LENTERA || 40

37.1K 3K 115
                                    

Di sinilah Jessi berada, di dalam taksi. Malam ini Jessi melakukan pemotretan di studio foto dan selesai tepat pukul sembilan malam.

Sialnya, saat pulang mobil yang ia kendarai mogok di tengah jalan. Untungnya ada satu taksi yang melintas di jalan, mau tak mau pun Jessi pulang menggunakan taksi tersebut.

Mobilnya ia tinggal dan menyuruh orang bengkel langganannya untuk mengantar ke rumah setelah diperbaiki.

Badan Jessi rasanya pegal sekali, gadis itu ingin cepat pulang lalu berendam dengan air hangat yang diberi aroma serta ditaburi bunga mawar merah, dan jangan lupakan lilin-lilin yang mengelilingi bak mandi menambah kesan nyaman serta rileks.

Jessi tersadar ketika taksi yang ia tumpangi saat ini yang seharusnya berbelok ke kanan malah berjalan lurus dan itu membuat taksi ini masuk ke dalam hutan.

"Pak kenapa lurus sih kan seharusnya belok kanan, bapak ini tahu jalan nggak sih." protes Jessi.

"Pakk kenapa nggak putar balik mobilnya! Kenapa makin masuk ke hutan." Jessi semakin menepuk keras bagian belakang kursi mobil sang sopir.

"Pak putar balik nggak mobilnya! Gue itu capek mau pulang bukan mau puterin nih hutan." Jessi jadi gemas sendiri kepada sang sopir yang tak mau putar balik.

"Pak! Woy! Ah anjing lo! Kalau tuli nggak usah jadi sopir taksi, kalau nggak tahu jalan nggak usah jadi sopir taksi. Gue saranin lo jadi pengemis aja sana!" teriak Jessi di dalam taksi.

"Lah kok berhenti." heran Jessi ketika mobil taksi ini berhenti di tengah hutan. Dan bukannya memutar balik mobil sang sopir malah turun dan meninggalkannya sendiri.

"Mungkin kebelet kali yah tu sopir." Jessi masih berpikir positif.

Sang sopir yang dikira Jessi akan balik lagi pun sampai saat ini tidak kembali. Jessi kesal sungguh.

"Jadi ini maksudnya gue ditinggal di dalam taksi sendiri di tengah hutan gitu?! What—" Jessi kehilangan kata-kata saking kesalnya.

Jessi yang sempat berpikir untuk mengemudikan taksi ini pun tidak jadi saat matanya tidak menemukan kunci mobil.

"Sial kuncinya dibawa! Kalau gini gue pulangnya gimana, handphone mana mati, kalau gue jalan kaki juga ogah banget."

Jessi turun dari taksi berharap ada orang yang akan dimintai tolong mengantarkan dirinya pulang walau sejujurnya harapan itu sangat tidak akan terjadi. Ya kali udah malam gini ada orang di hutan.

"Gue sumpahin tuh orang cepet mati." gumamnya dengan meremas tali tasnya.

"Baru kali ini gue nemu sopir taksi biadab. Orang cantik kek gue masa dibawa ke hutan habis itu ditinggal. Maksudnya apa coba hah?! Mau main-main sama Jessica Italirk iya?!" ujar Jessi geram di hutan yang gelap hanya disinari oleh bulan dan bintang saja.

"HELP ME PLEASE! ANTAR GUE PULANG!"

Gadis itu tersenyum mendengar derap langkah kaki yang mulai terdengar, pikirannya saat ini hanya ingin pulang itu saja.

Jessi berbalik badan saat dikiranya orang itu sudah dekat. Matanya melebar ketika sudah melihat orang si pemilik derap langkah tadi.

"Kalian siapa?" tanya Jessi menahan takut pada lima orang berjubah hitam yang semuanya memakai topeng berwarna hitam.

"Kenapa sih semua orang yang gue temuin malam ini semuanya pada tuli dan bisu." desis Jessi.

Jessi berjalan mundur saat mereka berlima mulai berjalan maju mendekati dirinya. Entah kenapa melihat mereka saat ini Jessi takut dan ingin berlari sejauh mungkin.

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang