chapter 24

303 18 51
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu.

Vote and comen, ❤️

Kalo ada typo mohon di tandai🙏🙏

Bantu share cerita ini ya...

❤️Happy reading ❤️

"waalaikumsalam" jawab dari orang sebrang sana. "Ar, malming kuy" sambungnya terdengar asik.

Arkan mengerutkan keningnya, "engga Ah Niyal, malam ini gw nginep di rumah mertua gw" tolaknya dengan tak enak hati.

"yahh Ar," balas Daniyal dengan nada kecewa, "yaudah, gw mau kesitu aja deh" desisnya.

arkan melebarkan matanya, "eh-eh jangan niyal, gw malu terimah tamu" cegahnya dengan memelas.

lagi-lagi Daniyal kecewa kesekian kalinya. "payah," cemoohnya, "yaudah gw mau pergi malming bareng Cemal, Danish, dan Aksa aja deh. bay" ujarnya lalu mematikan sambungan secara sepihak.

Setelah mematikan sambungan, Arkan langsung menurunkan hanponenya dari indra pendengarnya, wajahnya nampak keluh.

"Arkan" panggil Bram sambil menyentuh pundak menantunya dari belakang.

Arkan menoleh menatap mertuanya. "iya, kenapa pi?" tanyanya dengan alis terangkat.

"engga kenapa-kenapa" jawab Bram sambil menggeleng lemah. "Arkan, kita pergi solat magrib yuk di masjid, terus sekalian dengerin kajian sambil nungguin solat isya " ajak Bram.

Arkan tersenyum tipis, "boleh-boleh" jawabnya terdengar antusias.

"yasudah tungguin saya dulu ya, saya mau bersih-bersih dulu" ungkasnya lalu pergi meninggalkan menantunya.


______ARKAN______

Arkan, Danish, Daniyal, cemal, Aksa, dan kiana berjalan di koridor dengan tujuan ke arah ruang  guru untuk membantu kiana melakukan pendaftaran sekolah tahap Akhir.

"guys engga apa-apa kan kalo Kiana ikut-ikut ke kita? Soalnya dia kan belum punya kenalan selain kita." ujar Cemal yang tengah berjalan di samping Kiana.

Daniyal yang tengah berjalan di depan Cemal, langsung mengangkat suara, "hem, tapi suruh sepupu loh itu tau diri" balasnya terdengar judes.

Kiana berdehem singkat, lalu berucap, "jujur aja gw merasa malu berjala di tangah-tengah kalian, soalnya kalian itu kek orang  kekurangan  gizi"  racaunya yang membuat Daniyal, Cemal naik pitam.

Cemal mengepalkan tanganya, berusaha menahan emosinya.  "kalo boleh jujur juga ya. seandainya lo itu bukan sepupu gw, mungkin udah gw celupin kepala lo di air comberan" gerutunya berusaha tenang.

Kiana tersenyum mengejek, "ah, macaci" ledeknya.

Daniyal membuang nafas gusar, lalu berbalik. Sehingga dengan spontan, Kiana langsung tertabrak dengan dada bidang milik Daniyal. "urus sepupu lo mal, gw mau balik ke kelas. lama-lama tekanan darah gw bakalan naik kalo deket-deket sama ni orang"  tantangnya sambil memperhatikan manik mata milik Kiana.

Cemal melebarkan matanya "lah-lah, eh  Niyal jangan gitu!" cegahnya.

"au ah, yok Ar, nish. kita ke kelas!" semburnya sambil menarik Arkan dan Danish pergi dari hadapan, Cemal, Kiana dan Aksa.

Cemal menatap pungguang milik Daniyal, "niyal gw engga tau mau bilang apa kalo gw berhadapan dengan guru." ngadunya.

"KAN ADA SI AKSA, KENAPA LO ENGGA NYURUH DIA AJA" kelakarnya tanpa menatap Cemal, serta kaki yang masih melangkah.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang