Pernikahan, bagi banyak orang pernikahan merupakan salah satu impian, namun tak sedikit dari mereka yang menganggap bahwa pernikahan merupakan sebuah momok yang menakutkan. Karena pernikahan sejatinya menyatukan dari yang tadinya dua menjadi satu. Sebuah akad yang sangat sakral dan mengikat kedua insan dalam sebuah janji. Janji sehidup semati membangun bahtera rumah tangga bersama, selamanya.
Bagi Yoona pernikahan merupakan keduanya. Tentu saja sejak kecil ia memiliki imajinasi mengenai pernikahan impiannya. Ia pernah terpukau melihat sebuah acara pernikahan megah di layar televisi. Sehingga pernah ketika sang ibu bertanya padanya, cita-citanya ingin menjadi apa Alana Ayunarindya Bratajaya kecil dengan lantang menjawab bahwa ia ingin menjadi menantu presiden dan ingin pernikahannya megah dengan prosesi pedang pora.
Yoona ketika masa-masa remaja menuju dewasa sama seperti kebanyakan perempuan pada umumnya, yang ingin menikah saja dikala keadaan sedang sulit. Ingin melarikan diri dari tugas-tugas kuliah atau dari stress-nya bekerja dan mencari uang. Seolah-olah pernikahan merupakan solusi dari segala masalah hidup.
Namun semakin ia beranjak dewasa, Yoona menyadari bahwa pernikahan itu menakutkan. Sekalipun ia sudah memiliki sosok lelaki yang ingin ia jadikan pasangan seumur hidup. Lelaki yang ia inginkan untuk menjabat tangan sang ayah ketika akad pernikahan dilangsungkan. Ialah Jaehyun, lelaki yang begitu sabar dan tulus mencintainya tanpa syarat.
Sekalipun Yoona yakin akan cinta Jaehyun padanya, Yoona masih memiliki keraguan. Tak sekali Jaehyun membahas soal pernikahan dengannya, karena sejak awal Jaehyun menjalin hubungan dengan Yoona, Jaehyun sudah menegaskan bahwa ia tak ingin main-main. Ia ingin serius dengan Yoona. Namun tak sekali juga Yoona menghindar. Ia ingin tetap menjalin hubungan ini mengalir seperti air, tanpa terburu-buru.
Yoona takut, bagaimana jika setelah menikah semuanya berubah? Yoona banyak mendengar cerita tentang bagaimana menakutkannya pernikahan berikut kegagalan-kegagalannya. Bagaimana jika dalam prosesnya ternyata mereka tak saling menerima? Bagaimana jika terdapat hal-hal lain yang diluar ekspektasi mereka? Karena kehidupan pernikahan tentu saja isinya bukan hanya kebahagiaan semata. Akan banyak lika-liku, bebatuan, dan rintangan-rintangan lainnya. Pernikahan itu adalah ibadah seumur hidup dan tentu saja periodenya panjang. Yang nggak bisa asal mengucap kata putus seperti saat pacaran ketika ada masalah.
Satu hari, Yoona bertanya pada sang ibu sesaat setelah Jaehyun dan Yoona sempat bertengkar karena lagi-lagi Yoona menghindar ketika Jaehyun membahas soal pernikahan dengannya. "Bun," panggil Yoona.
"Apa sih yang bikin bunda yakin kalau ayah tuh orang yang tepat buat jadi pasangan seumur hidupnya bunda?"
Bunda tersenyum mendengar pertanyaan putri satu-satunya itu. "Jawabannya simple, ya yakin aja."
Yoona tercengang mendengar jawaban singkat bundanya dan jujur, ia tak paham. Yoona merasa bahwa jawaban sang ibu itu tak menjawab pertanyaannya.
"Hal-hal yang membuat kamu ragu sama Jaehyun, coba dibicarakan. Kalau kamu terus menghindar gimana kalian bakal ketemu? Kalau nggak dibahas, gimana kamu bakal tau? Menikah itu memang bukan jawaban dari segala masalah, isinya bukan hanya tawa, tapi menjadi lembaran baru yang di dalamnya juga banyak masalah. Akan ada banyak hal yang tadinya menurut kamu sepele ketika pacaran tapi ketika menikah itu menjadi hal yang bisa menimbulkan pertengkaran besar. Sekalipun bunda dulu kenal lama sama ayah, pas nikah tetep aja tuh ada aja hal baru yang baru bunda temuin pas kita nikah. Tapi semua itu bukan masalah ketika kamu menikah dengan orang yang tepat."
"Lalu cara tau dia orang yang tepat gimana, Bun?"
"Cuma diri kamu sendiri yang tau. Jangan lupa terus berdoa supaya diberikan petunjuk dan keyakinan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Veni, Vidi, Amavi
Fanfiction[COMPLETED]-We came, We saw, We loved - Karena kita berputar pada satu poros yang sama, dihubungkan oleh suatu benang merah yang sama.