chapter 31

209 22 7
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu.

Vote

And

Comen

Tandai Typo!

❤️Happy reading ❤️


Arkan menatap kosong ke arah depan, saat ini pemuda itu tengah terduduk di halte sambil membayangkan semua kejadian yang ia alami di hari ini.

"Farrel!"

Arkan tersentak, kemudian menoleh menatap ke arah mobil yang berhenti di sudut halte. "Eh Bunda" ucapnya.

Sera turun dari mobil seraya memperlihatkan senyuman manis lantas memerhatikan wajah Arkan. entah mengapa ia merasa begitu senang dan tenang jika melihat putra sulungnya itu. Rasanya ia ingin selalu berada di samping putranya. "Nadia mana?" Tanya Sera sembari melangkah-mendekati Arkan.

Arkan menyalimi Sera, lalu memerhatikan sekitarnya. "Engga tau bunda" jawabnya.

"Arkan" panggil Luna yang juga ikut keluar dari mobil, di bagian kursi kemudi.

Arkan tersenyum sopan, kemudian mendekati Luna, lantas menyalimi ibu mertuanya itu.

"Nadia mana?" Tanya Luna yang menanyakan pertanyaa yang sama dengan besannya.

"nah itu juga yang aku pertanyakan. Masa keberadaan istri sendiri engga tau" tutur Sera dengan senyuman yang redup.

Arkan menggaruk tengkuknya-bingung, "mungkin masih ada di dalam!" tuturnya dengan senyuman kikuk.

Luna menghela nafas, "yaudah, kamu telfon Nadia, suruh dia kesini!" pintanya.

Arkan dengan malas merogok saku celananya, kemudian menelfon nomor handphone istrinya. tak lama kemudian, Nadia pun menjawab sambungan milik Arkan. "hallo, apa? ganggu aja deh" kesal Nadia yang berada di seberang sana.

Arkan melirik bunda dan mertunya yang sedari tadi memerhatikannya. "ke Halte buruan!" titahnya terdengar dingin.

mendengar suara suaminya yang terdengar tak biasa, Nadia mematikan sambungannya kemudian berdiri lantas menyangkutkan tasnya di bahu kanannya. "Sorry gengs gw harus balik!" pamitnya pada anggota geng dementor yang tengah nongkrong di kantin sekolah.

tetapi buru-buru Bara memegang pergelangan tangan Nadia. "jangan dulu dong!" cegahnya kemudian menarik Nadia untuk duduk kembali ke sampingnya.

"kok cepet banget sih bu bos" embus salah satu anggota geng Dementor.

"iya, mana bu bos akhir-akhir ini jarang gabung sama kita, itu pun cuman gabung pas di sekolah aja" timpal yang lainnya.

"bener yang mereka bilang, lo sekarang engga pernah ke beskem!" keluh Bara sambil menatap manik mata Nadia dengan lekat.

Nadia terdiam beberapa detik, kemudian mengangkat suara."Mau gimana lagi? sekarang bokap penjagaannya makin ketat" balas Nadia dengan rasa bersalah. "Yaudah gw balik dulu ya!" Pamitnya yang kesekian kali kemudian tos dengan anggota gengnya.

Bara mengangguk samar "hati-hati ya" ujar Bara.

"Iya"

Sedangkan Arkan, ia masih berada di Halte bersama Sera dan Luna. Kedua paruh baya itu nampak terduduk di kursi Halte sambil membicarakan sesuatu yang Arkan pun juga tak tahu.

Luna memandangi Arkan, "Ar, coba deh kamu pergi cari Nadia soalnya dari tadi kok belum datang!" Titah Luna seraya melirik jam tangannya.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang