperhatikan mereka berdua

"Ma-maapin saya, saya ngga sengaja..sini saya bantu berdiri." Ucap Bella dengan panik sambil memegang tangan pria itu dan membantunya berdiri.

"Udah tau punya badan kayak gitu, malah jalan seenaknya aja." Umpat pria itu dengan wajah kesal. Kopi instan yang tadi ia pegang tumpah dan mengotori kemeja putihnya

'Apaan sih nih orang pake bawa-bawa fisik segala..' batin Bella sambil menatap pria di hadapannya itu dengan tajam. Ia sudah tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya dan berniat membalas ucapan kasar pria itu saat tiba-tiba terdengar suara dari arah belakangnya

"Shame on you, dude.. saya liat kamu juga tadi jalan sambil main ponsel."

Bella menoleh ke arah belakangnya dan terkejut saat melihat David tengah berdiri tak jauh darinya, mata birunya yang berkilau menatap tajam pria yang ada di hadapan Bella

"Anda siapa sampai berani nyalahin saya, hah?! Udah jelas-jelas tadi saya yang ditabrak sampai jatuh, kenapa malah saya yang disalahin?" Pria itu kini dipenuhi emosi karena munculnya pria bule yang meyalahkannya.

Seorang security kantor disertai OB tiba-tiba datang dengan wajah bingung

"Ada apa ini bapak dan ibu?" Tanya security itu kepada mereka, sementara si OB langsung dengan cepat mengepel tumpahan kopi yang berceceran di lantai, orang-orang di lobby yang tadi memperhatikan keributan yang sempat terjadi satu persatu mulai kembali sibuk dengan urusan mereka sendiri

Bella hendak menjelaskan yang terjadi ketika lagi-lagi Si Bule bermata biru alias David kembali menyelanya

"Tolong cek CCTV pak, ada yang lagi playing victim." Kata David dengan singkat

"What the fuck?! udahlah, bisa gila saya kalo lama-lama disini!" Pria berkemeja putih itu akhirnya memutuskan pergi sambil berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya, tak lupa ia mengarahkan tatapan penuh amarah kepada Bella dan David.

***

"Thank you." Ucap Bella kepada David dengan singkat. Jujur, ia tidak menyangka bahwa pria bule yang kemarin sempat membuatnya kesal itu baru saja menolongnya.

"No, saya yang seharusnya mengucapkan terima kasih kepadamu." Kata David dengan cepat

"Terima kasih untuk apa?" Tanya Bella dengan wajah kebingungan

"Atas apa yang kamu lakukan di hotel, kamu telah menyelamatkan anak saya."

"Oh...oke, saya ambil kesimpulan bahwa anda telah mengecek CCTV hotel seperti yang saya instruksikan?" Tanya Bella sembari menaikkan alisnya sebelah

David mengangguk sembari mengusap belakang lehernya dengan canggung

"Ya, saya telah melakukannya, dan astaga.." pria itu menggelengkan kepalanya sejenak, wajahnya terlihat frustasi, ia kemudian kembali melanjutkan kalimatnya

"Saya tidak menyangka bahwa saya telah mempekerjakan orang gila untuk mengasuh anak saya Noah, saya betul-betul orang tua yang buruk.." ucap David akhirnya, wajahnya terlihat kesal.

Bella tanpa sadar menyeletuk menjawab ucapan pria dihadapannya itu
"Memang."

David membelalakkan matanya mendengar respon Bella, sedangkan wanita itu langsung buru-buru memukul mulutnya sembari mengumpat dalam hati
'Mulut sialan..'

Perlahan sebuah senyuman muncul di bibir David, senyuman itu kemudian berubah menjadi tawa, sebuah tawa lepas.

Tawa pria itu begitu renyah dan menular dan membuat Bella tak mampu menahan diri untuk tidak ikut tertawa, alhasil kedua orang itu tertawa bersama dengan keras dan membuat mereka kembali menjadi pusat perhatian orang-orang di lobby kantor.

"Nah, sebelum kita berdua ditahan oleh pihak security kantor karena membuat kegaduhan, lebih baik saya pergi sekarang." Ucap David sambil menyeka airmata diujung matanya yang keluar akibat tawanya tadi.

"Haha.. oke kalau begitu David." Kata Bella sambil menyengir lebar

David nampak terdiam sejenak lalu kemudian berkata kepada Bella
"Sebenarnya tadi saya sempat menaruh kue di meja kerjamu sebagai permintaan maaf, tapi tetap saja saya merasa itu belum cukup, jadi sekarang saya sungguh merasa lega sekali karena akhirnya bisa bertemu langsung denganmu dan meminta maaf."

"Anda tidak perlu repot-repot seperti itu.. karena saya sebenarnya sudah melupakan kejadian di hotel itu, saya sepenuhnya telah memaafkan anda." Ucap Bella langsung kepada David, sementara dirinya sendiri teringat akan ucapannya kepada Fika mengenai pria di hadapannya ini, dimana ia sempat melabelinya dengan sebutan 'Pria Tanpa Akhlak'

Sekali lagi David tersenyum kepada Bella, senyuman menawan dari pria itu mampu membuat Bella sepersekian detik lupa untuk bernafas.

"Umm..apakah anda berencana kesini lagi besok? Saya ingin mentraktir anda makan siang." Tanya Bella dengan tiba-tiba kepada pria bermata biru itu

Jawaban dari David selanjutnya cukup membuat Bella merasakan sebuah kesedihan aneh yang tiba-tiba muncul dihatinya

"Terima kasih atas ajakanmu Bella, tapi ini hari terakhir saya di Jakarta."

"Ohh..oke." Kata Bella dengan ekspresi canggung, berusaha menutupi rasa sedih yang tiba-tiba muncul dan menyerangnya itu

"Saya harus pergi sekarang, senang bertemu denganmu lagi Bella." Ucap David lalu menjulurkan tangannya kepada Bella, bermaksud untuk mengajak besalaman, Bella langsung menjabat tangan pria bule itu sembari tersenyum

"Senang juga bertemu denganmu lagi David."

***

David membuka kaca mobilnya sembari menatap punggung Bella yang semakin jauh berjalan memasuki kantor

"Mau pergi sekarang mister?" Tanya seorang bapak usia 40 tahun yang menjadi driver pribadi David, terdengar logat Jawa yang khas dari suara si Driver itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau pergi sekarang mister?" Tanya seorang bapak usia 40 tahun yang menjadi driver pribadi David, terdengar logat Jawa yang khas dari suara si Driver itu.

"Yes, please." Jawab David singkat sembari menekan tombol otomatis untuk menutup kaca jendela mobil di sebelahnya itu

===

The XL Girl Named Bella (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang