Bagian 4

2K 332 118
                                    

"Kak Yoona!"panggil Mark yang membuyarkan semua lamunannya. Iya, Yoona sempet ngelamun setelah baca surat dari Jaehyun. Jujur aja, diluar ekspektasi Yoona. Dia ngiranya isi surat Jaehyun bakal panjang banget dan berisi gombalan-gombalan receh. Taunya dia salah. Singkat, padat, jelas, dan ngena banget.

"Kak Yoona kata bunda buruan sarapan. Dipanggilin dari tadi nggak nyaut mulu."ucap Mark lagi. "Kenapa sih?"tanya Mark yang mendekati kakaknya untuk mencari tahu. "Wih baca apaan tuh?"tanya Mark yang sadar kakaknya sedang membaca sesuatu.

Sontak Yoona langsung menyembunyikan surat dari Jaehyun dipunggungnya.

"Kepo banget sih anak kecil! Iya nanti gue ke bawah."balas Yoona.

Mark menyipitkan matanya dan dengan jurusnya berhasil merebut surat yang Yoona sembunyikan lalu dengan kilatnya kabur sebelum Yoona merebut kertas itu kembali.

"BUNDA AYAH KAK YOONA DAPET SURAT CINTA!!!!"teriak Mark sambil berlari sesegera mungkin ke meja makan.

Dari meja makan ayah terlihat memegang kupingnya. "Untung udah biasa."gumamnya sambil kembali menyeruput kopinya.

"MARKONAH!!!!! Balikin kertas gue!"teriak Yoona kesal sembari mengejar si bungsu.

Mark pun langsung bersembunyi di dekat belakang bunda.

"Mana sini gue liat."ujar Heechul. Mark pun menurut dan memberikan surat itu pada abangnya. "Ehm ehm." Heechul berdeham sebelum membaca surat itu. Sedangkan Yoona menutup mukanya karena nggak kuat menahan malu mengingat isi surat pemberian Jaehyun. "Untuk Alana Ayunarindya Bratajaya. Cinta itu seperti perang, mudah dimulai tapi sulit untuk diakhiri. Ketika pertama kali aku menatap mata rusamu itu, aku tau disaat itulah aku siap untuk berperang. Jeffrey Hutama Reynand."ucap Heechul yang membacakan surat itu dengan penuh penjiawaan yang luar biasa.

Bunda langsung tepuk tangan disusul ayah dan Mark, Jin dan Taeyong saling bertatapan awkward kemudian mereka berdua ikut tepuk tangan.

"Wah puitis dan romantis sekali."puji bunda. "Ayah mah mana pernah bikin surat yang isinya bagus kayak begitu. Yang ada cuma lawakan yang sama sekali nggak lucu."keluh bunda.

"Tanpa harus puitis begitu bunda tetep jatuh cinta ini sama ayah."balas ayah.

"Apaan sih orang semua panitia dapet surat begituan, Itu mah cuma bercandaan, cuma iseng belaka. Jin juga dapet."ungkap Yoona.

"Ngeri juga tuh maba nggak nyangka gue. Nggak bun, yah, tuh maba serius ngedeketin Yoona dari pas ospek kemarin."ujar Jin. Yoona menginjak kaki Jin saking sebalnya. Lemes banget sih mulutnya batin Yoona.

Taeyong nggak berkomentar apa-apa. Dia lagi mikir dan nginget-nginget, Jeffrey itu apakah Jeffrey yang selama ini dia kenal?

Siang harinya, bunda mengajak Yoona, Taeyong dan Mark untuk berbelanja. Padahal baru minggu lalu Yoona menemani bundanya belanja bulanan.

"Mas Taeyong yang nyetir ya."ujar bunda.

"Oke ibunda ratu."balas Taeyong. Mark duduk di depan sedangkan bunda dan Yoona duduk di tengah. Baru aja naik mobil Yoona langsung konekin bluetooth mobil ke ponselnya untuk mendengarkan lagu-lagu kpop kesukaan Yoona. Mumpung nggak ada Heechul atau Jin. Kadang kalau ada mereka Yoona suka nggak boleh denger lagu kesukaannya.

Yoona itu kpopers sejati dari jaman SMP yang cuma tau Super Junior sama SNSD sampai sekarang demen banget sama dede dede gemes kpop generasi ketiga.

"Kak ih nggak bosen apa kokoreaan melulu?"tanya bunda.

"Nggak dong, bun."balas Yoona sambil joget-joget. Sampe hafal banget gerakannya.

"Malu sama umur. Pantesan nggak dilirik Bang Chan."ledek Taeyong.

Veni, Vidi, AmaviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang