"Itu kakak kamu bangunin, terutama Yoona. Anak perawan masa masih tidur udah jam segini."perintah bunda pada Mark yang sedang asyik menonton TV. Eh Mark malah ndusel-ndusel sama bundanya. "Mager ah, bun. Nanti adek ditonjokkin. Muka ganteng adek bisa ancur. Lagian biarin aja bun, pasti Kak Yoona masih capek gara-gara grand clossing kemarin. Mamas sama Kak Jin juga masih pada di kamarnya tuh, masih pada tepar."
"Kalau Jaehyun nginep disini apa pulang ke rumahnya?"tanya bunda.
"Kayaknya pulang deh bun. Soalnya Mark nggak ngeliat batang idungnya dari tadi. Kalau nginep di rumah pasti Kak Jae udah bangun."
Bunda mengangukkan kepalanya. "Kamu kenapa dek? Kok tumben ndusel-ndusel sama bunda kayak gini?"
"Bun, adek lagi bingung."
"Bingung kenapa? Soal Yeri?"
Mark mendecak. "Ih bunda! Bukan lah. Yeri mulu yang dibahas."
"Terus apa dong kalau bukan soal Yeri?"
"Bun, wajar nggak sih kalau adek masih bingung mau jadi apa? Disaat temen-temen adek udah nentuin mau kuliah dimana, ngambil jurusan apa, adek malah masih bingung."
Bunda tersenyum melihat putra bungsunya. "Wajar kok, kakak kamu aja sampe berkali-kali ganti pilihan jurusan. Masih ada waktu kok, adek pikirin aja baik-baik."
"Bunda sama ayah nggak pengen adek jadi dokter? Temen-temen adek banyak yang pengen jadi dokter karena tekanan orang tuanya. Orang tua mereka bilang bangga banget kalau punya anak dokter."
Bunda mengelus kepala Mark. "Bunda sama ayah nggak mau maksa kamu. Bunda sama ayah bangga kalau kamu bisa sukses di profesi yang memang kamu inginkan. Bunda sama ayah selalu dukung adek, selagi itu memang masih di jalan yang positif."
"Ah, bunda!!!"lelaki itu memeluk bundanya erat. "Mark sayang bunda."
Sang bunda terkekeh. "Kalau sayang, bangunin kakak-kakaknya, kita sarapan bareng."
"Bunda bisa aja. Iya-iya, ini adek ke atas dulu deh bangunin mereka semua."
Ketika Mark baru aja menaiki tangga, tiba-tiba dia tercengang melihat Yoona yang sudah rapi dengan stelan olahraganya. "Kak? Mau kemana? Tumben pagi-pagi udah pake stelan olahraga begitu?"tanya Mark heran.
"Mau perang. Ya mau olahraga lah, baby lion."jawab Yoona sembari mengacak-acak rambut Mark.
"Bun, kakak ke Sapar dulu ya, mau olahraga pagi."pamit Yoona yang meraih tangan bundanya lalu mencium tangan bunda.
"Ini nggak salah? Sama siapa perginya? Sama Jaehyun?"
"Iya. Ya udah ya, kakak berangkat dulu."balas Yoona dengan terburu-buru sebelum ditanya macem-macem.
"Bun, ada yang aneh deh sama Kak Yoona."ujar Mark. Mark bahkan masih diam ditempatnya. Masih terlalu syok melihat kakaknya pagi-pagi gini udah bangun, rapi, mana mau pergi olahraga. Bukan Yoona banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Veni, Vidi, Amavi
Fanfiction[COMPLETED]-We came, We saw, We loved - Karena kita berputar pada satu poros yang sama, dihubungkan oleh suatu benang merah yang sama.