chapter 1

2.2K 232 191
                                    


🙂Vote and komen🙂

🍒Happy reading 🍒

PLAK!!

Satu tamparan melayang di pipi kanan remaja yang berusia 14 tahun itu , dan tamparan itu berasal dari tangan kekar sang ayah.

"Kamu itu anak tak guna!" bentak paruh baya itu dengan emosi meluap-luap. "Dasar Anak pembuat onar, Anak bodoh" tunjuknya pada wajah putra sulungnya.

Sedangkan Anak remaja itu hanya diam dan menikmati pedihnya tamparan yang berasal dari sang ayah, serta kata-kata kasar yang bergeming di telinganya, "sakit" lirihnya.

"Kamu bilang sakit" Decak paruh baya itu lantas mendekatkan wajahnya dengan wajah sang anak, semberi menatap lekat mata putra sulungnya "kamu sakit, saya lebih sakit, saya kecewa sama kamu" ucapnya lemah serta penekanan di akhir katanya, yang terdengar begitu tajam di telinga remaja itu.

"Bukan saya yang melakukan itu" gumam pria remaja itu lantas membalas tatapan sang Ayah dengan mata berkaca-kaca akibat menahan tangisnya.

"Kalo bukan kamu, terus siapa?" Hardik paruh baya itu lalu menjauh kan wajahnya dari wajah putranya semberi mengacak rambutnya frustasi. "Terus kenapa anak itu bilang sebelum pingsang, kalo kamu yang mendorong dia ke jalan sampai dia ketabrak mobil dan sekarang dia koma" tantangnya lalu mengambil vas bunga kaca yang terpampang di atas meja ruang tamu, lalu melempar vas tersebut ke lantai!

Craang....

Arkan terkejut lalu menunduk, serta mata yang ia pejamkan yang membuat Air mata yang tadinya tertampung kini menetes, Arkan merasakan benar- benar hancur, meskipun ia mengatakan yang sebenarnya dan menjelaskan panjang lebar itu hanya sia-sia karna papanya lebih memilih membenarkan perkataan Anak itu dari pada perkataan putranya.

"Kamu masih kecil sudah berbuat seperti ini, bagaimana kalo kamu sudah besar, mungkin kamu akan menjadi lelaki bajingan, dan pembuat kriminal handal" sergah paruh baya itu tanpa menatap putranya, "pokoknya besok kamu harus ke rumah nenek kamu, dan jangan kembali sebelum saya mengatakan itu"

Remaja itu tersentak lalu menatap papanya, rasanya ia ingin menolak, tapi ia lebih memilih terdiam dan menuruti, Karna ia takut nanti papanya semakin marah dan semakin membencinya.

Setelah mengatakan kata-kata kasar, pria paruh baya itu langsung mengambil jas hitam yang bertengger di sandaran sofa lalu melenggang ke arah tangga yang menghubungkan lantai dasar dan lantai dua.

Sementara remaja itu hanya mematung di tempatnya, lalu terduduk dilantai yang berlapis karpet bludru, lantas meratapi nasibnya yang begitu malang.

"Farrel" panggil wanita paruh baya yang berkisaran 35 tahun , serta bayi berusia lima bulan yang ada di gendongannya.

"Bunda" pekik remaja itu lalu berdiri lantas berlari ke arah wanita itu lalu mendekapnya, semberi menumpahkan rasa sedihnya, "hiks... Hiks... Hiks... Bunda, tadi papa bilang kalo aku besok mau di bawah ke rumah Nenek!" Ucap remaja itu dengan tangis sesugukan.

"Sabar ya sayang, bunda percaya kalo kamu engga mungkin melakukan hal semacam itu" ucap wanita itu lantas meneteskan air matanya, serta tangan kiri yang mengusap kepala putra sulungnya.

______ARKAN______

~3 tahun kemudian~

Bandung, tgl-2-7-2020

"farrell, kamu lagi ngapain?" Tanya wanita langsia yang di sapa Nenek Fatimah.

Arkan menatap sekilas Nenek Fatimah lalu melanjutkan kegiatannya, "lagi bikin kue bolu Nek!" Jawabnya lantas memfokuskan pandangannya ke arah oven, yang di dalamnya nampak kue bolu yang sudah mengembang sempurna.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang