Alarm ponsel Taeyong yang cukup kencang itu membuat Jaehyun membuka matanya perlahan. Berbeda dengan sang pemilik alarm, Taeyong masih aja tidur nyenyak seolah nggak ngedenger suara tuh alarm.
Jaehyun hapal bener kalau sahabatnya ini suka masang alarm banyak banget lima menit sekali. Makanya Jaehyun bangun duluan tanpa membangunkan sahabatnya itu. Nanti kalau emang nggak bangun-bangun, barulah Jaehyun bangunin Taeyong. Toh masih pagi juga, batin Jaehyun.
Jaehyun memang gampang kebangun. Beda banget sama Yoona yang sebelas dua belas aja sama Taeyong. Jaehyun tersenyum ketika melewat ke kamar Yoona, suara alarm ponsel perempuan itu beradu dengan suara alarm Taeyong. Tapi ya bukan Yoona namanya kalau nggak kebluk.
Ketika Jaehyun ke lantai satu, dia sudah mendengar suara-suara berisik di dapur. Siapa lagi kalau bukan bunda kece yang lagi masak menyiapkan santapan sahur. Dan disana baru ada bunda sendiri. Maklum masih jam tiga pagi. Biasanya bunda membangunkan anak-anaknya jam setengah empat. Sedangkan sang suami lagi sholat sunat.
"Masak apa bun?"tanya Jaehyun.
Bunda menoleh ketika mendengar suara Jaehyun. "Eh Jaehyun? Udah bangun aja jam segini. Bikin sayur sop. Si bungsu suka pengen yang berkuah buat sahur. Biar cepet katanya makannya."jawab bunda.
"Hehe iya bun, kebangun alarm-nya Taeyong. Sini bun, Jaehyun bantu ya." kata Jaehyun yang dengan gesitnya membantu bunda.
"Duh, makasih lho, Jae. Dia mah gitu. Alarm bunyi tapi yang punya malah asyik tidur."ungkap bunda sambil geleng-geleng kepala. "Semua anak bunda mah begitu. Heran, padahal ayah sama bunda nggak ada yang kebluk. Coba aja anak bunda satu aja ada yang kayak kamu, gesit. Seneng deh."
Jaehyun terkekeh. "Bunda bisa aja. Kalau jadi menantu mau nggak bun?"
Bunda pun tertawa. "Kalau Yoona nya mau sih bunda seneng aja. Kamu emang pengen banget nikah sama Yoona? Yoona galak lho, Jae, suka marah-marah, pemales buat ukuran perempuan, masak aja nggak becus."
"Yoona berarti cocoknya cuma sama Jae bun, biar saling melengkapi. Kalau udah jadi istri nggak akan males lagi, apalagi kalau udah jadi ibu. Jaehyun yakin. Soal masak Jaehyun kan bisa. Nanti Jaehyun ajarin masak pelan-pelan pasti Yoona juga bisa. Kalau marah-marah gitu gampang bisa diatur."
"Kamu ini bisa aja. Jago ngeles kayak papa kamu."ledek bunda.
"Hehehe nggak ngeles bun."elak Jaehyun. "Doain ya, bun. Biasanya doa dari seorang ibu kan suka lebih mantul."
"Insyaallah, yang terbaik aja buat kalian berdua."tutur bunda. "Oh ya, kamu kalau lagi puasa gini suka pengen makan apa gitu? Buat sahur atau buka puasa? Biar bunda siapin."tanya bunda.
"Hmm apa ya?" Jaehyun bingung. Meskipun sebenarnya masakan yang paling ia rindukan adalah masakan mamanya sendiri. "Nggak ada, bun. Jaehyun makan apa aja kok, nggak suka pilih-pilih."
"Serius? Anak bunda mah banyak banget request-annya."keluh bunda sambil terkekeh.
"Emang apa aja, bun?"tanya Jaehyun penasaran. Sekalian mancing-mancing bunda sih, biar dia lebih tau apa yang Yoona suka. Bucin? Bodo amat. Jaehyun emang sebucin itu sama Yoona.
Bunda yang emang pada dasarnya bawel dan seneng cerita pun menjawab pertanyaan Jaehyun dengan antusias. "Si abang seneng banget sama kolak pisang. Kalau Kak Jin, menu favoritnya itu sop buah. Nih kalau Kak Yoona, cantik-cantik gitu demennya makan gorengan bala-bala buatan bunda. Katanya bala-bala buatan bunda bala-bala terenak sedunia."
"Bala-bala? Bakwan gitu bun maksudnya?"tanya Jaehyun sambil senyum-senyum. Nggak nyangka aja ternyata menu wajib buka puasa bagi Yoona adalah gorengan bala-bala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Veni, Vidi, Amavi
Fanfiction[COMPLETED]-We came, We saw, We loved - Karena kita berputar pada satu poros yang sama, dihubungkan oleh suatu benang merah yang sama.