chapter 15

352 28 28
                                    


Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu

Sebelumnya terimakasih atas 5 k pembaca. Aku seneng banget, terus dukung cerita ini ya zeyeng ku❤️❤️❤️

Vote terlebih dahulu dan jangan lupa komen

Warning: tandai typo

🎉Happy reading 🎉

Nadia menatap dirinya dari pantulan Cermin yang di penuhi oleh riasan pengantin. Wajah yang tadinya di penuhi lebam akibat tunjukkan semalam, kini tak terlihat karena di tutupi oleh make up yang tebal, namun tetap terlihat alami.

"Yey cantik sekali!" Ucap lelaki setengah matang atau penata rias pengantin, sambil memegangi kedua bahu Nadia.

Nadia menepis kasar tangan lengik yang tengah memegang bahunya, "cantik dari mananya coba? Yang ada kek badut" ujarnya sinis.

Penata rias itu menunjukkan wajah takut yang dibuat-buat, "aww, yey jangan kasar-kasar dong? eke kan jadi takut sama yey." Ucapnya sambil mengusap pergelangan tangannya.

Nadia terdiam tak mau membalas ocehan pria setengah matang itu, ia berdiri seraya memperlihatkan ekspresi dingin.

"Eh... yey mau kemana? Mamy yey bilang, Eke harus ngawasin yey!" Cegah pria itu.

"Apaan sih?" Tepis Nadia seraya berjalan ke arah jendela besar, menatap keluar, untuk merileks-kan pikirannya sejenak.

Pria itu memanyunkan bibirnya, "ih, yey itu cantik, tapi sayang, yey itu garang, roarr!!!" Cibirnya sambil menirukan hewan liar, yang tengah meraung.

Nadia tak menggubris perkataan orang itu. ia terdiam, seraya mencari ide. bagaimana cara ia menyembunyikan ini semua dari Bara?

Nadia menunduk menatap ponselnya yang sedari tadi ia genggam. Gadis itu menggeser layar benda pipihnya, lalu mengamati salah satu foto di sana. yakni, foto Bara. "Sorry Bara, terpaksa gw  hianatin lo!" Ujarnya lalu mengusap halus foto itu.

 "Sorry Bara, terpaksa gw  hianatin lo!" Ujarnya lalu mengusap halus foto itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krekkk

Tiba-tiba Pintu terbuka dan menampilkan Luna  serta busana yang sudah terpasang rapi di tubuhnya. Ia melebarkan matanya seraya berjalan menghampiri Nadia. "WOW WOW WOW, Cantik sekali putrinya mamy" kagumnya pada saat melihat putrinya mengenakan gaun pengantin, serta riasan wajah yang nampak begitu feminim di wajah seorang Nadia.

Merasa hasil karyanya di puji, pria setengah matang itu langsung melebarkan kipasnya, lantas mengibas-ngibaskan di wajahnya, "siapa dulu dong yang ngerias?" ucapnya menyombongkan diri.

Luna  tersenyum bahagia, "Cuk, ini hasil make up-nya keren banget sumpah!" Lontar Luna terkagum-kagum.

"Hem, kan Eke udah ahli,  Jadi hasilnya juga Bagyus" ucap perias itu dengan logat khasnya.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang