LENTERA || 25

44.1K 3.8K 370
                                    

Beberapa menit kemudian Nicho melepaskan pelukannya, menatap hangat Tera dengan bibir yang menyunggingkan senyum, tangan kekarnya itu mengusap-usap pipi Tera lalu mengecup keningnya lama.

Cup.

Tera tidak suka, gadis itu langsung saja mundur lalu bersembunyi di balik tubuh Yuda.

Nicho menatap kecewa melihat respon anaknya yang seperti tidak suka kepadanya.

"Ayah itu siapa? Dia terlihat mengerikan." Yuda hanya memutar bola matanya malas.

Yuda berbalik badan, menatap Tera nyalang. "Dengarkan saya baik-baik." Tera mengangguk lucu, "Sudah saya bilangkan waktu itu jika saya ini bukan orang tua kandung kamu, dan kamu lihat pria itu? Pria itu adalah ayah kandung kamu. Jadi sekarang kamu ikut pulang bersama dia, saya sudah muak melihat muka kamu." pelannya di akhir kalimat.

Tera meneguk salivanya dengan susah payah setelah mendengar ucapan Yuda. Dia bilang bahwa pria itu adalah ayah kandungnya? Ah, gadis itu tak yakin.

"Ayah bohong, saat ini ayah sedang ingin menjualku pada seorang pria lagi bukan?"

Plak.

Yuda menamparnya, menampar di hadapan mereka. Nicho mengepalkan tangannya melihat anaknya di tampar cukup keras di kedua bola matanya sendiri, dan telinganya tadi mendengar bahwa anaknya pernah dijual? Keinginan untuk membunuh Yuda pun semakin menjadi-jadi.

Pria itu menatap seolah memerintah pada dua pengawal di samping Yuda dan dengan segera mereka berdua mencekal kuat lengan Yuda.

"Apa-apaan kalian ini!" ucap Yuda penuh marah.

"Bisa-bisanya anda menampar anak saya." Nicho menggertakan gigi.

"Nona, mendekatlah kepada tuan saya, dia adalah orang tua kandung nona. Ini coba nona lihat buktinya," Tera dengan tangan yang berada di pipinya menggeleng kekeuh.

"Enggak, dia bukan ayahku, ayahku itu ini." tunjuknya kepada Yuda.

"BODOH! SUDAH SAYA BILANG KALAU SAYA INI BUKAN AYAH KAMU SIALAN! DIA! PRIA ITULAH YANG SEBENARNYA AYAH KAMU! BUKAN SAYA!!!"

"Ayah jangan berbicara seperti itu."

"LEPASKAN SAYA! SAYA BENAR-BENAR INGIN MENGHUKUMNYA!"

"DIAM!" napas Nicho memburu.

"Sayang, saya ini memang benar-benar orang tua kandung kamu, ayo kemarilah. Kita pulang bersama,"

"Apa benar kamu orang tua kandung aku?" tanya Tera dengan mengerutkan kening. "Iya saya ini papah kamu, ayo pulang," balas Nicho antusias.

Suatu saat nanti akan ada orang yang menjemputmu pulang. Kamu harus ikut bersama dia karena dia akan membahagiakanmu.

Ucapan mendiang ibunya tiba-tiba saja melintas pada otaknya. Pada saat itu Tera masih duduk dibangku SD, gadis itu hanya menganggap itu adalah sebuah candaan saja. Dan sekarang ucapan itu seperti menjadi kenyataan.

Hati Tera mulai sedikit yakin jika Nicho adalah ayah kandungnya dan dia yang dimaksud oleh ibunya, tapi Tera masih ragu untuk ikut pulang bersamanya meninggalkan Yuda sendirian.

"Ayo kita pulang," Tera melirik Yuda meminta pendapat.

"PERGI SAJA! IKUT PULANG BERSAMA DIA! TIDAK USAH KEMBALI DI RUMAH INI LAGI!"

Bugh.

"Tidak bisakah anda berbicara dengan halus padanya?" Roben tersulut amarah.

"Kenapa kamu memukul ayahku?"

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang