LENTERA || 31

40.9K 3.5K 414
                                    

Lelaki itu tersenyum tipis dengan menatap dalam mata Tera yang sudah berkaca-kaca.

Padahal dirinya belum melakukan apa-apa pada gadis itu. Tapi dia sudah ingin menangis saja, lucu sekali.

Lelaki itu membuang asal topeng tadi.

"Hebat bukan penyamaran saya sampai-sampai kamu tak mengenali?" setelah itu dia terkekeh dengan tangan yang memijat pelipis.

"Mau apa?" tanya Tera dengan tergagap.

Lelaki itu maju dua langkah mendekati Tera, dada gadis itu naik turun saat dia mendekat. Dengan perlahan gadis itu melangkah mundur, tapi sayang lelaki itu dengan gerakan cepat memegang kedua bahu Tera.

"Tidak usah dijelaskan lagi, kamu pasti tahu saya mau apa." balas lelaki itu membuat Tera tak paham.

Lelaki itu mendengus kecil karena Tera tak kunjung mengerti.

"Jadilah kekasih saya dan saya berjanji tidak akan melukai orang lagi." ulangnya mengingatkan pada waktu itu.

"Your answer?"

"Iya atau tidak? Waktumu hanya tiga puluh detik."

Tera memejamkan mata, sekarang dirinya harus menjawab apa? Lelaki itu seperti memaksa Tera agar menjawab iya dengan caranya yang halus.

"Ayo cepat."

Gadis itu membuka matanya menatap dia sedikit melotot.

"Iya," jawabnya lirih.

Bibirnya membentuk senyuman yang mengembang, satu tangannya menepuk pelan pipi Tera. Sedangkan satunya lagi sudah melingkar indah pada leher Tera.

Dengan jarak yang lumayan dekat ini Tera bisa merasakan hembusan napasnya yang hangat. Sekaligus menatap was-was dia, badannya sekarang terasa kaku.

Tera baru kali ini berada di posisi ini bersama pembunuh itu. Dan rasanya ingin pingsan.

Wajah yang selalu ditutupi masker itu kini Tera sudah tahu betapa tampannya dia ketika tak memakai masker.

Dia menempelkan dahinya dengan dahi gadis itu. "Jawaban yang tepat, lagi pula ini mau kamu sendiri kan agar saya tak melukai orang lagi?" Tera mengangguk.

"Kita sama-sama untung. Saya bisa memiliki kamu dan kamu tidak akan melihat saya melakukan itu lagi." sambungnya.

"Kamu janjikan?"

"Iya." ada sedikit keraguan dalam jawabannya dan Tera tidak mengetahuinya.

Malam itu mereka berdua membuat keinginan. Tera yang ingin lelaki itu agar berhenti melukai orang, dan lelaki itu ingin jika keinginan Tera terkabul maka harus menjadi kekasihnya.

Tera diberi waktu untuk menjawab karena jawaban gadis itu yang paling berpengaruh. Dan hari ini lelaki itu menemui Tera meminta jawaban dengan menyamar sebagai seorang kakek tua yang buta.

Karena lelaki itu tahu bahwa Tera gadis baik hati yang mempunyai rasa kasihan yang teramat besar. Ya, dia sedikit memanfaatkan itu.

Iya. Jawaban yang keluar dari bibir tipis nan merah muda itu membuatnya sangat senang. Berbeda dengan Tera, gadis itu menjawab iya karena tidak ingin orang-orang tak bersalah itu menjadi korbannya.

Untuk menjadi kekasihnya? Tera sebenarnya tidak mau dan dia juga tidak tahu kedepannya akan seperti apa, gadis itu hanya menjalankan alur hidupnya saja. Mungkin ini yang terbaik, melindungi orang dari lelaki itu dan mengorbankan dirinya padanya sebagai seorang kekasih.

Lama mereka bertatapan, wajah lelaki itu semakin dekat pada Tera, semakin dekat dan—

Tittt...

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang