chapter 7

686 131 151
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu 🙏

Typo bertebaran.... soalnya masih pemula

Jadi saya minta maaf sebesar besarnya ya༎ຶ‿༎ຶ

Vote terlebih Dahulu soalnya aku ngetiknya banyak banget, sampai-sampai jari-jariku ku, kelilipan, eh maksudnya pegel.

🌺 Selamat membaca🌺

______ARKAN______

Krriinggg....

Bel  pulang  berbunyi, yaitu  jam yang sangat di tunggu-tunggu oleh semua  siswa, sehingga semua lorong di sekolah SMA Harapan Bangsa di penuhi siswa yang berlalu lalang, dengan tujuan yang entah kemana.

Danish yang tengah berjalan di depan sembari melipat tangannya di depan dada, serta Cemal dan Daniyal yang  mengikut  di belakangnya. Sedangkan di belakang Cemal dan Daniyal nampak Aksa yang tengah berjalan sambil mendengarkan musik lewat airport miliknya.

Mereka berempat tengah berjalan dengan Arah tujuan ke kantin, di karenakan cuaca begitu panas sehingga tenggorokan mereka ingin sekali menelan sesuatu yang dingin dan menyegarkan.

Cemal mengibas-ngibaskan bajunya Agar bisa menghilangkan gerah yang ia rasakan, "sumpah panas benget cuy" keluhnya sambil menerka keringat yang berada di pelipisnya.

Daniyal yang tengah, memegang kipas angin mini yang berkarakter Pikachu, langsung menoleh menatap Cemal, "Lo aja tu yang ngerasain panas, gw mah ngerasain gerah" celetuk Daniyal.

Cemal menatap Daniyal,  lalu memukul kepala orang yang tengah berjalan di sampingnya itu, "sama aja tongket"

Daniyal memukul balik kepala Cemal, "jelas berbeda, gw gerah gara-gara cuaca, sedangkan Ello panas gara-gara dosa Lo Yang  terlalu banyak karena sering mempermainkan wanita" jelas Daniyal.

Cemal mencerna omongan Daniyal sembari menatap kosong ke depan, "ah, masa sih kek gitu"  pikirnya, lalu menggeleng-geleng, berusaha melupakan omongan Daniyal. "Dah lah lupain aja" ujarnya.

Daniyal melirik Cemal sinis "i Elleh kalo omongin dosa langsung hilang nyali lo" racau Daniyal.

Cemal menggaruk kepalanya-salting, "engga usah di bahas" pungkasnya sambil tersenyum malu-malu.

"Sae lu" desis Daniyal sambil melirik ke arah Cemal. Lalu beralih menatap ke depan. "Eh BTW sebentar balik dari sekolah, kita jadi kan pergi jenguk si Arkan?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Hm" jawab Danish mengangkat pembicaraan.

"Sa, Lo mau pergi juga kan?" Tanya Cemal pada Aksa yang sedari tadi hanya terdiam.

Aksa membuka airport berwarna putih yang tengah melekat di telinganya, "iya" jawabnya tanpa basa-basi.

Tiba-tiba Danish yang tengah berjalan di depan langsung terhenti, "sial, ada geng Dementor" ucapnya lalu melirik Daniyal-saudara kembarnya.

Daniyal memutar bola matanya malas, "udah gerah kek gini, mana ketemu anggota gengnya si Bera" kesal Daniyal sambil mengarahkan kipas angin mininya ke arah leher.

Aksa yang nampak risih langsung mengangkat pembicaraan "yuk aja menghindar " (yuk menghindar aja) lontarnya.

Cemal menatap Aksa dengan tatapan selidik, "Lo kenapa sa, tiba-tiba kek orang nyembunyiin sesuatu?" Tanyanya.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang