chapter 6

729 140 121
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

😊Jejak ya😊

❤️

🌿Happy reading 🌿

Setelah berlari begitu jauh dari rumah sakit, sekarang yang ia lakukan adalah mencari masjid yang dekat dari lokasinya saat ini, Arkan menatap sana sini, lalu beralih menatap jam tangannya, tetapi tatapan tertuju pada punggung tangan yang mengeluarkan darah, serta kulit yang sedikit sobek, "Astagfirullah" serunya histeris.

Arkan meremas kuat punggung tangannya agar darah tersebut berhenti menetes, sembari memejamkan matanya-menahan perih, lalu berlari mencari masjid atau musholla untuk beribadah.

Beberapa menit kemudian, Arkan
menemukan musholla, ia langsung berlari di ke arah tempat wudhu.

Setelahnya, ia langsung berlari masuk ke musholla-menuju lemari untuk mencari sarung, tapi di dalam lemari Arkan tak kunjung menemukan benda yang ia cari, Arkan mengacak isi lemari tersebut "masa sih ni masjid engga ada sarungnya" umpannya sambil mengacak lemari itu.

"Lagi cari apa den?" Tanya seseorang yang tiba-tiba berada di belakang Arkan.

Arkan tersentak-kaget lalu membalikkan badannya menatap orang tua langsia yang tengah memegang pel, "saya lagi nyari sarung pak" jawabnya.

Orang Asing itu, melirik ke arah punggung tangan Arkan, "oww semua sarungnya lagi di cuci den" jawab orang itu dengan nada lemah lembut, "kenapa pake sarung kan Aden udah pake celana panjang?" Tanya orang asing itu.

Arkan berdengus, memperlihatkan, celananya yang nampak sobek di bagian lutut, dan entah penyebabnya apa? "Celana saya robek pak" ucapnya.

Pria langsia itu mengagguk, sembari  menatap punggung tangan Arkan,"itu tangannya kenapa? Ko bisa berdarah" tanyanya lagi.

Arkan melirik punggung tangan kirinya yang sedari tadi memberi efek perih, "engga apa-apa ko pak, tadi cuman kegores jarum impuls" jelasnya.

Orang asing itu tersenyum tipis, "yaudah saya Ambilkan kotak P3K ya den, biar di obatin" tawarnya sambil tersenyum tipis.

Arkan menggelang-geleng, "engga usah pak, saya engga mau ngerepotin bapak" tolak Arkan lalu membalikkan badannya, lantas melanjutkan mencari sarung, "siapa tau masih ada sarung yang tercecer" pikirnya.

"Den, sarungnya sedang saya cuci semua, tapi kalo mau, di situ ada___"
ucap orang itu terpotong.

"Ada__?" Tanya Arkan penasaran

Orang itu melangkah ke arah lemari, lalu mengambil satu lipatan kain, lantas menyerahkan lipatan kain tersebut kepada Arkan, "yang ada cuman ini den" sahutnya.

Arkan mengambil lipatan tersebut, lalu melebarkannya, "rok mukena?" Sembari mengerutkan keningnya.

"Iya den, pake ini aja ya, soalnya engga ada sarung"

Dengan ekspresi terpaksa, Arkan mengangguk, "dari pada lutut kelihatan, jadi yaudah deh, pake yang ada aja" pikirnya lalu memakai benda tersebut, setelahnya ia memperbaiki posisinya-bersiap untuk solat.

"Allahuakbar"

tiba-tiba Seorang anak laki-laki masuk, bersama ayahnya, sambil menatap Arkan dengan tatapan aneh "Yah,yah" panggil anak itu sambil menarik pinggiran baju ayahnya.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang