LENTERA || 53

21K 2.3K 214
                                    

Lelaki itu membuka peti di depannya kemudian berlutut, tangannya mulai membelai pipi orang yang berada di dalamnya.

"Mamah, selamat pagi." ucapnya.

Juna menumpukkan dagunya di pinggiran peti, dia tersenyum manis sembari melihat sang ibu dari dalam peti mati.

"Mamah tahu, Juna udah punya kekasih. Dia cantik, pintar, baik juga lembut mirip mamah." ujar lelaki itu memberitahu.

"Mungkin mamah bosan dengerin ini tapi Juna gak akan bosan bilang ke mamah untuk terus dengerin tentang ini."

"Namanya Tera. Dia mau jadi kekasih Juna karena dia nggak mau Juna bunuh orang lagi, terdengar konyol memang. Tapi asal mamah tahu Juna serius dengan itu, buktinya Juna menepati janji sampai sekarang." lelaki itu mulai menjelaskan tentang Tera pada ibunya.

"Dia hidup dengan dikelilingi banyak lelaki, Juna nggak suka. Namun mau bagaimana lagi mereka adalah keluarganya. Setiap waktu yang ada Juna terus melihat dia secara langsung maupun dari layar komputer."

"Setelah kedatangan dia hidup Juna sedikit bercahaya dan sekarang Juna udah punya semangat juga tujuan hidup. Dia Tera."

"Melihat Tera tersenyum entah kenapa hati Juna menghangat, rasanya setiap saat Juna tak ingin melihat senyuman itu luntur." setelahnya Juna terkekeh, dan lima detik kemudian lelaki itu merubah raut wajahnya.

"Tolong mamah bilang pada Tuhan agar Juna dan Tera bisa selalu bersama. Juna nggak mau kisah Tera dan mamah sama, sama-sama ninggalin." pintanya dengan nada amat sangat memohon.

"Juna juga mau kasih tahu mamah kalau orang yang udah buat mamah seperti ini udah meninggal. Seharusnya dia meninggal di tangan Juna dan sebelum itu dia harus sujud di kaki mamah." ucapnya dengan tangan mengepal erat dan rahang yang mengeras.

Membahas orang itu yang tak lain adalah Ayahnya sendiri yang telah menyebabkan ibunya meninggal, Juna merasa muak.

"Dan Juna tahu kalau tempat ini bukan tempat asli mamah, tapi demi Tuhan Juna nggak mau mamah ninggalin Juna sendirian."

Setelah itu Juna menundukkan kepala di depan sang ibu, dia menghirup panjang udara dan tersenyum miris.

"Maaf."

•••

"Salma lo masih jomblo yah? Kasihan banget," seorang perempuan dengan berpakaian kebaya berbicara.

Hari ini diadakan acara resepsi di gedung yang sama seperti kemarin, seluruh keluarga dari kedua mempelai yang perempuan memakai kebaya dan yang laki-laki memakai kemeja batik. Besok adalah puncaknya acara dan setelah itu acara ini berakhir.

"Emang situ udah laku?" tanya Salma menyindir.

Perempuan yang bernama Gina itu membenarkan poni lalu mengangguk angkuh, "Ya jelas dong, emang siapa sih yang nggak mau sama gue yang kembang desa gini."

"Cuih." Salma berdecih.

"Halah palingan juga yang mau sama lo cuma modelan jamet yang suka nongkrong di depan gang." cibir Salma.

Mendengar itu Gina menggeram marah, "Ehhh macem-macem lo yah sama gue! Asal lo tahu yah Salma, pacar gue itu namanya Dito anaknya Pak Kades yang pastinya ganteng dan terkenal." ujar Gina diiringi nada pamer.

"Ntut." timpal Salma seraya mencomot bolu di depannya.

Gina melipat tangannya di depan dada, "Nanti kalau lo lihat si Dito juga pasti klepek-klepek."

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang