Hari ini sekolah kembali dihebohkan oleh Tera.
Pagi ini Tera berpenampilan sangat cantik seperti biasa. Rambut digerai dengan dengan bandana putih polos yang menghiasi rambutnya.
Anting putih gading yang dihiasi oleh tiga berlian biru terpasang indah di telinganya.
Sepatu pentofel yang mengkilap, seragam yang sangat pas ditubuhnya dan terakhir tas bermerek dipunggungnya berwarna biru.
Dan itu semua yang menyiapkan adalah pelayannya yang diperintah oleh Rose. Tugas Tera hanya memakainya saja.
Menurut Tera, penampilannya setelah bertemu dengan keluarga kandungnya itu sangat berlebihan sekali. Tapi apa boleh buat, Tera tak tega melihat wajah Rose memohon kepada dirinya agar mau memakai barang-barang itu, barang yang dimaksud Rose itu bermerek semua.
Tera jadi agak aneh saja pas memakainya. Barang mewah bukan ciri khasnya, sederhanalah yang menjadi ciri khasnya.
Namun Tuhan membuat dirinya menjadi seperti itu.
Hidupnya kini sudah berubah 100%. Mempunyai kedua orang tua kandung yang masih hidup dan menyayanginya, memiliki empat kakak laki-laki serta tujuh sepupu laki-laki, diberi fasilitas mewah, dijaga oleh banyak orang, ingin meminta apa saja langsung dikabulkan dan masih banyak lagi.
Dan semua itu tidak pernah terpikir akan terjadi pada Tera.
Tuhan sangat baik sekali padanya.
"Ayo turun."
Tangan Bryn terulur pada Tera, gadis itu menerima uluran tangan Bryn lalu turun dari mobil lamborghini milik cowok itu.
Bryn belum melepaskan hoodie birunya, sejak dirinya tahu bahwa Tera menyukai warna biru Bryn kerap membeli barang yang berwarna biru, cowok itu ingin menyukai apa yang adiknya sukai.
Padahal dari dulu Bryn tak suka warna biru, melihat warna biru saja sudah membuatnya mual entah kenapa. Tapi sekarang Bryn sudah terbiasa melihat warna biru dan tidak mual lagi.
Karena Bryn sayang Tera.
Tangannya mulai merangkul bahu Tera lalu berjalan menuju ke kelas gadis itu.
"Gila sih beritanya!!!"
"Pantesan mukanya si Tera mirip sama mereka berdua."
"Seharusnya berita itu dari kemaren-kemaren aja keluarnya biar gue bisa punya waktu banyak buat temenan sama dia."
"Emang si Tera mau temenan sama lo yang adanya pas seneng doang?"
"Bicit lo!"
"Kalau gini kenyatannya gue juga mau temenan sama dia..."
"Nanti Kak Jesii, Kak Bella sama Kak Tesa bakal berani nggak ya... bully dia lagi?"
"Gue mau deket sama Tera ah, tau aja bisa jadi kakak iparnya."
"Bangun woy!! Emak lo noh udah gedor-gedor pintu sambil bawa sapu ijuk."
"Hidupnya sempurna banget. Udah cantik, pinter, terus anaknya orang kaya lagi. Aduhh... kurang apa lagi coba."
"Kayaknya kurang pacar."
"Tera tinggal tunjuk aja pasti langsung dapet."
"TERAAAA! TUKERAN NASIB YUK!!"
Teriakan itu langsung saja dibalas tatapan tajam oleh Bryn membuat siswi itu susah meneguk ludahnya.
"Nah lo mampus..."
Tera yang sedari tadi mendengar bahwa dirinya yang sedang diperbincangkan hanya menunduk dengan jarinya yang tertaut. Menjadi bahan omongan di sekolah itu adalah mimpi buruk bagi Tera.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA
Teen FictionLentera Andini sosok gadis baik hati nan pekerja keras yang harus merasakan pahitnya hidup. Ayahnya menelantarkan dia begitu saja dan sering memperlakukannya dengan tidak baik. Hanya karena dia miskin orang - orang tak mau berteman dengannya. Kehid...