Setelah acara perkenalan tadi yang cukup panjang dan bel istirahat berbunyi, Tera dan Salma langsung menuju kantin yang berada di lantai pertama. Sedangkan kelasnya berada di lantai dua dekat lab ipa.
"Lo tadi kaget nggak Ter, ngelihat muka wali kelas kita." nadanya terdengar bercampur dengan tawa.
"Lumayan kaget sih Sal." Tera pun mulai tersenyum sendiri mengingat wajahnya.
"Alisnya anjir kek–" katanya menggantung.
"Ulet keket, kandel banget." lanjutnya.
"Hahahaha..." tawanya pecah.
Tera juga ikut tertawa mendengarnya dengan mulut mengatup.
Yang tadi masuk ke kelas adalah wali kelas X IPA 2. Nama wali kelas X IPA 2 atau kelas Tera itu Bu Nuri. Badannya sedikit berisi, kulitnya sawo matang, rambutnya disanggul tinggi, warna mukanya sangat berbeda dengan warna lehernya, bibirnya agak tebal dengan lipstik berwarna merah menyala dan alisnya tebal dengan alis berwarna coklat.
Intinya Bu Nuri itu mirip seperti ondel-ondel.
"Lo mau beli apa Ter?" tanyanya ketika mereka berdua sudah berada di kantin.
"Air mineral dingin aja Sal." jawab Tera.
"Dari kemarin kok lo cuma beli air mineral aja sih?" ucap Salma dengan dahi yang berkerut.
"Lagi menghemat aja." balas Tera dengan terkekeh.
"Bohong lo! Paling lo nggak punya uang kan buat beli makan di sini, makanya lo cuma beli air doang?" tebaknya benar dan Tera hanya mengangguk malu.
Salma menghela napas.
"Lo cari tempat duduk aja sana keburu penuh, gue mau beli makanan dulu." perintahnya.
"Aku ju–"
"Apa! Lo mau beli minum kan?"
"Iya."
"Nanti gue beliin. Udah sana! Lo cari tempat duduk." Salma mendorong bahu Tera pelan lalu dia menuju ke stand penjual makanan.
Mata Tera menangkap meja kantin yang kosong, kemudian ia berjalan menuju meja itu.
Kantin yang Tera tempati ini luas, bersih dan ada beberapa AC di tiap sudutnya. Mungkin seluruh tempat yang ada di sekolah ini terdapat AC, pikirnya.
"Ini." Salma datang dengan seorang pelayan kantin.
Pelayan itu mulai menata apa yang dibawanya, dua mangkuk mie ayam dan dua gelas jus jeruk. Setelah itu, sang pelayan pergi.
Salma menarik kursi lalu duduk di hadapan Tera.
"Makan!" ucapnya.
Tera bingung, "Itu makanan satu lagi buat siapa Salma, terus air mineral pesenanku mana?"
"Ck, itu mie ayam satunya lagi buat lo Tera. Jangan harap gue bakal beliin lo air meneral, itu gak bikin kenyang cuma bikin kembung." katanya.
"Ini buat aku Sal? Aku mana ada uang untuk bayar ini." ucap Tera.
"Gak usah bayar." balas Salma
"Aku nanti bayar kalau ada uang ya Sal, aku janji."
"Paling janji palsu." cibirnya.
"Nggak kok, beneran deh nanti aku ganti uangnya."
"Gak usah ganti." tekannya.
"Ta—"
"Tinggal di makan aja deh Ter, nggak usah kebanyakan bacot. Apa mau gue suapin, iya?" tawarnya.
"Nggak usah, makasih ya Sal." tolak Tera.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA
Teen FictionLentera Andini sosok gadis baik hati nan pekerja keras yang harus merasakan pahitnya hidup. Ayahnya menelantarkan dia begitu saja dan sering memperlakukannya dengan tidak baik. Hanya karena dia miskin orang - orang tak mau berteman dengannya. Kehid...