Chapter 57

122 10 0
                                    

اَلسَّلَامُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Vote and Comen

Follow Artmanda455

😚Happy reading 😚

Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh Danish, dimana ia akan membongkar kebusukan Bara di depan Daffa.

Setelah pulang sekolah ia langsug ke kantor Daffa yang di temani oleh Daniyal. Dan saat ini keduanya sudah berada diruang tunggu. Tinggal menunggu namanya disebut dan ia akan bertemu dengan paruh baya itu.

"Nish Kita udah satu jam nunggu. Dan nama kita belum disebut," Ngadu Daniyal dengan wajah bosan. "Kita memangnya mau ngapain sih di sini? Dari tadi gw tanya lo cuman diem mulu!" Tambahnya.

Bukannya menjawab, Danish malah sibuk memperhatikan seorang lelaki di hadapannya yang nampak mencurigakan, seluruh pakaiannya hitam, menggunakan topi, kacamata hitam, dan masker. Yah, benar saja orang itu adalah salah seorang anak buah Bara. "Sepertinya gw dicurigain!" Gumamnya di dalam hati. Sehingga mau tidak mau ia pergi meninggalkan tempat itu, sambil berlagak orang menelpon. "Oke, saya ke sana sekarang. Jadi pertemuan saya dengan pak Daffa saya Cancel saja!" Ucapnya sambil berjalan pergi.

"Dengan Danish adelard abraham, dan Daniyal Adelard Abraham! Silahkan masuk!" Seorang pria muda menghampiri si kembar dan mempersilahkan untuk masuk ke ruangan Daffa.

Mendengar namanya di sebut, Danish pun berhenti memerhatikan pria yang ia curigai itu. Ia berdiri dan beranjak ke ruangan Daffa.

Daffa yang tengah mengotak atik beberapa dokumen penting, langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu, pasca menyadari kedua ponakan istrinya yang tengah memasuki ruangan.

"Siang om!" Sapa Danish yang nampak masih berdiri.

Daffa menumpukkan berkas pentinnya lalu menepihkan benda itu sembari merapikan kameja berwarna biru mudahnya lantas mempersilahkan si kembar untuk duduk. "Siang! Silahkan duduk! Ada perlu apa Nish? Sepertinya penting sekali, sampai-sampai tidak mau di bicarakan dalam telpon!" Ucapnya dengan penuh kewibawaan.

"Iya nih om, aku aja engga di kasi tau!" Daniyal ikut menyaut dengan wajah penasaran.

Danish merogok tasnya untuk mengambil sesuatu. "Om perlu lihat ini! Dan saya mau lihat langsung bagaimana reaksi om setelah melihat rekaman ini!" Ujarnya sambil menunjukkan Flashdisdk ke arah Daffa.

"Itu isinya apaan?" Tanya Daniyal dengan alis berkerut.

Danish melirik Daniyal dengan senyuman remeh. "Siap-siap aja wajah lo babak belur!" Gumamnya yang membuat kembarannya terlihat panik, tiba-tiba ia mengingat perjanjian yang sudah ia buat bersama Danish ditempo hari.

Daffa mengerutkan keningnya-bingung, "Om semakin di buat penasaran! Coba om lihat!" Ia mengambil benda kecil itu dari tangan Danish lalu menyambungkan benda itu ke komputer kerjanya.

Sementara Daffa mengotak-atok komputernya, Danish dan Daniyal berjalan ke arah samping kanan dan kiri paruh baya itu. "ini yang ingin kamu perlihatkan?" Tanya Daffa sambil mengarahkan kursor ke arah sebuah video.

"Iya"

Daffa mem-play sebuah video lalu menonton lamat-lamat tayangan itu, begitupun dengan Daniyal yang terlihat begitu penasaran sedari tadi.

Baru penayangan setengah, mata Daffa sudah di buat memerah dengan tangan yang ia kepalkan. Pernafasannya dibuat tak stabil, jantungnya yang lemah kini memompa dengan hebat.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang