"Udah siap belom, Na?"tanya Jin yang setengah berteriak pada Yoona.
Yoona menatap pantulan dirinya di cermin. Merapikan pakaian sidangnya, dan tersenyum penuh percaya diri. Gue pasti bisa. Kalimat itu yang sedari tadi menggema ditelinganya. Ia kemudian menarik nafas dalam-dalam.
"Iya gue udah siap."
Setelah mengecek berkali-kali barang bawaannya, Yoona pun turun ke lantai satu dan menghampiri Jin yang kini sudah menunggu di dekat mobilnya. Khusus hari ini, Jin yang akan mengantar Yoona. Katanya biar Yoona nggak capek di jalan.
"Yuk berangkat!"ajak Yoona.
"Oke."balas Jin yang kemudian membuka pintu mobil.
Sepanjang perjalanan, kedua saudara kembar itu tak banyak bicara. Jin bisa melihat Yoona yang cukup tegang. Bahkan Jin yang anaknya santai sekalipun di setiap menjelang tahapan sidangnya merasakan perutnya yang bergejolak.
"Jangan baca di mobil entar lo pusing. Udah napa bacanya."celetuk Jin ketika Yoona yang tak tahu harus apa itu pun hendak membaca kembali. Bermaksud untuk belajar di detik-detik terakhir.
"Iya iya. Nggak kok."balas Yoona yang pada akhirnya menyimpan kembali bukunya.
"Nggak usah terlalu tegang. Di ruang sidang kan cuma lo sama dosen-dosen aja. Nggak kayak pas UP atau kolo yang ditonton sama mahasiswa lain. Orang-orang nggak bakalan tau lo di dalem kayak gimana. Kalau ada pertanyaan yang nggak bisa lo jawab pake jurus gue aja. Anak-anak yang udah sidang aja pada pake jurus itu kok."
Yoona menoleh ke arah Jin. "Jurus hehehe lo itu?"
"Yup. Lo masih untung sih dosen pembimbing sama pengujinya baik-baik semua, nggak ada yang killer kayak gue. Jadi santai aja lah. Yang penting lo udah berusaha udah belajar maksimal. Hasilnya juga pasti maksimal."
Yoona terkekeh. "Idih sejak kapan lo jadi sok bijak begini? Nggak cocok banget."ledeknya. "Iya sih, dosen pembimbing sama penguji gue pada baik, tapi mereka semua kritis banget terus mereka master banget tentang tema sama metode yang gue pake di skripsi gue."
"Ya bagus lah. Jadi kan bisa ngasih banyak masukan yang bisa menyempurnakan skripsi lo ntar."balas Jin. "Wah gila sih, hebat banget ucapan gue. Beda ya, ucapan sarjana soon to be."
Yoona kembali terkekeh mendengar perkataan kembarannya yang mampu sedikit meredakan kecemasan dalam dirinya. "Apaan sih nggak jelas banget lo."
***
Anak-anak Bacotahu udah pada ngumpul di kantin fakultas. Dari pagi malah mereka semua stand by nungguin temen-temen mereka yang hari ini pada sidang.
Sengaja mereka nunggu di kantin soalnya kalau nunggu di sekitar ruang sidang yang ada mereka dimarahin soalnya mereka semua berisik sama nggak bisa diem. Apalagi Baekhyun sama Sooyoung. Jadi, mereka dateng ke ruang sidang pas mau yudisium aja.
Sidang hari ini diawali oleh Seulgi, lalu, Minho, Chayeol dan terakhir Yoona. Dan sekarang mereka sedang menunggu Chanyeol selesai dan beberapa saat lagi giliran Yoona yang akan memasuki ruang sidang.
"Lo ke ruang sidang kapan, Na?"tanya Irene.
Yoona melirik jam tangannya. "Bentaran lagi deh. Gue kayaknya nggak bisa nungguin sampai Chanyeol keluar ruang sidang. Soalnya gue juga harus siap-siap." sidang Chanyeol terpaksa molor karena salah satu dosen penguji-nya yang datang sedikit terlambat karena satu dua hal.
"Selow, Na. Ntar gue bilangin ke Chanyeol."kata Sehun.
"Dadah Yoona! Kita mau foto-foto duluan ya!"ucap Sooyoung yang jelas mengerjai Yoona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Veni, Vidi, Amavi
Fiksi Penggemar[COMPLETED]-We came, We saw, We loved - Karena kita berputar pada satu poros yang sama, dihubungkan oleh suatu benang merah yang sama.