LENTERA || 14

43.2K 3.8K 80
                                    

"Lo beneran tadi dipilih Bu Rina buat ikut olimpiade kimia bareng Kak Devan?" cerocos Salma dengan tatapan tidak percaya.

Tera tersenyum dengan mata yang ingin menangis karena terharu, "Iya Sal."

"Ya ampun Tera lo beruntung banget ikut olimpiade bareng Kak Devan! Aaaa!" ucap Salma dengan kedua tangan yang mengguncang-guncangkan bahu Tera, kepalanya dibuat pusing.

"Kak Devan siapa Sal emangnya, kok aku nggak kenal yah?" tanya Tera merasa asing dengan nama itu, sebetulnya ia pernah mendengar nama itu tapi kapan dan di mana Tera lupa.

Plak!

Salma menggeplak bahunya, "Sakit Salma," ucapnya marasakan panas pada bahu yang tertutup baju seragam.

Salma mengambil napas panjang lalu mengeluarkannya, "Lo beneran gak kenal dia siapa?" tanyanya menuntut.

Tera menggaruk tangannya lalu kepalanya menggeleng, tersenyum kikuk.

"Astaga... Tera, dia itu partner olimpiade lo yang sejam yang lalu lo sama dia ketemu! Bisa-bisanya yah lo lupa dan orang kek gitu lo gak tahu?" gadis itu menggeleng. "Kebangetan lo yah!"

"Hehehe..." Tera meringis saat Salma menatapnya tajam.

Salma berdecak, "Okelah gue kasih tahu lebih jelasnya tentang dia. Jadi selain ketua osis dan partner olimpiade lo, Kak Devan itu anak dari pemilik sekolah ini, orangnya ganteng tapi sayang punya penyakit sariawan soalnya pendiem gitu terus cuek banget."

"Wah dia punya penyakit sariawan Sal?" ucap Tera terkejut.

"Jangan dipotong Tera, lo mah kebiasaan banget kalo ummi lagi kasih info dipotong terus." Tera mendorong pelan bahu Salma, "Kamu kok lucu sih masa ummi, hahaha..." tawanya.

Salma memutar bola mata malas, "Diem lo njeng!" Tera menurut.

"Maafin aku ummi,"

"Noh si ummi lagi di rumah lagi nyapu!"

"Lanjut nggak?"

"Bisa jadi bisa jadi,"

"Acu lo Ter."

"Lanjut lah ya, gue lagi pengen ngomong panjang soalnya." Tera mengangguk berulang kali.

"Kak Devan juga punya adik di sekolah ini kelas sebelas, anaknya nggak kalah ganteng dari Kak Devan. Selain punya adik dia juga punya kakak, intinya sempurna banget lah hidup si Devan itu. Kaya? Jangan ditanya. Keluarga? Uhh mukanya kek di negeri dongeng semua nggak ada yang bisa nandingin. Pintar? Jelas dong, orang jadi ketua osis lagipula si Devan sering ikut olimpiade dan selalu menang. Pacar? Ya jelas gak ada!!" Salma sedikit terkekeh di akhir kalimat.

"Punya tiga temen yang pastinya sama-sama ganteng. Banyak perempuan di sini dan di luaran sana yang suka sama dia, ngeidolain dia termasuk gue."

"Kamu?"

"Kenapa lo nggak suka?!" tangannya berkacak pinggang, matanya melotot.

"Nggak Sal nggak,"

"Gue saranin lo terima aja deh olimpiade itu bareng Devan, soalnya kata kakel jarang banget si Devan collab olimpiade bareng cewek. Dan lo mungkin cewek pertama dan terakhir yang bakal jadi partner si Devan." saran Salma.

"Masa sih Sal,"

"Iya lo terima aja deh, ntar kalo mau latihan ngajak-ngajak gue ya Ter." pintanya dengan berharap.

"Emang boleh ya Sal latihan olimpiade ngajak orang yang gak berkepentingan?"

•••

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang