"Coba dicek lagi barang bawaannya. Ada yang ketinggalan nggak? Jangan sampai ada yang tertinggal."ucap ayah ketika seluruh anggota keluarga Bratajaya selesai dengan kegiatan sarapan paginya.
Heechul pun membuka map yang berisi berkas-berkas perskripsiannya. "Udah yah, kayaknya udah masuk semua."
"Tenang ya bang, jangan tegang. Jangan lupa baca doa dulu sebelum mulai."nasihat bunda.
"Siap. Doain abang ya, ayah, bunda, adik-adik gue tersayang."
"Semoga lancar jaya kek jalan tol ya bang!"ucap Mark.
"Semangat bang, nggak usah tegang. Muka lo nggak cocok tegang-tegang begitu."susul Taeyong.
"Semangat bang! Bisa lah, tinggal jawab aja kan? Cincay lah."kata Yoona.
"Lo pasti bisa bang. Ya kalau nggak bisa tinggal jawab pake jurus andalan aja, bang."kata Jin.
"Memang ada jurusnya ya?"tanya bunda.
"Ada dong bun. Jurus hehehehehe namanya."jawab Jin.
"Hah? Jurus hehehehe?"tanya ayah bingung.
"Ya iya, kalau nggak bisa tinggal cengengesan aja yah terus bilang, maaf pak, bu saya lupa, hehehehehe."jelas Jin sambil cengengesan.
"Yeu itu sih elo kalau lagi presentasi."ledek Heechul.
"Nanti beres kelas gue langsung ke tempat sidangnya ya, bang. Kebetulan banget pagi ini gue cuma ada kelas satu matkul terus lanjut kuliah ntar siang."ucap Yoona.
"Gue agak telat ya, bang. Ada kelas nih dosennya killer nggak bisa bolos gue."kata Jin. "Jatah bolos gue tinggal sikit bang."bisik Jin hati-hati. Takut kedengeran ayah sama bunda. Bisa habislah dia kalau ketauan dan kalau udah ketauan ucapkan selamat tinggal kepada uang sakunya yang tercinta.
"Gue juga nyusul ya, bang."susul Taeyong.
"Bun, Mark hari ini bolos aja ya? Mau dateng ke sidangnya Bang Heechul."
"Eh enak aja. Mau dijewer kamu? Nggak bisa. Kamu harus sekolah!"larang bunda.
"Ah bunda mah nggak asik."keluh Mark.
"Bang, maaf ya ayah sama bunda nggak bisa dateng ke kampus."ucap ayah dengan wajah dan nada bicara yang menunjukkan bahwa ayah merasa bersalah dan nggak enak terhadap anak sulungnya itu.
Heechul pun tersenyum. "Nggak apa-apa lagi yah, bun. Lagian malu ih kalau ayah sama bunda pada dateng. Orang cuma sidang doang. Nanti aja datengnya pas wisuda."
"Ya udah gih kalian semua berangkat nanti terlambat. Hati-hati kalian di jalan, jangan ngebut. Terutama kamu, bang."kata bunda.
"Siap ibunda ratu!"ucap kelima anak-anak kesayangan bunda dengan kompaknya. Lalu mereka semua berpamitan pada ayah dan bunda.
"Pagi ayah, pagi bunda."sapa Jaehyun. Lelaki itu baru aja ngeluarin mobilnya dari garasi. Setelah mengeluarkan mobilnya Jaehyun langsung ke kediaman Bratajaya.
"Pagi Jaehyun."balas ayah dan bunda dari depan rumah mereka.
"Pagi Yoona."sapa Jaehyun sembari tersenyum.
"Hmm."balas Yoona. Yang disapa malah nggak senyum sama sekali.
"Oh jadi Kak Yoona doang yang disapa?"protes Mark.
"Pagi adek kesayangan gue."lanjut Jaehyun sembari mengacak-ngacak rambur Mark.
"Dih tumben nggak ngambek. Biasanya lo ngambek kalau mau sekolah rambutnya diacak-acak sama gue."ucap Yoona nggak percaya.
![](https://img.wattpad.com/cover/171536860-288-k20685.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Veni, Vidi, Amavi
Fanfiction[COMPLETED]-We came, We saw, We loved - Karena kita berputar pada satu poros yang sama, dihubungkan oleh suatu benang merah yang sama.