Bagian 1

3.2K 333 99
                                    

"Na!!! Yoona!!! Buruan dong, nanti telat nih."

"Iya sabar dikit kenapa sih? Bentaran lagi juga selesai."balas Yoona yang sama-sama berteriak membuat keributan di kediaman Bratajaya. Padahal masih subuh lho ini.

"Yoona, sumpah ya mesti berapa kali gue teriak supaya lo turun sekarang juga!"teriaknya lagi. Kenalin, cowok yang teriak-teriak bikin kuping sakit itu adalah kembaran Yoona, Jin.

"Oh my god, berisik banget masih subuh juga emangnya rumah ini hutan, apa?!!! Ganggu tidur ganteng gue aja."teriak Mark, anak bungsu keluarga Bratajaya.

"Solat subuh bukannya tidur lagi."nasihat Heechul pada adiknya yang baru aja narik selimut.

"Masih sleepy sleepy nih gue bang. Emang abang udah solat?"tanya Mark dengan nada ogah-ogahan. Masih ngantuk banget dia. Sebenernya dia masih bisa tidur setengah jam lagi baru siap-siap ke sekolah. Tapi gara-gara kakak-kakaknya yang berisik terpaksa dia harus bangun.

"Udah lah, calon imam yang baik gue tuh. Solat tepat waktu."jawab Heechul.

"Hilih whatever, nggak percaya gue. Beresin noh skripsi baru jadi calon imam yang baik."ledek Mark.

"Gue nggak denger, gue nggak denger."ucap Heechul sambil menutup kupingnya dan pergi dari kamar Mark.

"Iya gue turun nih, gue turun!"ucap Yoona lalu mempercepat kegiatan menyisir rambutnya. Setelah itu ia mengambil tas dan berlari secepat mungkin ke bawah sebelum monster jelek yaitu kembarannya melenannya hidup-hidup. Bohong deng, kembaran Yoona itu ini ganteng banget. Nggak percaya? Awas nanti pingsan kalau liat dia langsung. Cuma Yoona sebel aja sama dia makanya suka bilang monster jelek.

"Ya ampun, Yoona! Jangan lari-lari napa, jatoh tau rasa."ucap Heechul yang hampir aja tabrakan sama Yoona yang lagi lari-lari kayak yang kebelet.

"I'm here!!! I'm here!!!"lagi-lagi Yoona berteriak. Bunda sampe menutup telinga gara-gara teriakkan anak perempuan satu-satunya itu yang bikin sakit telinga sedangkan ayah cuma bisa geleng-geleng kepala. Entah ngidam apa istrinya dulu sampe-sampe dia melahirkan anak perempuan seperti Yoona.

"Anjir ya lo, mau ngospek apa mau ke Mall sih? Lama banget dandannya. Lo tuh tatib mana ada tatib telat. Nggak malu apa sama maba?"omel Jin.

Yoona menjadi bagian Tatib alias tata tertib, bisa juga disebut komisi disiplin yang memastikan semua panitia maupun peserta mematuhi peraturan yang ada, mengamankan keadaan agar acara terlaksana sesuai dengan rencana, dan pastinya kerjaannya marahin maba kalau mereka salah, ya kurang lebih begitu. Cocok banget soalnya Yoona galak gampang marah, mukanya Yoona gitu-gitu juga jutek kalau sama yang belum kenal atau sama orang yang menurutnya nyebelin, kecuali Jin. Sedangkan Jin menjadi wakil ketua acara penerimaan mahasiswa baru. Makanya Jin nggak enak banget kalau dia dateng mepet apalagi sampe telat.

"Berisik banget sih lo. Udah buruan ntar malah telat."

"Pagi-pagi udah ribut aja kalian berdua. Bikin solat subuh bunda nggak khusu aja."protes bunda. "Taeyong mana? Nggak bareng kalian?"tanya bunda lagi.

"Ya ampun iya Taeyong. Taeyong!!!'teriak Yoona memanggil adiknya.

"Jangan teriak-teriak bisa nggak, nak? Bunda nggak mau budek di usia bunda yang masih muda ini."ucap bunda yang berusaha sabar.

"Itung-itung cek sound, bun hehehe."balas Yoona cekikikan.

"Cek sound pala lu. Bilang ke Taeyong buruan, gue mau manasin mobil dulu."cibir Jin.

Nggak lama kemudian Taeyong pun turun dari kamarnya lengkap dengan atribut ospeknya.

"Semuanya udah lengkap, nak?"tanya bunda lagi.

Veni, Vidi, AmaviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang