chapter 26

247 24 17
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu....

Hai aku datang.... Siapa nih yang minta up?

Mari vote dan Comen. Dan menyaksikan Arkan di nistakan....

Tanda typo

❤️Happy reading ❤️

Beberapa hari berlalu, akhirnya masa Skorsing Nadia sudah habis. Bram yang tengah berjalan di koridor, sambil memerhatikan pungguang putrinya yang juga berjalan di depannya.

Terlihat koridor itu begitu sepi, karena semua siswa-siswi tengah berada kelas untuk mengikuti pelajaran.

Nadia membuka pintu kelasnya dengan raut wajah datar. Lalu masuk dengan tangan yang ia lipat di depan dada.

"Assalamualaikum" ujar Bram dengan senyuman tipis, yang juga ikut masuk di dalam kelas.

"WAALAIKUMSALAM" jawab  serempak, siswa-siswi dan guru yang tengah bergelut dengan pelajaran Matematika.

Dengan mimik wajah tak bersahabat, Nadia langsung terduduk di bangkunya yang paling sudut dan paling pojok.

Bram mengamati tingkah putrinya yang jauh dari kata sopan, sambil menggeleng-geleng. Kemudian teralih menatap guru yang juga memerhatikan Nadia. "Emm, maaf ya Bu tingkah Anak saya memang begitu!" Ujarnya dengan tak enak hati.

Guru itu tersenyum, "sudah biasa kok pak, kami sudah terbiasa dengan tingkah Nadia yang seperti itu" balasnya.

Bram menghembuskan nafas pasrah, "ya sudah saya pamit ya Bu, saya titip putri saya!" Pintanya.

"Iya, pak"

Bram melirik Nadia, lalu kemudian melirik Arkan yang tengah menatap saksama istrinya. "Yasudah" ujarnya lalu pergi meninggalkan kelas putrinya.

Melihat Bram sudah pergi, Guru itu langsung melanjutkan penjelasannya yang tadinya tertunda. "Baik anak-anak perhatikan ya!" Titahnya seraya mengfokuskan pandangannya.

Arkan, Danish, Daniyal dan Cemal, mengfokuskan pandangannya ke arah papan tulis, "Lo ngerti mal?" Tanya Daniyal seraya melirik-lirik teman sebangkunya itu.

Cemal menoleh menatap Daniyal, "KAGA... HAHAHA" ucapnya dengan suara lantang, tanpa memperdulikan gurunya yang tengah sibuk menjelaskan di depan papan tulis.

Sontak semua  orang yang berada di ruangan itu langsung menoleh menatap Cemal. Sehingga, Tanpa sengaja guru itu melempar spidolnya ke arah Cemal karena merasa begitu emosi.

berukkk...

"Aww" ringis Arkan sambil mengusap kepalanya, sembari membungkukkan tubuhnya.

Lemparan guru itu tepat mengenai kepala Arkan, yang menandakan lemparan itu salah sasaran. Dari yang tadinya untuk Cemal malah mengenai kepala Arkan.

Danish, melirik Arkan yang nampak kesakitan sambil menyembunyikan kepalanya di kolom meja. "Esssss, uhhhh" desah Arkan yang masih mengusap kepalanya.

"Yah ibu,  lemparnya salah sasaran!" ucap Rafa sembari menatap gurunya.

Terlihat begitu panik, guru wanita itu langsung berjalan cepat ke arah Arkan, seraya berlutut di samping siswanya itu untuk mengecek keadaan siswanya itu, "ya ampun maaf ya Nak!" Sesalnya lalu mengusap kepala Putra pemilik sekolah itu.

Arkan tersenyum kecut, "iya Bu!" ujarnya yang berusaha menahan sakit.

Dengan wajah yang masih gelisah, guru itu menatap Danish sebentar. "Danish tolong antar Arkan ke UKS!" Titahnya.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang