chapter 17

304 23 24
                                    

Jangan lupa jejak

Vote terlebih dahulu....

Tandai typo🤭

❤️Happy reading ❤️




Hari ini adalah hari pertama pernikahan Arkan dan Nadia. Meski berstatus suami istri, tetap saja mereka berdua menjalani kehidupan mereka seperti hari-hari biasanya. Arkan sibuk dengan dunianya, sedangkan Nadia juga sibuk dengan dunianya. Sesuai dengan perjanjian, Arkan dan Nadia akan pisah atap, mereka bisa seatap, tetapi tidak satu kamar. Ini adalah saran dari orang tua mereka, agar mereka mau menerima perjodohan ini, sehingga berat hati mereka menerimanya.

Daniyal merangkul Arkan di bagian sebelah kiri. sedangkan di samping kanan Arkan, nampak Danish berjalan kalem, seraya memasang airport di telinganya.

"Ar, kemarin waktu acaranya selesai, kok lo sama si Nadia balik sendiri-sendiri?" Tanya Daniyal seraya menyeimbangkan langkahnya.

Arkan mendekap mulut Daniyal, "jangan kenceng-kenceng ngomongnya!" seraya menatap ke sana kesini, memastikan bahwa tidak ada yang mendengarkan ucapan Daniyal barusan. "Jangan bahas ini kalo kita ada di luar rumah" sambung Arkan dengan berbisik, lalu melepaskan tangannya dari mulut Daniyal.

Daniyal melirik ke sekitarnya yang nampak ramai, "Yaudah bahas yang lain deh. Ujarnya dengan wajah keluh. "Emmmm, Ar gw boleh nanya tentang kejadian 3 tahun yang lalu, sebelum Lo ke bandung?" Tanyanya sedikit ragu.

Arkan terdiam beberapa detik, "hem, boleh!" Jawabnya samar. sebenarnya ia sudah tak mau membahas kejadian itu, karena ia sudah mulai mengiklankan. toh, papanya sudah terlanjur membencinya.

"Memang kejadian yang sebenarnya itu kek gimana sih Ar? Soalnya dulu kalo gw nanya sama om Daffa, dia tuh langsung kek kesel gitu terus bilang kalo Lo itu yang mendorong Bara sampai ketabrak mobil!" Jelasnya dengan serius.

Arkan menoleh sekilas ke arah Daniyal lalu tersenyum hambar, "Hem, yaudah apa yang di katakan bokap gw itu, itu yang bener" ujarnya berbohong serta mata yang menunjukkan kepasrahan.

Daniyal menggeleng-geleng, "engga Ar, gw ngerasa kalo itu semua bohong." Lontarnya tak percaya. "Yaudah kalo Lo engga mau cerita, gw yang bakalan cari tau sendiri" ujarnya dengan percaya diri.

Arkan tertawa lucu, "terserah... lagian gw udah ngubur itu dalam-dalam.  Sekarang, gw mau fokus buat kedepannya"ujarnya pasrah, lalu membuang nafasnya.

bukanya Arkan tak mau menceritakan itu semua kepada Daniyal, tapi menceritakan itu semua seperti halnya sia-sia.

Daniyal dengan wajah malasnya berucap, "bisa-bisanya Lo bilang kek gitu," Ujarnya dengan wajah menyindir.

Arkan terdiam, seraya membayangkan kejadian masa lampau itu, lalu menggeleng-geleng, berusaha menghapus pikiran itu.

_______ARKAN_______

Nadia berjalan  angkuh di koridor sekolah, dengan ekspresi dingin yang ia perlihatkan, serta mulut yang mengunyah permen karet, seraya sesekali ia menyeringai rambutnya agar tidak menghalangi pandangannya.

Brukkk

Tanpa sengaja Nadia menabrak seseorang yang tengah membawa beberapa buku paket. Sehingga orang itu terjatuh, yang mengundang banyak perhatian.

Sedangkan Nadia, ia tetap melanjutkan langkahnya, tanpa memperdulikan orang yang ia langgar.

"HEH  NADIA, LO ITU  ENGGA PUNYA  SOPAN SANTUN YA?" Sindir orang itu seraya menatap sengit ke arah Nadia. Seve nama orang yang di tabrak Nadia adalah Claudia, wanita terbohay di SMA Harapan bangsa, selain itu, ia juga selalu di jadikan pusat karena wajahnya yang cantik, serta baju ketat yang selalu ia kenakan.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang