chapter 48

140 17 4
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu 😅

Hai, vote terlebih dahulu yah 🤓

Dan sepihkan komen...

📖Selamat membaca📖
👓

👓

👓


Danish, Daniyal, Cemal dan Aksa, Tengah berada di dalam mobil. Mereka menikmati malam dengan berkeliling, dan mencari tempat nongkrong yang cocok.

"Sekarang gimana Arkan?" (Arkan gimana sekarang?) Tanya Aksa di tengah-tengah sahabatnya yang terlihat sedang mengotak-atik handphone masing-masing.

Daniyal memutar bola matanya malas, "udahlah engga usah di pikirin, Lo mau di bully satu sekolah kalo masih main sama dia?" Sinisnya yang saat ini tak peduli dengan sepupunya itu.

Cemal nampak was-was jika membahas Arkan. "Iya bener banget!" Timpal-nya. "Btw ke club yuk!" Ajaknya, sekalian mengalihkan topik.

Daniyal menoleh ke arah Cemal yang duduk di belakang. "Sorry Gw dari orok kaga pernah mau ke tempat kek gituan!" Tolaknya mentah-mentah, seraya melirik Danish. "Tapi Nish, cobain ke sana yuk! Kali iniiiiii ajah!" Ujarnya tiba-tiba dengan wajah memohon.

Danish melirik sekilas, "Engga!" Jawabannya singkat.

"Nishhh, ayo dong! Sekejap aja deh!" Goda Daniyal dengan ekspresi manja.

Aksa dan Cemal yang menatap si kembar, dengan tatapan geli.

"Nish sebaiknya turutin aja! Sekalian cuci-cuci mata!" Goda Cemal sambil melirik Aksa dengan senyuman jahil.

Daniyal merengek manja, yang terlihat begitu menjijikan. "Di jalan mana?" Tanya Danish to the point menandakan 'iya'.

Cemal tersenyum sembringan. "Dekat dari sini, Sebentar di perempatan tinggal belok kiri!" Jawabnya.

Daniyal tersenyum, lalu memperbaiki posisinya.

Tak butuh waktu lama, Akhirnya mobil yang di kendarai oleh mereka pun terhenti. Mereka keluar dengan ekspresi berbeda-beda.

Aksa menatap malas ke arah gedung yang akan mereka masuki, "banget kental haramnya bau!" (bau haramnya kental banget!) Ujarnya.

Cemal dan Daniyal tersenyum berbinar lalu masuk. Sedangkan Danish dan Aksa terlihat berjalan di belakang dengan raut wajah tak nafsu.

Sesampainya di dalam, Tiba-tiba seorang gadis kurang bahan, menyentuh bahu Aksa dengan penuh hasrat, "hai gantengnya aku!" Suara lembut nan penuh belai.

Aksa yang terkejut sontak menampol wajah gadis itu dengan keras, "AAAH!" Pekiknya kemudian mendekat ke arah Danish, "Nish!" Ujarnya nampak takut sambil bersembunyi di belakang sahabat-nya itu.

"SAKIT BEGO!" sontak wanita itu bersuara keras bagaikan suara pria jantan.

Cemal pun berbalik, "heh kalian ngapain?" Tanyanya.

"Ini orang main tampol-tampol aja, di muka gw!" Omel waria itu dengan wajah sangar. "Pokoknya Lo harus ganti rugi!" Timpal-nya.

Cemal bergidik, " idih, Berapa?" Tanya dengan tatapan bergidik.

"Lima ratus ribu!" Jawab waria itu dengan ketus.

"Lima ratus ribu doang?" Tanya Cemal seolah meremehkan nominal uang tersebut. "Murah banget, kek kualitas lu!" Todongnya sekaligus memaki. "Aksa bayar!" Titahnya.

Sedangkan waria itu nampak melipat tangannya, dengan ekspresi jutek, "emang Lo pernah cobain gw?" Umpatnya sambil memainkan kuku tangan lentiknya.

"Kesini gw ngajakin yang Lo, bayar harus yang Lo berarti!"(Lo yang ngajakin gw kesini, berarti Lo yang harus bayar!) Ujar Aksa yang membuat Cemal berpikir sejenak, berusaha merangkai kalimat yang di keluarkan Aksa.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang