Handphone Tera terasa berdering dari dalam tas, gadis itu mengambil benda itu kemudian melihat nama yang tertera pada layar, lalu tanpa ragu Tera menekan tombol untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Teraaaaaaa!!!" Tera spontan menjauhkan handphonenya dari telinga.
"Ya ampun Salma," kejut Tera lalu menghembuskan napas.
"Tuh kan bener apa yang gue bayangin bakal jadi kenyataan!" nadanya terdengar setengah berteriak.
"Gimana gimana?" tanya Tera bingung.
"Ishh... yang tadi pagi itu." dapat Tera dengar Salma sedang mendengus di seberang sana.
"Yang mana? Aku lupa nih." tanya Tera lagi dengan menggaruk pelipis, walau tak bisa dilihat oleh Salma.
"Astagaa, yang tadi pagi yang gue dapat nilai ulangan matematikanya dua puluh." Salma yang berada di lain tempat segera mengambil gerakan rebahan.
Langkah kaki Tera menghindari jalanan ketika ada yang rusak, "Terus yang jadi kenyataannya itu apa?"
"Gue semalem mimpi dilamar sama om-om, terus malam ini gue beneran dong dilamar sama tu om." sontak saja Tera berhenti berjalan.
Sungguh rasanya Tera benar-benar terkejut mendengar hal itu. "Ya ampun Sal, beneran kamu dilamar sama om-om? Aku kok terkejut yah dengernya, kaya gak nyangka gitu Sal." ucap Tera dengan masih terkejut.
"Sama Ter, gue juga gak nyangka kenapa lo bego banget. Kenapa lo gampang banget percaya, dasar o'on." tekan Salma di akhir kalimat.
"Aduh kok kamu bicaranya kek gitu sih, aku jadi bingung nih."
"Lo bingung kek gue bodo amat Ter. Okey, gue mulai yah apa yang mau gue utarain ke lo."
"Iya Salma, aku pasti dengerin."
"Sipp, eh lo ada dimana sih? Kok ada suara motor gitu si Ter."
"Aku lagi di jalan nih Sal."
"Mau kemana lo? Mau kemananya lo itu menurut gue gak penting yah Ter. Kita lanjut,"
Gedubrak...
"Sal kamu kenapa Sal?" tanya Tera khawatir, takut terjadi sesuatu menimpanya.
"Sing tenang Ter, jangan khawatir." Salma ditempatnya hanya meringis.
"Oh syukurlah." ucap Tera lega.
"Jadi gini, setelah gue sampai di rumah, gue buka handphone terus gue buka grup lambe lamis karena grup itu paling banyak notifnya. Dan lo tau itu karena kenapa?"
"Gak tahu Sal hehehe," jawab Tera terkekeh.
"Jangan dijawab pe'a, itu bukan pertanyaan yang harus lo jawab." kesal Salma.
"Oh gitu, maafin aku Sal." ucap Tera.
"Kalo gue inget, lanjut. Karena ternyata grup itu lagi bahas gue Terah yang habis dapat nilai dua puluh, ada yang ngefoto juga kertas yang di mading itu terus dikirim ke grup. Gue malu Ter, fiks besok gue langsung terkenal di sekolah karena jalur dua puluh. Ter menurut lo besok gue harus bereaksi seperti apa? Apakah gue harus senang, sedih atau gue gak usah berangkat sekolah aja yah Ter?"
"Ter? Teraaa? Buset dah lo dengerin gue bicara gak sih anjing? Perasaan pulsa gue masih banyak deh," sewot Salma.
"Tenang aja aku dengerin kamu kok Sal, aku nyampe ngantuk nih karena dengerin kamu dari tadi." ujar Tera.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA
Teen FictionLentera Andini sosok gadis baik hati nan pekerja keras yang harus merasakan pahitnya hidup. Ayahnya menelantarkan dia begitu saja dan sering memperlakukannya dengan tidak baik. Hanya karena dia miskin orang - orang tak mau berteman dengannya. Kehid...