chapter 47

125 18 3
                                    


Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu....

Jangan lupa Vote terlebih dahulu....

📖Selamat membaca📖

🤓
🤓
🤓
🤓
🤓

Sara dan Detra-sumianya, Terduduk di kursi aluminium-tepatnya di lorong kantor polisi. Nampak Sara begitu tertekan, "aku engga tau? Harus percaya atau engga sama Arkan!" Ujarnya.

"Hemmm, Tapi sepertinya Arkan mustahil melakukan hal ini!" Ujar Detra dengan tenang.

"Apa Arkan bisa bebas?" Tanya Sara terdengar ragu.

"Bisa, Arkan masih berumur 17. Lagian itu belum terbukti, kalo Arkan memang benar melakukan tindakan kriminal tersebut!" Jelas Detra untuk menenangkan istrinya.

"KEADAAN CUCUKU BAGAIMANA?" Tiba-tiba seorang wanita langsia datang dengan langkah cepat dengan raut wajah penuh kekhawatiran, yakni Nenek Fatimah.

Sera berdiri, lantas memeluk wanita itu, "Arkan engga apa-apa!" Jawabnya.

Detra ikut berdiri. Lalu mengusap bahu sang istri, "Ibu engga usah khawatir."

"FARREL" teriak Nenek Fatimah penuh histeris. "Aku mau ketemu sama Farrel Detra!" Pintanya dengan Isakan sambil memegang lengan Detra.

"Besok aja ya Bu, soalnya jam besuknya udah habis." Tutur Sera dengan lemah, seraya mengusap lembut punggung wanita itu.

Nenek Fatimah melepaskan pelukannya, "aku mau nunggu di sini, sampai jam besuknya tiba!" Ujarnya dengan mata membengkak.

"Engga! disini engga nyaman, kita pulang yah Bu, besok kita sini lagi, sekalian besok Inn syaa Allah, kita ke sini sama Daffa dan Sera! Karena sekarang mereka Mengurus kepulangan ke indo." Jelas Sara dengan nada yang masih sama.

Nenek Fatimah mengangguk pasrah, kemudian ketiganya pergi meninggalkan lorong yang sepanjang temboknya di berangi dengan kursi Aluminium.




_______ARKAN_______

Keesokan harinya, tepat jam enam belas dua puluh di sore itu.

Langkah kaki seorang laki-laki begitu ringan dan mantap, tangan kekar meraih hadle pintu, lalu mendorongnya, sontak gadis kecil yang sedang terduduk di sofa, langsung berlari dan memeluk lelaki yang berjas hitam itu. "PAPA, BELLA KANGEN!" Teriak Bella dengan suara melengking.

Daffa dengan ringan dan enteng, mengangkat Bella, lalu mengecup gadis itu di sekujur pipinya, serta mengeratkan pelukannya. "Papa juga!" Balas Daffa.

Bram, Luna, dan Sera. Ikut masuk dengan wajah khawatir. "Bagaimana keadaan Farrel Nad?" Tanya Sera pada Nadia yang saat ini tengah berjalan mendekat ke arah mami-nya.

"Aku engga tau Bunda! Kemarin aku mau ke kantor polisi, tapi aku di cegah sama Tante Sara, dan di suruh asuh Bella." Jelas Nadia dengan keluh.

Daffa menggeleng, ternyata sehancur itu drama anak-anaknya pada saat ia sedang berobat di Singapura.

"Terus Kevin di mana?" Tanya Sera dengan ekspresi khawatir dan takut.

Nadia mendongak, "ada di atas bunda, lagi di suapi sama Tante Sara. Soalnya dia juga Drop! Dan sekarang Om Detra dan nenek Fatimah ke kantor polisi buat ngebesuk Arkan!" Jawab Nadia. Terlihat gadis itu nampak dewasa.

Daffa tanpa bersuara, menyerahkan Bella, lalu keluar dari rumah.

"Kamu mau kemana?" Tanya Bram.

"Ke kantor polisi! Kalian tidak usah ikut. Biar saya yang menangani ini!" Jawabnya singkat tanpa menoleh dan tetap melanjutkan langkahnya.

ARKAN |END| Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang