chapter 19

279 26 37
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu🙏

Happy reading guys....😍

Vote and comen.....❤️🔥

Jam menunjukkan pukul enam lewat empat puluh tujuh menit di pagi hari. Arkan menatap dirinya di dalam pantulan cermin, seraya memakai jam tangannya, dengan sesekali menyeringai rambut hitam pekatnya.

Setelah terlihat rapi, Arkan teralih ke arah meja belajarnya untuk mengambil tas yang sudah ia siapkan semalam untuk di bawa kesekolah. Kemudian, menyangkutkan benda itu di bahu kanannya. Kemudian berjalan keluar untuk menuju meja makan.

Sesampainya di sana Arkan tersenyum tipis, lantas menatap keluarga besarnya, yang sudah terduduk rapi di sana kecuali Daffa. "Farrel" panggil Nenek Fatimah yang nampak terlihat rapi dari biasanya.

Arkan tersenyum simpul, lalu berjalan ke arah Nenek Fatimah. kemudian terduduk di kursi tepat di samping wanita langsia itu, "Nenek mau kemana? kok rapi banget sih." Tanya Arkan seraya meletakkan tasnya di lantai-sampaing kursi.

Nenek Fatimah mengambilkan Arkan Nasi goreng, "Nenek udah mau pulang ke Bandung." Jawabnya lalu meletakkan sepiring Nasi ke depan Arkan.

Tiba-tiba wajah Arkan menjadi keluh, "kok cepat banget sih Nek?" Lirihnya seraya mengaduk makanannya, karena nafsu makannya hilang.

Nenek Fatimah membuang nafas berat "iya, soalnya Nenek ada urusan di Bandung, lagian kan di sini urusan Nenek udah selesai, yaitu menyaksikan Cucu pertama Nenek menikah" jawabnya dengan tenang.

Arkan menatap wanita langsia Yang ada di sampingnya dengan tatapan Nanar, "tapi, Nenek kalo ada waktu senggang kesini ya!" Pintanya.

Wanita langsia itu tersenyum, sembari mengusap lembut pipi Cucunya, "iya sayang"

Aldo yang sedari tadi mengunyah nasi goreng sambil membaca buku, langsung mendongak,-menatap Abang dan Nenek-nya yang duduk tepat di hadapannya, "terus kalo datang kesini jangan lupa bawain oleh-oleh yang mehol ya Nek." celetosnya dengan cengiran khas.

Arkan melirik sinis ke arah saudara keduanya itu, lalu memfokuskan pandangannya ke arah nasi goreng, berusaha tak acuh dengan kalimat yang barusan di ucapkan adiknya itu.

"Iya" balas Nenek Fatimah dengan senyuman formal.

"Sudah-sudah, ayok lanjut makannya!" Titah Sera lantas menyuap Bella, dan sesekali merapikan dasi Kevin.

"Ekhem" Tiba-tiba Daffa muncul dengan wajah Datarnya. Yakni Ekspresi Yang sering ia perlihatkan setelah kedatangan Arkan kembali di rumahnya. Karena hanya rasa benci yang tergambar pada jiwanya untuk putra sulungnya itu. Di tambah Bara yang sering mencuci otaknya, dengan menjelek jeleken Arkan di depannya.

"Eh Daffa ayo sarapan!" Panggil Nenek Fatimah pada putra semata wayangnya.

Daffa menoleh ke arah Wanita yang sudah melahirkan itu, "pagi ini saya sarapannya di kantor saja. Karena saat ini nafsu makan saya sedikit berkurang!" Balas Daffa dengan tatapan dingin ke arah putra sulungnya yang nampak menyuap Nasi goreng dengan wajah polos.

"Apa kamu tidak mau makan dengan ibu Daffa? Sebentar ibu sudah mau pulang ke Bandung loh?" Tanyanya dengan alis yang terangkat.

"Iya pah, ayo makan bareng sama kita" tambah Sera lantas mengupaskan buah untuk mertuanya.

Di lihat-lihat Sera begitu telaten dalam mengerjakan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga, merawat anak-anak yang berjumlah 4 orang, melayani mertua dan suaminya dengan baik, di tambah ia memiliki usaha yang di jalankan sendiri. Bukankah ibu yang satu ini keren?

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang