chapter 4

893 167 112
                                    


Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu....

Bagaimana puasa kalian?🕋

Semoga lancar terus ya 😊

🍁Yuk baca cerita ARKAN🍁

🌷Semoga suka🌷

🌻Jangan lupa vote and comen🌻

🍒Happy reading 🍒

Arkan dan Danish berdiri di balik tembok kelas 11 MIPA 1, ternyata ke duanya tidak pergi ke toilet melainkan hanya menyimak Omelan gurunya dari luar, dan menunggu suasana kelas menjadi normal.

Arkan menyandarkan dirinya di tembok, sedangkan Danish berdiri di dekat Arkan sambil menyimak dengan saksama setiap detail Omelan sang guru untuk teman sekelasnya yaitu Nadia, si wanita bar-bar, dan badgirl sekolah.

"Sampai kapan kita di sini?" Tanya Arkan yang sudah mulai bosan.

Daniyal melirik Arkan dengan saksama, lalu mengacungkan pundaknya, menandakan ia juga tak tahu.

Arkan mendudukkan dirinya di atas lantai, entah mengapa kepalanya dari tadi serasa pening, kemungkin efek, karna semalaman ia kurang tidur.

Danish menatap tingkah Arkan, "Lo, kenapa?"

Arkan mendongak menatap Danish yang berdiri, di sampingnya sambil melipat tangan di depan dada. "Engga apa-apa" jawabnya.

Danish, tak merespon apa-apa, tapi ia yakin kalo Arkan tengah menyembunyikan sesuatu.

Danish menatap jam tangannya, lalu melangkah ke arah pintu, untuk masuk ke kelasnya. "Ayo masuk" ajaknya dengan nada datar.

Arkan mendongak menatap Danish, lalu ikut berdiri, lantas mengekor di belakang Danish menuju pintu.

______ARKAN______

Lima menit kemudian, jam istirahat telah tiba, dan di situ pula gurunya baru berhenti mengomeli Nadia.

Setelah mengomeli habis-habisan siswi bar-barnya, guru itu langsung menatap Arkan.

"ARKAN" panggil guru itu yang wajahnya sudah nampak lelah, dan mimik wajah emosi yang tergambar di sana.

Arkan yang terduduk di bangku-tepat di samping Danish sambil memijat pangkal hidungnya, langsung tersentak karna mendengar suara tegas dari sang guru, ia lantas berdiri "Iya Bu" balasnya.

"Kamu pergi ambil buku paket di perpustakaan" titah guru itu sambil merapikan semua barang-barangnya, sembari bersiap untuk keluar dari kelas yang sangat menguji emosional.

"Iya Bu" balas Arkan.

Pada saat berjalan ke arah pintu, guru itu langsung terhenti "Nadia, kamu sekarang ke perpustakaan juga, kerjakan soal-soal yang berada di halaman 72-85" titahnya tanpa menatap Nadia, karna merasa begitu kesal, dengan siswinya yang satu itu.

Nadia memutar bola matanya- kesal, sambil melipat tangannya di depan dada, serta tas yang masih bertengger bokongnya, dan tak lupa mata yang menatap bokong gurunya yang sudah menghilang dari pandangan, "sumpah tu nenek lampir bikin kesel, ngasih tugasnya banyak banget. kerjaannya ngomel Mulu kalo ngeliat gw, keknya dia punya dendam pribadi deh" omel Nadia panjang lebar, yang membuat sebagian orang yang berada di kelas itu menatapnya dengan tatapan bermacam-macam.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang