chapter 55

153 19 5
                                    

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatu...

Vote terlebih dahulu yah sayang...

Lalu komen😘

🐼Happy reading 🐼

Sinar berjalan dikoridor sekolah seorang diri, ia membaca beberapa pesan singkat yang dikirim oleh beberapan temanya. Sementara asik dengan pesan-pesan itu. Tiba-tiba sesorang menariknya dengan gesik, dan masuk kesebuah bilik loker yang nampak begitu sepi.

Sinar melebarkan matanya, mulutnya terbekap kuat oleh orang yang menariknya barusan. Pergerakannya diblokir dan dipojokkan oleh sisi dinding.

"Gw lepasin lo, tapi jangan teriak!" Pinta Danish yang menyudutkan Sinar.

Sinar yang ketakutan mengagguk. "Kak Danish!" gumamnya setelah Danish membuka dekapannya pada mulut sinar.

"Gw engga bakalan ngapa-ngapain lo!" ucap Danish seraya menjauhkan tubuhnya dari Sinar, "ekhem... akhirnya gw bisa bertatap langsung sama lo. Hampir dua minggu lo engga masuk sekolah. Apa karna lo ngehindari gw?" tanyanya kemudian sambil melipat tangannya di depan dada.

Sinar menjilat bibirnya dengan sedikit tegang. "Iyah!" Jawabnya.

Danish mengangguk samar, "Lo pasti tau apa yang sedang gw cari!" Tanyanya yang langsung ke inti.

"yang pastinya kakak cari tau tantang tragedi tabrakan ditiga tahun yang lalu kan?" Sinar membalas tatapan Danish.

"Hm lo bener, ceritain yang lo tau!"

Sinar memiringkan tubuhnya, seraya menatap objek lain. "Kakak punya hubungan apa sama kejadian itu?"

"Ini menyangkut Arkan!"

Mendengar nama itu disebut seketika alis Sinar berkerut. "Kenapa kak Arkan?"

Danish sepertinya berhasil membuat Sinar penasaran. "Sebentar kita bahas setelah pulang Sekolah! Gw ada urusan lain!" Lontarnya sambil menatap jam tangannya. Kemudian pergi meninggalakan Sinar secara tiba-tiba.

"Kak Arkan? Ini ada apa sih?"

_____ARKAN_____

Danish memasuki toilet sekolah, lalu membuka kacamatanya. Setelah itu, ia membasuh wajah agar kembali segar. Pria berdarah dingin itu, menatap wajahnya lamat-lamat pada pantulan cermin, "Hem, cukup rumit." Gumamnya dengan hembusan nafas. Sekarang ia tahu alasan Arkan mengabaikan masalahnya ini, karena begitu rumit dan bertele-tele. Dia saja yang tidak memiliki sangkut paut apa-apa sudah pusing, lantas bagaimana dengan Arkan yang memikul beban ini, belum lagi masalah-masalah lainnya.

Danish menghentikan lamunannya karna ada beberapa siswa yang juga masuk ke dalam toilet. Ia kembali memasang kacamatanya lalu masuk ke salah satu bilik toilet.

Setelah masuk, ia memasang wajah tak enak, ia melirik Closet dan terdapat kotoran. "Sialan, Ukhuk-ukhuk!" umpatnya lalu keluar.

Sontak para siswa yang berada di luar, menoleh ke arah Danish yang terasa begitu berbau pasca membuka pintu. Tapi sebisa mungkin mereka menahan untuk tidak menegur agar tidak mendapatkan tatapan acaman dari sang empuh.

Danish tanpa merasa bersalah menutup pintu bilik toilet, lalu menatap datar orang-orang yang nampak menahan nafas akan keberadaannya. "Lo kenapa?" tanyanya terdengar sinis yang direspon dengan gelengen oleh seseorang.

Pria berkacamata itupun pergi, yang membuat orang-orang bernafas lega. "ternyata cowok ganteng kalo pup bau juga yah!" bisik salah seorang yang menciptakan galak tawa.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang