"Ngapain kamu turun dari kamar? Masuk lagi sana." teriak Jean dari lantai bawah saat tidak sengaja melihat Tera yang masih berpakaian baju tidur bergambar beruang berjalan menuruni tangga.
Tera yang mendengar teriakan dari bawah itu berhenti menuruni tangga,tangannya memegang pegangan tangga lalu kepalanya ia tengok ke bawah menatap Jean yang sedang berkacak pinggang.
"Mau ke gerbang depan," balas Tera sedikit meninggikan suara.
"Mau ngapain ke gerbang depan? Masuk ke kamar lagi aja sana." perintahnya lagi.
"Di sana ada teman aku Kak Jean yang mau ketemu aku, tapi nggak boleh masuk sama pak satpam, makanya aku mau kesana mau jemput dia." tutur Tera.
"Temannya cowok apa cewek?" tanya Jean seraya menaikkan alisnya.
"Cewek Kak Jean, yang waktu itu sih ada di rumah sakit nungguin aku." jawab Tera dengan mengerjapkan mata, gatal.
Kepala Jean mengangguk lalu berdecih dalam hati ketika mengingat gadis sok kalem waktu itu.
"Ngapain dia kesini?"
"Ish Kak Jean tadi kan aku udah bilang kalau dia mau ketemu aku."
"Nggak usah ketemu sama dia. Mending kamu masuk kamar lagi, istirahat." ujar Jean.
"Nggak enak, dia kan udah datang." balas Tera tersenyum tipis.
"Ini ada apa ribut-ribut?"
Di tengah percakapan antara Tera dan Jean datanglah Brandon dengan pakaian rapi dan jangan lupakan jaket andalan cowok itu yang disampirkan di bahu kokoh miliknya.
"Ehh Tera sayang kenapa turun? Sana ke kamar lagi." ucapnya saat melihat arah tatapan Jean.
"Dia mau ke gerbang depan, jemput temannya yang nggak boleh masuk sama satpam. Katanya teman dia mau ketemu, ya gue larang lah." tutur Jean memelan di akhir yang hanya bisa didengar Brandon.
"Tera mau ketemu sama teman kamu itu?" tanya Brandon dengan lembut.
"Mau,"
"Ya udah sana nggak papa, tapi yang jemput dia di depan jangan kamu tapi—" jedanya lalu mengedarkan pandangan.
"Kornet sini you!" panggilnya pada seseorang dengan rambut yang masih acak-acakkan.
"Apaan." singkat Karnet lalu mendengus.
"Kalau dipanggil itu sini." tegas Brandon membuat Karnet mau tak mau mendekat padanya dan Jean.
"Apa, lagian nama gue Karnet bukan kornet njir." kesal Karnet setengah berteriak, belum menyadari keberadaan Tera berdiri di atas tangga lantai tiga.
"Di tangga ada Tera kornet jaga bahasanya." tegur Brandon sembari mengacak rambut Karnet.
Dengan gerakan refleks kepala Karnet mengarah ke tangga dan benar di sana ada kesayangannya.
Karnet meringis, untung tidak ada Herley di sini."Selamat pagi Tera sayang." teriaknya memberi senyuman hangat.
"Selamat pagi juga Kak Karnet." balas Tera dari tangga di lantai tiga, tak lupa memberikan senyumannya pada Karnet.
Karnet kembali menatap Brandon yang asik mengacak rambutnya, cowok itu kemudian menjauhkan badannya dari Brandon dengan berdecak.
"Apa?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA
Teen FictionLentera Andini sosok gadis baik hati nan pekerja keras yang harus merasakan pahitnya hidup. Ayahnya menelantarkan dia begitu saja dan sering memperlakukannya dengan tidak baik. Hanya karena dia miskin orang - orang tak mau berteman dengannya. Kehid...