LENTERA || 04

53.3K 4.8K 882
                                    

"Tera!"

Kepala gadis itu menoleh ke asal suara lalu terlihatlah sosok Bu Tiwi, tetangganya menuju kearahnya dengan membawa kotak yang berukuran cukup besar.

Dia menyodorkan kotak itu kepada Tera dengan sarkas dan Tera segera mengambilnya, "Nih paket buat kamu, tadi sore ada kurir yang datang ke rumahmu tapi kamunya nggak ada. Jadi kurirnya nitipin ini ke saya." jelasnya tanpa diminta.

"Makasih bu." ucap Tera dengan tersenyum.

"Ngerepotin tau nggak sih! Seharusnya saat ini saya lagi tidur bareng suami saya, tapi ini malah nungguin kamu pulang. Mana pulangnya malam lagi!" omel Bu Tiwi.

"Maaf bu kalau aku ngerepotin."

"Habis dari mana sih? Perasaan sekolah pulangnya gak malem-malem amat deh." tanyanya dengan kening berkerut.

"Habis kerja bu." jawab Tera benar adanya.

Bu Tiwi menarik satu sudut bibirnya ke atas, "Emang kerja apaan sampe pulangnya malem hah? Mesti kerjaannya nggak benar nih kamu." tuduh Bu Tiwi, Tera menatapnya dengan heran.

"Bu—"

"Bodo amatlah kalau kamu kerja nggak benar, tapi lain kali pulangnya jangan kemaleman. Nanti kalau ada apa-apa nggak usah ngerepotin saya, mentang-mentang saya tetanggamu bisa seenaknya kamu ngerepotin saya terus." lalu dia pergi meninggalkan kalimatnya yang sulit dipahami oleh Tera.

"Kerja gak benar? Apa itu..."

Tera mengedikkan bahu.

Tera menaruh kotak itu di tanah, kemudian gadis itu membuka pintu rumah yang telah dikunci sebelum pergi.

Setelah pintu terbuka Tera menekan saklar lampu, sesaat kemudian rumah yang semula gelap kini menjadi agak terang sebab lampu di rumahnya memancarkan cahaya kuning bukan putih.

Menaruh kotak itu di atas meja lalu Tera berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket dan bau keringat.

Dua puluh menit kemudian...

Sekarang badannya sudah terasa segar, di tangannya sudah ada cutter untuk membuka kotak itu.

Tera penasaran kotak cukup besar itu di dalamnya berisi apa, ketika Tera angkat kotak itu terasa berat dan ketika Tera mencium aromanya bau apek yang Tera dapat.

Srettt...

Tera membukanya, setelah melihat isi didalamnya mulutnya menganga. Terkejut.

Kotak itu berisi seragam GHS dengan lengkap tanpa kurang apapun, sepatu hitam dan terakhir tas berwarna biru.

Mengeluarkannya dari dalam kotak, lalu Tera menaruhnya di atas meja. Sebagai anak beasiswa di GHS, Tera mendapatkan seragam, tas dan sepatu secara gratis dari sekolah. Dirinya sangat bersyukur dan senang akan hal itu, karena hal tersebut Tera tidak usah mengeluarkan banyak uang untuk membeli itu semua.

Tera mencoba memakai sepatu itu, tas dan seragamnya. Ukuran sepatunya begitu pas di kakinya dan juga warna tasnya merupakan warna kesukaannya.

Badannya memutar-mutar di depan cermin, Tera bisa melihat pantulan dirinya yang memakai seragam di cermin kamar lalu gadis itu tersenyum haru.

"Terima kasih Tuhan."

•••

Di sebuah kamar terdapat sepasang suami istri tengah berbicara dengan sang istri yang memegang bingkai foto.

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang