Bagian 24

1.5K 236 106
                                        

Yoona terkejut bukan main. Melihat Jaehyun yang tiba-tiba memeluknya dan lelaki itu kini terisak dalam pelukannya.

"Iya, gue nggak akan ninggalin lo."ucap Yoona yang sebenarnya nggak ngerti Jaehyun kenapa. Tapi demi menenangkan Jaehyun, akhirnya Yoona berkata seperti itu. Yoona pun mengusap punggung Jaehyun, berharap kondisinya semakin membaik.

"Apapun itu, lo tenang ya. Itu semua cuma mimpi buruk lo. Everything's gonna be alright. Percaya sama gue."ucap Yoona yang dia sendiri nggak ngerti kenapa dia ngomong kayak gitu ke Jaehyun. Setelah isakan Jaehyun mereda, Yoona melepas pelukan lelaki itu perlahan. Yoona memegang kening Jaehyun, panasnya belum turun. "Lo demam, minum obat dulu ya udah gitu tidur."

Jaehyun menggelengkan kepalanya. Kepalanya memang terasa pening saat ini. Namun ia tak membutuhkan obat. Yoona sudah cukup baginya.

Jaehyun mengontrol nafasnya. Lagi-lagi ia bermimpi buruk. Belakangan ini potongan-potongan memori yang sangat ingin dihapus dari ingatannya muncul sesuka hati ke dalam mimpinya. "Maafin gue ya, Na."

"Nggak apa-apa. Kalau nanti pagi lo masih sakit, lo harus ke dokter. Sekarang tidur, biar gue kompres lagi."ucap Yoona sembari tersenyum.

Jaehyun mengangguk. Membiarkan Yoona mengompres keningnya. Dia benar-benar merasa tak berdaya saat ini. Lelaki itu memejamkan matanya dan berusaha kembali tidur. Namun tak semudah itu, potongan-potongan kenangan buruk itu kini menghantuinya.

***

"Lho Kak Taeyong???"tanya Mark kaget menemukan kakaknya tidur disebelahnya. "Kok tidur disini?"

Suara Mark mengganggu tidur pulas Taeyong sehingga lelaki itu menggeliat lalu membuka matanya perlahan. "Lo kan semalem bukain pintu kamar, terus gue masuk. Nggak inget?"balas Taeyong sembari menggosok-gosok matanya.

"Nggak."jawab Mark. Bocah itu mungkin membuka pintu kamarnya dalam keadaan setengah sadar dan dia mengira kalau itu mimpi. "Lo kenapa tidur di kamar gue?"tanya Mark lagi.

Sadar akan alasannya tidur di kamar Mark, Taeyong langsung pergi ke kamarnya. Di bukanya pintu kamar miliknya itu pelan-pelan. Seulas senyum terpancar di wajah lelaki itu ketika melihat kakaknya yang tertidur disamping ranjang. Kakaknya menjaga Jaehyun semalaman sampai perempuan itu tertidur.

"Lho??"kata Mark yang terkejut dengan apa yang dia lihat. Taeyong yang baru sadar kalau adiknya itu membuntutinya, langsung membekap mulut Mark supaya dia nggak bersuara dan membangunkan dua orang yang sedang tertidur lelap.

"Jangan berisik."bisik Taeyong dan Mark mengangguk dengan mulut yang masih dibekap Taeyong.

Ketika kakaknya melepas bekapan itu, Mark kembali ke kamarnya.

"Mungkin ini yang dinamakan bencana membawa berkah."ucapnya pelan sembari tersenyum.

Nggak lama, Mark kembali dengan membawa ponselnya.

"Mau ngapain lo?"tanya Taeyong pelan.

Mark nggak menjawab, bocah itu diam-diam mengarahkan kamera ponselnya pada dua orang yang sedang tertidur pulas, siapa lagi kalau bukan Yoona dan Jaehyun. Ya, si iseng Mark mengabadikan momen yang sedang dilihatnya ini. Dia memotret Yoona dan Jaehyun.

"Buat kenang-kenangan."ucap Mark pelan sambil cekikikan. "Tuh kan serasi banget mereka tuh."

"Ckckckc. Ada-ada aja ya kelakuan lo. Udah balik ke kamar. Subuh dulu, berjamaah sama gue."ujar Taeyong sambil menarik adiknya.

Sang mentari mulai menyapa, sinarnya mulai masuk memenuhi sudut kamar Taeyong, membuat perlahan mata Jaehyun terbuka. Senyuman manis terpancar di wajah pucat Jaehyun ketika melihat Yoona. Yoona tertidur di samping ranjang dengan kening yang bertumpu pada kedua tangannya yang terlipat itu.

Veni, Vidi, AmaviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang