chapter 28

215 21 24
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu

Vote terlebih dahulu, dan komen....

Tandai Typo 🙏

Happy reading ❤️


Cemal dan Arkan berjalan pelan sembari menyusuri tembok- gedung kumuh yang tak lain adalah markas milik Dementor.Sementara melangkah, mereka berdua saling memantau sama lain agar tidak ketahuan oleh anggota geng Dementor.

"Mereka engga punya uang gitu buat nyewa tempat yang bagusan dikit, engga usah pake gedung kumuh kek gini." bisik Cemal yang masih sibuk menyusuri gedung untuk mencari celah, agar bisa memantau gerak gerik anggota Dementor di dalam sana.

"Iya, mana banyak nyamuk lagi." Balas Arkan sambil menggaruk pipinya, yang  tengah berada di belakang Cemal.

setelah menemukan celah untuk mengintip, Cemal dan Arkan menghentikan lagkahnya,  kemudian mengamati setiap kegiatan yang berada di dalam sana, terlihat di dalam gedung Bara tidak ada begitu pun dengan Nadia. "itu target kita!" Umpat Cemal sembari mengamati Adlar yang tengah terduduk di atas bangku kayu, dan sesekali mengisap rokoknya.

Arkan ikut mengintip, kemudian bergidik geli pasca melihat ke dalam, "pergaulan mereka jauh dari kata sehat ya!" ujar  Arkan dengan nada rendah.

"he'em, beda banget sama pergaulan kita" cibir Cemal.

dret... dret... dret... dret...

tiba-tiba handphone milik Cemal bergetar, sehingga dengan wajah risih sang pemilik merogoknya dari saku celana jins yang ia kenakan, "siapa sih? ganggu aja deh" omel Cemal, seraya membaca nama yang tertera di layar Hp-nya,  "Danish" ucapnya kemudian, lalu menggeser logo hijau yang berada di layar benda pipih itu.

"yaudah angkat!" Titah Arkan dengan buru-buru.

"ini udah gw angkat, tapi putus-putus. soalnya jaringan jelek banget" sergah Cemal kemudian pergi untuk mencari jaringan di sekitarnya.

Sementara  Arkan, ia masih mematung di tempat, seraya membayangkan istrinya berada di tengah-tengah mereka. "Nadia-Nadia, kok lo bisa gabung sih sama rombongan orang-orang kek gini? engga ada gunanya banget." gumam Arkan tanpa sadar.

sedangkan Cemal yang sudah kembali, mengerutkan keningnya, sehingga dengan kebetulan ia mendengarkan kalimat Arkan, "maksud lo apa ya Ar? sampai-sampai bawa-bawa Nadia?" tanya Cemal dengan penasaran.

Seketika Arkan nampak gelagapan, "Anu eeee, kan Nadia gw denger-denger cuman dia anggota geng dementor perempuan. kok dia mau gitu, gabung sama gerombolan geng-gengan yang engga ada faedahnya sama sekali?"  lontar Arkan dengan salah tingkah.

Cemal yang nampak percaya  dengan penuturan Arkan pun hanya bisa mengagguk-angguk samar. "kan dia pacarnya Bara, jadi dia ikut-ikutan deh dengan pergaulan pacarnya." Jelas Cemal.

"Emmmm, eh BTW tadi si Danish bilang apa?" Tanya Arkan mengalihkan pambicaraan.

Itu, katanya mereka udah "stand by di lokasi" jawab Cemal. "Jadi sekarang giliran tugas kita, yaitu memancing Adlar." Lanjutnya.

Arkan membuka layar handphonenya, kamudian memencet nomor orang yang baru ia seve. "Nih Lo aja yang ngomong!" Pintanya.

"Yaudah, tapi signal di tempat ini jelek banget, jadi kita harus cari dulu tempat yang cocok" ajak Cemal, kemudian bergerak untuk mencari lokasi untuk menelfon targetnya. Begitu juga dengan Arkan, ia berdiri kemudian berjalan mengendap-endap untuk mengekor ke belakang Cemal.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang