Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu
Lama ya engga pernah up soalnya sedang sibuk PAS, jadi engga punya sela untuk ngetik 🙂
Vote terlebih dahulu ya sis...
Kalo ada typo mohon di tandai....
Happy reading ❤️
Jam sembilan belas lewat lima puluh, nampak Arkan tengah terduduk di anak tangga sambil menatap kosong ke arah depan.
Aldo yang tengah turun tangga langsung memukul kepala Arkan dengan lumayan kasar.
Sedangkan orang yang nistain langsung tersentak, lalu mengerutkan keningnya, "eh Al, sopan santun dikit dong" protesnya terdengar sinis.
Aldo menghentikan langkahnya, seraya berbalik, "eh ada orang toh" ujarnya dengan Mimik wajah pura-pura tidak tahu, lalu mendekat ke Arah saudaranya. Kemudian ikut duduk.
"Enak aja" sinis Arkan, lalu memeluk pembatas tangga seraya kembali melanjutkan lamunannya.
Aldo memerhatikan wajah Arkan, "lu kenapa?" Tanyanya dengan wajah penasaran.
"Lagi mikirin, kok masalah hidup gw banyak banget ya, kek engga ada habisnya" ngadu Arkan dengan posisi yang masih sama.
Aldo memutar bola matanya-jengah, "yang namanya Manusia hidup ya pasti diselimuti masalah, kalo mau di selimuti wijen mending jadi onde-onde" balas Aldo dengan nada malas.
Arkan menoleh menatap Aldo, "ya kali gw jadi onde-onde" desisnya, lalu membuang pandangannya, "btw, yang Lo pegang itu apa?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan.
Aldo menatap benda yang di tanyakan Arkan, "ini kado untuk bokap. Kan ini hari ulang tahunnya papa" Jawabannya.
Arkan terbelalak, "lah, beneran?" Tanyanya memastikan.
Aldo menatap Arkan dengan tatapan yang sulit di Artikan, "ya iyalah!" tegasnya.
Arkan berdiri lalu berlari naik ke Atas tangga- menuju kamarnya. Sementara Aldo nampak ia terkejut, seraya menatap punggung Saudaranya yang semakin menghilang, "eh lu mau kemana?" Tanyanya.
"Mau, buat kado untuk papa" balasnya tanpa menatap Aldo seraya melanjutkan larinya.
"Kira-kira kadonya apa ya?" Gumam Aldo dengan alis berkerut.
________ARKAN_______
Arkan buru-buru membuka lemari kacanya, lalu mengambil kanfas berukuran 40 cm×40 cm. Kemudian Ia mengamati lukisan yang sudah ia buat sebelumnya, terlihat di sana ia dan papanya nampak tersenyum bahagia.
"Kira-kira papa suka engga ya?" Tanyanya terdengar ragu.
Lalu mengusap wajah papanya yang tengah melemparkan senyum padanya. "Andai papa kalo ngeliat gw, di selalu tersenyum seperti ini... Tapi mustahil" Lirihnya dengan senyuman tipis.
"Pah kapan si kita ngobrol bareng? bercanda bareng," Tanyanya dengan ekspresi keluh. Kemudian menggeleng-berusaha menghilangkan pikiran negatifnya. "Enggak-enggak gw engga boleh berandai-andai. gw harus yakin kalo bokap juga sayang sama gw!" Ujarnya berusaha berpikir positif.
Setelahnya, ia meraih kertas kado dan gunting, lalu terduduk di lantai untuk memulai kegiatannya yaitu membungkus Kanfas.
_______ARKAN______
"Iya pah, tadi temen aku nyontek pas ulangan" cerita Kevin dengan mimik wajah yang nampak begitu serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN |END| Belum Revisi
Teen Fiction{FOLLOW SEBELUM MEMBACA} **** ~3 tahun yang lalu~ "mau kalian apa sih? Kenapa kalian jahat banget sama Aku?" erang Arkan yang di iringi tangisan. "Gw mau, Lo hajar gw sampai masuk rumah sakit!" jawab Anak nakal itu dengan nada bicara tenang, namun...