"Na, lo mau gue temenin apa gimana?"tanya Eunwoo.
"Gue sendiri aja nggak apa-apa kok. Lo balik aja ke sekre. Lagi pada sibuk juga kan disana. Kasih tau juga ke anak-anak buat nggak usah pada panik sama beresin aja kerjaannya masing-masing."jawab Yoona.
"Yakin?"
Yoona mengangguk. "Yakin. Lagian gue cuma nungguin dia sampe siuman aja."
"Oke deh kalau gitu."
"Woo, sorry ya, tadi gue marah-marah nggak jelas sama lo, sama anak-anak medik. Sumpah gue panik banget." Yoona ngerasa nggak enak banget jadinya. Yoona bener-bener kelepasan saking paniknya.
Eunwoo tersenyum. "Selow. Lo tenang aja, Na. Jaehyun nggak apa-apa kok. Paling tangannya agak sakit aja. Cuma nggak parah. Nggak tau juga deh kenapa dia pake pingsan segala. Ya mungkin karena syok kali ya."
"Mungkin. Nggak tau juga deh gue."
"Lo sesayang itu ya sama Jaehyun?"
Yoona menoleh pada Eunwoo. "Apaan sih? Ngawur."
"Keliatan kali, Na." Eunwoo tertawa kecil. "Sebagai mantan pdkt-an lo dan sebagai cowok yang memang masih naro hati sama lo, gue rela kok kalau misalnya lo sama Jaehyun. Dia baik, Na. Dia keliatan sayang banget sama lo dan ya...gue akui dia rela berjuang mati-matian demi lo. Nggak kayak gue."
Eunwoo pun menepuk pundak Yoona. "Ya udah, gue balik ke sekre ya. Kalau ada apa-apa kabarin aja gue."
"Thanks."balas Yoona.
Setelah Eunwoo dan beberapa anak medik lainnya pergi, Yoona masuk ke dalam ruangan dimana Jaehyun masih terbaring tak sadarkan diri. Yoona duduk di dekat Jaehyun.
"Bangun dong, Jae. Apaan sih pake acara pingsan-pingsan segala? Gue khawatir tau."ucap Yoona. "Lo baik-baik aja kan? Nggak lucu aja kalau lo mati cuma gara-gara gitu doang. Katanya lo nggak akan mati dulu. Katanya kan mau nikah dulu sama gue. Gue juga kan belum sempet bilang kalau gue tuh sebenernya..."
"Jadi lamaran gue diterima nih?"
Yoona kaget dong tiba-tiba denger suara Jaehyun. Mata Jaehyun masih terpejam tapi Yoona tau banget kalau itu suara Jaehyun. Apa dia cuma berhalusinasi?
"Kok nggak diterusin?"Jaehyun kini membuka matanya.
"Lo denger tadi gue ngomong apa?"tanya Yoona dengan hati-hati.
"Denger. Tapi ada kalimat yang ngegantung gitu tadi. Lanjutin dong."jawab Jaehyun sembari tersenyum menggoda Yoona.
"Anjir. Mampus, aja."batin Yoona. "Apa jangan-jangan lo pura-pura pingsan lagi??"
Jaehyun cuma tersenyum. Dari senyum Jaehyun, Yoona bisa menebak kalau lelaki itu cuma pura-pura pingsan.
"ANJIR TEGA BENER LO NGERJAIN GUE!!"amuk Yoona yang saking kesalnya mencubiti Jaehyun.
"Aduh, Na sakit tau. KDRT nih parah sama calon suami. Sumpah kalau tangan beneran sakit, Na."ringgis Jaehyun. "Lo gendutan ya? Kalau dibandingin sama taun lalu pas gue nyelametin lo dari bola basket sama pas barusan kerasa banget lo lebih berat."
"JAEHYUN!!!"pekik Yoona.
Jaehyun pun menarik Yoona ke dalam pelukannya. "Cie yang khawatir. Cie yang takut kehilangan. Cie yang ternyata mau nikah sama gue."
"Nggak lucu. Lepasin." Yoona berusaha melepas pelukan Jaehyun.
"Diem dulu. Masih pengen meluk, bentar aja. Gue capek banget, Na. Lo juga pasti capek. Katanya kalau meluk orang yang kita sayang, rasa capek itu bisa berkurang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Veni, Vidi, Amavi
Fanfiction[COMPLETED]-We came, We saw, We loved - Karena kita berputar pada satu poros yang sama, dihubungkan oleh suatu benang merah yang sama.