LENTERA || 51

22.4K 2.3K 134
                                    

"Kak Devan jangan lihatin aku terus." ujar Tera pada Devan membuat cowok itu menaikkan alisnya. "Kenapa?" tanyanya seraya mencubit gemas pipi sang adik.

Tera menatap Devan, "Kakak itu lagi nyetir nggak boleh lihat ke aku terus nanti bisa nabrak pohon." tuturnya memberitahu dengan menggelengkan kepala mengakibatkan dua kunciran berpita putih itu bergoyang.

"Kayak gitu?" tanya Devan, bibirnya mengerucut.

"Iyah." Tera menjawab seraya menganggukan kepala dan pipi yang mengembung.

Melihat itu Devan menggigit pipi dalamnya, cowok itu kemudian mengacak-acak rambut Tera dan membuat rambutnya sedikit berantakan.

"Siapa suruh kamu lucu gini, kan kakak jadinya nggak bisa nggak lihat kamu satu detik aja." ujar Devan, mengelus kening Tera.

"Emang siapa sih yang buat kunciran dua ini di rambut kamu?" tanya cowok itu, tangannya beralih memegang ujung rambut Tera.

"Mamah kak." jawab Tera lalu satu ide pun muncul dalam otak Devan.

"Nanti besok-besok lagi kamu minta Mamah aja yang tata rambut kamu jangan Nina yah." ucap Devan kemudian dibalas anggukan oleh Tera. "Tapi nanti kalau aku bikin Mamah repot gimana kak?"

"Justru Mamah itu bakal senang kalau direpotin sama kamu." jelas Devan.

"Ouh... gitu yah."

Devan mengelus rambut Tera, "Heem." lalu sedetik kemudian cowok itu menarik badan sang adik untuk bersandar di pundaknya.

Beberapa menit sudah di perjalanan membuat Devan dan Tera tidak merasa jikalau sudah sampai di sekolah. Setelah mobil itu berhenti, Devan turun terlebih dahulu dari Tera kemudian cowok itu berlari kecil lalu membuka pintu mobil di samping kemudi.

Dan seperti biasa Devan mengantar sang adik ke kelas yang pastinya diiringi tatapan serta bisik-bisik dari warga sekolah, tak lupa pula ia memberi kecupan di kening Tera sebelum gadis itu masuk ke dalam kelas.

Selepas itu Devan berjalan menuju kelasnya sendiri dengan wajah datar dan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana. Sepuluh menit setelah ia masuk ke dalam kelas, bel masuk pun terdengar begitu nyaring pertanda pelajaran akan berlangsung.

•••

Hari ini Tera duduk di bangku sendirian tanpa adanya Salma, pasalnya Salma tidak berangkat karena perempuan itu akan pulang ke kampung halaman Manda untuk menghadiri acara pernikahan adik dari Manda.

Untuk kapan pulangnya Tera tidak tahu tapi yang pasti semalam Salma bilang kalau pulangnya lusa atau besoknya lagi, dan katanya dia akan membawakan oleh-oleh untuk Tera dari kampung halaman Mommynya.

Tidak adanya Salma di kelas, Tera merasa kesepian atau bahkan seisi kelas pun ikut merasa kesepian dengan ketidakhadiran Salma. Berkat Salma kelas ini terasa menyenangkan juga hidup, pasalnya Salma akan mengomentari apa saja yang ia lihat dan selalu membuat emosi tiap orang di kelas.

Bel istirahat berbunyi menyadarkan tiap guru yang tengah mengajar untuk berhenti dan mempersilahkan anak muridnya beristirahat. Sorak-sorak ramai pun kini terdengar saat orang yang disebut guru mulai keluar dari kelas, lalu dengan wajah segar serta badan bugarnya mereka bergegas menuju kantin.

Namun berbeda bagi gadis itu yang seharusnya ke kantin ikut mengantre makanan bersama mereka malah saat ini menuju kamar mandi, dia adalah Tera. Setelah pelajaran usai tadi Tera tiba-tiba saja ingin buang air kecil lalu memilih menuju kamar mandi, dan menolak sopan pada Leyna yang mengajaknya ke kantin bersama dengan dua temannya.

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang