LENTERA || 37

38.3K 3.2K 116
                                    

Sepeda Vernon berhenti di depan barisan dan membuat yang lainnya otomatis berhenti.

"Kalau mau berhenti bilang-bilang Vernon, gue lagi bawa orang." ucap Jean kesal.

"Terserah dong." balasnya acuh.

"Mau ngapain sih Non?" tanya Karnet dari belakang.

Vernon tidak menjawab. Cowok itu mengangkat kamera yang sedari tadi dikalunginya, mulai mengatur kameranya agar siap untuk mengambil foto.

"Mau foto? Bilang dong." kata Ersa dari posisi belakang di samping Karnet.

Saat ini mereka sedang jalan-jalan bersama memakai sepeda. Bodyguard juga ada untuk mengawal mereka dari belakang dengan berjalan kaki.

Setelah bermain gunting batu kertas, Jeanlah yang menjadi pemenangnya dan bisa berboncengan dengan Tera, membuat yang lainnya mengumpati Jean dalam hati.

Tera duduk diboncengan sepeda Jean dengan posisi menyamping, tangannya melingkar di perut Jean dan kepalanya bersandar pada punggung Jean.

Dan itu semua atas perintah Jean, kalau Tera mana berani ia melakukan seperti itu.

Jean sepertinya tidak mau kehilangan tangan Tera yang melingkar di perutnya maupun kepala Tera yang berada di punggungnya. Sebab, saat tangan Tera hampir lepas Jean dengan cepat memposisikan tangan Tera seperti semula lalu menggenggamnya. Dan saat kepala Tera tidak bersandar di punggung, sepeda seketika berhenti dan akan jalan ketika Tera kembali bersandar.

"Yang botak pakaian hitam minggir!" perintah Vernon dan langsung dituruti oleh para pengawal.

Para pengawal itu yang merasa dengan patuh menyingkir ke samping.

"Kak Vernon galak ih..." celetuk Tera dengan tangan yang masih melingkar di pinggang Jean.

Kepala Jean menengok ke belakang lalu cowok itu terkekeh, "Vernon itu nggak galak cuma garang." ucapnya membuat otak Tera seketika berpikir.

"Enak banget tuh si Jean, ditempelin sama Tera." cibir Karnet dengan memajukan sedikit sepedanya sehingga mengenai ban belakang sepeda Juan.

Juan yang sedang membayangkan jika dirinya bersama Tera seperti Jean sontak saja terkejut bukan main. Juan yang biasanya tidak iri pada Jean kini ia iri dan itu karena Tera.

"Heh anjing Karnet!" umpat Juan seraya melirik ke belakang dan matanya tidak sengaja melihat mata Zavhier yang menatap tajam kepadanya.

"Demi Tuhan gue doain Kak Zahvier dapat jodoh nenek-nenek." ucapnya lirih.

"Apa lo?" tanya Karnet santai.

"Nggak." balasnya lalu membalikkan badan.

"Aneh." Karnet mengedikkan bahunya.

"Siap semuanya?" tanya Vernon dari depan dengan memposisikan kameranya di depan mata dan kakinya sedikit tertekuk.

"Siap dong." jawab Liam satu-satunya seraya mengacungkn ibu jarinya.

"Satu dua tiga." aba-aba Vernon lalu suara jepretan terdengar di telinganya.

"Satu dua tiga."

"Satu dua tiga."

"Yang banyak dong Vernon!" teriak Karnet merasa belum puas.

"Iya heh masa fotonya cuma tiga kali doang." cibir Juan.

"Berisik!" ketus Vernon lalu mengayuh sepedanya kembali.

"Ya udah lah jalan lagi aja." ucap Bryn.

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang