chapter 23

262 21 56
                                    


Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu.....

Jangan lupa vote and  comen  ❤️

Kalo ada typo tandai ya 🤗

❤️Happy reading❤️

Arkan berjalan memasuki toko swalayan. Buru-buru ia menghampiri salah-satu pekerja yang nampak tengah merapikan aturan produk jualannya, "emmm permisi mas" sapanya dengan kikuk.

Pekerja itu menoleh menatap Arkan, "eh iya kak, ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya dengan ramah.

"Softex itu apa ya mas? Soalnya ada yang nyuruh saya beli barang itu" ucapnya dengan wajah polos.

Pekerja itu nampak menahan tawa, "OOO, itu pembalut kak," jawabnya.

"Pembalut?" Tanya Arkan dengan penuh penasaran. 'Boleh minta tolong untuk di ambilkan benda itu, soalnya saya kurang tau!" Pintanya sembari memperlihatkan wajah tak enak.

Dengan mesem-mesem pekerja itu menjawab. "Pembalut itu, adalah benda yang di kenakan wanita pada saat datang bulan" jelasnya, "emm,  tunggu ya mas, saya pergi ambilkan produk itu" ucapnya lalu pergi meninggalkan Arkan.

"Berarti si Nadia lagi datang bulan dong" ujarnya, lalu mengotak-atik handphonenya untuk mencari website mengenai makanan yang tidak boleh di konsumsi wanita yang sedang menstruasi, "banyak juga ya, makanan dan minuman yang engga boleh dikonsumsi wanita haid." sambungnya lalu mendongak menatap rak yang berisi makanan ringan.

Ia mengambil beberapa Snack yang cukup baik untuk di konsumsi, lalu menatap  jam tangannya. Setelahnya, ia langsung melebarkan matanya karena waktu yang di jangkakan oleh sang istri sudah hampir habis. Dengan buru-buru ia mengambil Snack asal-asalan.

"Ini produk yang kakak cari" ucap pekerja yang baru datang, seraya menyerahkan sebungkus pembalut pada Arkan. "Iya makasih mas" ucap Arkan, lalu mengambil benda itu, kemudian meletakkannya ke dalam keranjang, lantas melanjutkan kegiatannya yaitu mengambil Snack secara acak.

Merasa sudah cukup, ia buru-buru ke kasir, sembari menentang sekeranjang belanjaannya. "Ini Emba" ujarnya lantas menaikkan belanjaannya ke atas meja.

Pekerja wanita itu mengeluarkan belanjaan Arkan dari keranjang, seraya menghitung total dari semua makanan-makanan ringan itu. setelahnya, pekerjaan wanita itu memasukkannyab ke kresek. Pada saat ia memasukkan produk pembalut, pekerja itu nampak menahan tawa, "pembalut untuk pacar ya mas?" Tanyanya terdengar meledek.

Arkan menggeleng "bukan Emba" jawabnya.

"Untuk istri?"

Mendengar pertanyaan itu, Arkan nampak kikuk. "Em, Bukan Emba"

"Untuk ibu ya?"

Lagi-lagi Arkan menggeleng, "bukan emba"

"Untuk temen?"

Arkan terdiam, lalu mengangkat suara, "iya" jawabnya, "temen hidup maksudnya" lanjutnya dalam hati.

"Owww, ini mas belanjaannya. Total keseluruhan seratus tujuh puluh ribu" balas pekerja itu.

Tanpa basa-basi Arkan, langsung bmengambil uangnya yang berada di saku jaketnya. Kemudian menyerahkan uang berjumlah dua ratus ribu rupiah. "Ini Emba" ujar Arkan lalu mengambil kantong kereseknya.

"Ini uang kembaliannya!"

Dengan ketar-ketir, Arkan berlari keluar dari tokoh swalayan itu, dengan tanpa sadar Ia menabrak seseorang.

Brukhhh....

"Maaf" ucap Arkan dengan wajah merasa bersalah.

"Engga apa-apa" ucap Orang yang di di tabrak Arkan, lalu menatap orang yang menabraknya "eh Arkan" ucapnya histeris.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang