🌟Guys budidaya vote and komen🌟
Bantu share cerita ini ya guys 🙏🙏🙏
😬Happy reading 😬
Setelah solat isya, Arkan menyimpan pecinya tepat di meja belajar, lalu berjalan ke arah pintu kamarnya, sambil mengencangkan sarung yang ada di area pinggangnya. Kemudian, ia memainkan rambutnya yang sedikit basa itu, karena air wudhu.Beberapa menit kemudian Arkan sampai di lantai dasar, lalu berjalan ke arah meja makan yang nampak di huni oleh Kevin, Bella dan Aldo yang tengah memegang buku dengan mulut yang berkomat Kamit seperti embah dukun baca mantra. "Malam para beban keluarga" sapa Arkan lalu menarik kursi meja makan tepat di samping Bella.
Aldo mendongak menatap Arkan dengan tatapan jengkel, lalu beralih menatap bukunya sembari melanjutkan hafalannya. Saat ini ia tak ingin mengajak Arkan beradu mulut, karena ia harus belajar untuk bekal cerdas cermat.
"Eh Abang alkan" balas Bella sambil tersenyum hangat.
"Farrel bantu bunda bawa makanan" panggil Sera yang tengah mencicipi sayur Sop buatannya di dapur.
Arkan berdiri lalu berjalan ke arah dapur yang jaraknya tak jauh dari meja makan, "siap bund, Hem... Bunda udah engga marah sama Aku?" Tanya Arkan ragu sambil mendekat ke arah bundanya.
Sera menoleh menatap putranya, lalu menggeleng-geleng lemah, "udah engga" balasnya sambil tersenyum tipis.
Arkan tersenyum lega, "Alhamdulillah kalo gitu" ucapnya sembari mengambil tempat nasi yang sudah di isi sebelumnya, lalu membawanya ke meja makan.
Beberapa menit kemudian, semuanya tersaji di atas meja makan. sehingga Arkan menarik kursi di sebelah Bella atau lebih tepatnya Kursi yang berada tepat di hadapan Aldo, sembari bersiap mencerna makanan yang sudah tersaji di depannya.
Sementara Aldo, ia nampak memejamkan matanya, dengan mulut yang masih berkomat-kamit. Terlihat ia begitu antusias dan begitu serius dalam belajar.
"Aldo makan dulu, nanti di lanjut belajarnya!" tegur Sera sembari mengambilkan makanan untuk Kevin.
Aldo membuka matanya lalu menghembuskan nafas gusar, sembari menutup buku paketnya "iyaaaa" balasnya terdengar malas, seraya mengambil segelas Air minum.
"Ekhem" suara deheman yang bersumber dari seorang paruh baya laki-laki sambil menuruni tangga yakni Daffa-papa Arkan.
"Papa" panggil Kevin sambil tersenyum senang.
Daffa tersenyum tipis menatap putra ketinganya itu, lalu beralih menatap Aldo yang nampak sibuk mengunyah sambil menghafal materi pelajarannya.
"Eh papa, ayo makan!" Panggil Sera pada suaminya sambil menyuapi Bella.
Daffa menarik kursi tepat di ujung meja makan-perantara Aldo dan Arkan. Lalu menatap putra sulungnya dengan tatapan dingin.
Degg
Tiba-tiba jantung Arkan berdetak tak karuan, ia menunduk menatap pahanya yang sedikit gemetar. "Pa-pah" Sapanya untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Daffa hanya melirik sinis, sebagai balasan, lalu beralih menatap Aldo sambil tersenyum hangat, "gimana sekolah kamu?" Tanyanya dengan nada lemah.
Aldo menoleh menatap papanya, "baik dong pah... dan papa tau engga? Aku terpilih sebagai perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba cerdas cermat antar Sekolah" ucapnya menyombongkan diri lalu menyodorkan sesuap nasi ke mulutnya.
Daffa tersenyum senang, "oww yah, keren anak papa" serunya lalu mengusap kepala putranya dengan riang.
"Iya dong anak papa gitu loh" balasnya sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN |END| Belum Revisi
Teen Fiction{FOLLOW SEBELUM MEMBACA} **** ~3 tahun yang lalu~ "mau kalian apa sih? Kenapa kalian jahat banget sama Aku?" erang Arkan yang di iringi tangisan. "Gw mau, Lo hajar gw sampai masuk rumah sakit!" jawab Anak nakal itu dengan nada bicara tenang, namun...