LENTERA || 48

29.4K 2.9K 115
                                    

"Tera!"

"Adik kecil."

"Sayangkuu,"

"Dear."

"Cantikk,"

Setelah berteriak, lima orang yang berada diambang pintu kamar Tera yang sedang tidak dikunci itu segera berlari. Mereka menghampiri tempat tidur itu yang diatasnya terdapat satu gadis yang telah merubah segalanya di keluarga ini.

Tera yang tengah berbaring di atas tempat tidur langsung berjengit kaget mendengar teriakan dari lima kakaknya. Setelah lima hari lamanya dirawat kini dirinya telah pulang dan harus beristirahat total oleh keluarganya.

"Hehe, ganggu yah?" tanya Liam tersenyum tak enak.

Tera menggelengkan kepala, "Nggak ganggu kok," balas Tera, suaranya mengalun indah di telinga mereka berlima.

Mereka berlima secara kompak tersenyum manis ke arah Tera lalu dengan cepat mereka berlomba untuk duduk di samping Tera.

Liam yang akan duduk di sebelah kanan Tera dengan cepat didorong oleh Vernon hingga cowok itu berguling dan hampir saja terjatuh dari tempat tidur jika saja ia tak berpegangan pada baju Juan.

"Heh Liam!" bentak Juan saat bajunya terasa ditarik dari belakang dan itu karena ulah Liam.

Liam meringis, "Gara-gara Vernon tuh!" tunjuknya pada wajah yang sekarang alisnya tengah dinaikkan satu.

"Apa?!" bentak balik Vernon.

"Enggak," balasnya terdengar menggumam.

Asal kalian tahu, di dalam percucuan keluarga Goldesst, orang yang paling ditakuti Liam selain Devan, Zavhier, Lorenz, Brandon dan Jean adalah Vernon. Maka dari itu saat Vernon membentaknya Liam langsung takut, walau begitu ia sangat suka mengusik Vernon.

Saat ini mereka berenam duduk melingkar di atas tempat tidur gadis itu, dengan Vernon dan Devan yang duduk di samping kanan dan kirinya.

Ngomong-ngomong wajah Devan sudah kembali semula, sudah tidak ada memar.

"Jadi, kita di sini itu mau kasih beberapa calon masa depan kamu." Jean mengawali.

"Sumpah deh, kamu jangan sama si Junet bagong itu, nanti kamu dibunuh." ujar Vernon menakut-nakuti Tera.

Mendengar kata bagong dan nama Juna yang Vernon pelesetkan menjadi Junet, Juan jadi ingin tertawa sekeras-kerasnya. Entahlah karena humornya yang terlalu rendah atau itu terdengar lucu.

Anjing lah si Vernon, ngelawak. Batin Juan menahan tawa.

Sebelum masuk ke dalam kamar Tera, mereka berlima telah sepakat untuk tidak tertawa di dalam entah karena apapun. Supaya Tera langsung menuruti ucapan mereka berlima dan meninggalkan si Juna, mereka tidak memaksa tapi hanya ingin Tera menuruti ucapannya dengan meninggalkan pria itu.

Dan bila ada yang melanggar kesepakatan itu maka segala jenis kartu yang didalamnya terdapat uang harus dibakar.

Mengingat itu Juan menahan mati-matian agar tawanya tidak keluar dengan menggigit tangannya yang sudah terkepal dan jangan lupakan wajahnya yang telah merah.

"Junet bagong pftt," lirihnya seraya menundukkan kepala.

Jean yang masih bisa mendengar itu terkekeh dalam hati, dirinya sudah menduga pasti kembarannya akan tertawa mendengar ucapan tak dirangkai sebelumnya dari Vernon.

"Maksudnya?" tanya Tera tak paham.

Devan mengelus rambutnya, "Nanti satu orang dari kita bakal kasih dua cowok terbaik buat kamu pilih jadi kekasih." jelasnya.

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang