"Lho, si adek mana?" Yoona heran saat dia ke meja makan, dia nggak ngeliat Mark disana. Biasanya dia selalu ada di meja makan lebih dulu dari kakak-kakaknya.
"Kayakya masih rada nggak enak badan deh dia."jawab Taeyong sembari menaruh makanan di meja makan.
"Serius lo, Yong?"
Taeyong mengangguk.
Yoona yang baru aja duduk langsung beranjak dari tempat duduknya. Perempuan itu berniat menyusul Mark dan memastikan kondisi adiknya itu. Tapi baru aja beberapa langkah, mereka semua ngeliat Mark yang lagi turun dari tangga.
"Lo masih nggak enak badan? Muka lo pucet banget."tanya Jin.
"Ya gitu deh."jawab Mark lesu.
Yoona memegang kening Mark. "Ini badan lo panas! Udah nggak usah sekolah!"
"Gue ada ulangan fisika, kak." Mark kini duduk di meja makan.
Berbeda dari biasanya, meja makan keluarga Bratajaya kini lebih sepi dari biasanya. Ayah dan bunda lagi pergi ke luar kota karena ada kerabat dekatnya yang meninggal dunia. Kalau Heechul lagi ada di Jakarta, lagi mau ketemu sama investor yang tertarik sama bisnis café nya. Jadi di meja makan cuma ada Jin, Yoona, Taeyong dan Mark.
"Ulangan kan bisa susulan."ucap Yoona.
"Males gue kalau susulan."
Yoona memicingkan matanya. Tanda bahwa dia nggak setuju sama ucapan Mark.
"Paling gue ngikut ulangan doang kalau masih nggak enak badan gue diem aja deh di UKS. Lagian gue cuma anget dikit doang, selow kali kak."kata Mark berusaha meyakinkan Yoona.
Meskipun Yoona keliatan cuek banget sama orang lain, tapi kalau sama keluarganya beda cerita, apalagi sama si bungsu. Yoona gampang khawatiran banget.
"Ya udah, tapi hari ini lo nggak boleh bawa motor. Biar gue yang anter jemput nanti. Kalau lo nggak kuat, bilang. Gue nanti ke sekolahan lo."kata Yoona.
"Iya kakak gue yang paling cantik."balas Mark sambil tersenyum. "Eh tapi jangan bilang ayah sama bunda dulu ya, takutnya pada khawatir, apalagi bunda."
"Iya. Ayo sarapan dulu. Chef Jin udah masak nih, enak banget pasti. Terutama lo, Mark. Makan yang banyak."kata Jin.
***
"Pagi Kak Jae!"sapa Mark. Seperti biasa, Jaehyun udah nunggu di teras kediaman Bratajaya kalau lagi ada ayahnya di rumah. Kalau nggak ada ya udah pasti ikut sarapan bahkan nginep di kediaman Bratajaya yang udah jadi rumah keduanya.
"Pagi, Mark. Muka lo ko pucet gitu?"tanya Jaehyun.
"Nggak enak badan dia. Udah gue suruh istirahat di rumah tapi batu banget maksa sekolah."lapor Yoona.
Jaehyun tersenyum, lelaki itu mengusap kepala Mark untuk beberapa saat. "Duh adik ipar gue rajin banget sekolahnya sampe nggak mau bolos."
"Jae, anter Mark dulu ke sekolah ya, nggak apa-apa kan? Gue nggak ijinin dia bawa motor. Jadi berangkat sama pulangnya kita yang jemput. Bisa?"pinta Yoona.
"Bisa dong. Yuk naik, keburu makin macet nanti malah telat."jawab Jaehyun.
Yoona membukakan pintu untuk Mark sebelum dia masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil Yoona terus aja ngoceh nasihatin Mark. Buat nggak terlalu aktif lah, istirahat yang cukup lah, makan yang banyak lah. Pokoknya sampai mulut Yoona berbusa dan Mark cuma iya-iya aja nanggepinnya. Kalau si supir ganteng sih sesekali mandang Yoona terus senyum sendiri. Yoona memang punya cara tersendiri untuk menunjukkan perhatiannya pada orang yang ia sayangi. Ya sambil berharap suatu saat Jaehyun juga ingin menjadi orang yang Yoona sayangi dan diperhatikan oleh perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Veni, Vidi, Amavi
Fanfiction[COMPLETED]-We came, We saw, We loved - Karena kita berputar pada satu poros yang sama, dihubungkan oleh suatu benang merah yang sama.