"Si Jae lama bener deh udah laper ini."celetuk Jin sembari memegang perutnya. "Ngambil jaketnya di Afrika kali ya, jadi lama."
Yoona juga heran, katanya cuma ngambil jaket bentaran doang di mobil tapi kok selama ini.
"Gue susul deh takut kenapa-napa."ujar Yoona.
"Cie yang khawatir."ledek Taeyong.
"Apaan sih, orang gue nungguin nasi gorengnya juga."bantah Yoona.
"Lah kakak kan udah makan. Apa tadi nggak makan?"tanya Mark.
Yoona merutuk dalam hati. "Mampus, salah ngomong gue." Yoona pun buru-buru keluar dari kamar itu sebelum diledek habis-habisan oleh keempat lelaki paling rese itu.
Di dekat lift, Yoona melihat ada Jaehyun disana sedang berdiri berhadapan dengan seorang wanita yang Yoona sendiri nggak tau siapa. Yoona hanya bisa melihat punggung wanita itu. Yoona kemudian bersembunyi di dekat tembok. Dia cukup penasaran, siapa wanita itu? Mengapa raut wajah Jaehyun dingin dan menyeramkan seperti itu? Seumur-umur ia mengenal Jaehyun, Yoona tak pernah melihat wajah Jaehyun seseram dan sedingin itu.
"Jeffrey."ulang wanita itu yang semakin mendekat. Sedangkan Jaehyun, semakin wanita itu mendekat, Jaehyun semakin melangkah mundur ke belakang menjauhi wanita itu.
"Jangan mendekat!" Wanita itu malah semakin mendekat. "Saya bilang jangan mendekat!"intonasi Jaehyun meninggi membuat wanita yang ada di hadapannya berhenti.
"Ini mama, nak."suara wanita itu begitu parau.
"Maaf saya nggak kenal dengan anda. Mama saya udah nggak ada. Anda salah orang."ucap Jaehyun dengan dinginnya.
Yoona membekap mulutnya sendiri. Dia mendengar jelas percakapan kedua orang itu. Hingga Yoona berasumsi bahwa wanita yang sedang bersama Jaehyun itu adalah ibunya Jaehyun. Mendengar wanita itu menyebut dirinya mama, meskipun Jaehyun membantahnya.
Ketika Jaehyun meninggalkan wanita itu, Yoona yang tak ingin diketahui keberadaannya buru-buru balik badan dan kembali masuk ke ruang rawat Mark.
"Lo kenapa, Na?"tanya Heechul yang terkejut melihat Yoona masuk tiba-tiba.
"Nggak apa-apa. Bentar lagi Jae kesini kok."jawab Yoona yang menarik kursi lalu duduk di dekat Mark.
"Serius nggak apa-apa, kak?" Mark merasa tak yakin dengan kakaknya.
Yoona mengangguk pelan.
"Sorry, lama ya?" seperti yang dikatakan Yoona, Jaehyun akhirnya datang juga. "Ini nasi gorengnya. Yang disobek punya Taeyong, pedesnya dikit, sisanya pedes."
"Makasih ya, Jae."ungkap Heechul.
"Widih udah hapal bener, ya. Pantes aja bunda selalu bilang lo mantu idaman." Jin menepuk pundak Jaehyun.
Yoona begitu memperhatikan wajah Jaehyun. Raut wajah lelaki itu benar-benar berbeda drastis dengan ketika ia lihat di luar tadi. Jaehyun kembali menjadi Jaehyun yang ceria dan hangat seperti biasanya.
"Iya dong, mantu sama suami idaman. Ya nggak, Na?"ucap Jaehyun. "Kenapa, Na? Lo masih laper? Mau makan lagi?"tanya Jaehyun ketika Yoona terlihat tak fokus.
"Hng? Nggak kok. Udah kenyang."jawab Yoona.
"Kalau laper bilang. Nanti kita keluar cari makan."lanjut Jaehyun sembari terseyum.
Yoona memang tak tau, bagaimana Jaehyun berusaha menahan perasaanya yang begitu campur aduk dan tak karuan itu. Sebelum masuk ke dalam, Jaehyun menarik nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya sesaat. Lelaki itu tak boleh menunjukkan bahwa ia sedang tak baik-baik saja, tidak di depan Yoona. Yoona dan keluarganya sedang membutuhkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Veni, Vidi, Amavi
Fanfiction[COMPLETED]-We came, We saw, We loved - Karena kita berputar pada satu poros yang sama, dihubungkan oleh suatu benang merah yang sama.