Kamu sedang mencuci piring di dapur. Yuta, suamimu sedang ada dikamarnya. Kamu tidak masak karena percuma saja. Yuta akan makan diluar entah dengan wanita yang mana. Kamu mencoba untuk mempertahankan pernikahanmu yang sudah berjalan 2 tahun ini. Kamu juga belum punya anak. Kalian pasti tau kenapa kamu belum punya anak.
"Gue pergi" ucap Yuta.
Yuta mengambil kunci mobil lalu menutup pintu rumah dengan kasar. Kamu menutup matamu, sekuat tenaga kamu menahan tangisanmu. Hampir setiap pagi selalu seperti ini.
Kamu memutuskan untuk tidak memasak apapun. Nafsu makanmu hilang. Kamu bingung harus melakukan apa hari ini selain tidur dan beres - beres rumah. Kamu berpikir untuk pergi kerumah Jaehyun, sahabatmu.
Jaehyun adalah tempat keluh kesahmu. Bahkan kamu lebih memilih Jake daripada suamimu. Jaehyun lebih perhatian dan menjagamu dibandingkan suamimu ini. Kamu bersiap - siap untuk pergi ke rumah Jaehyun.
-------------
---------
-----
---
-"Eh, Yongha? sini masuk" ucap Jaehyun lalu kamu pun masuk kedalam rumah Jaehyun dengan senyum tipismu.
"Gimana? Yuta masih sama kek dulu?" tanya Jaehyun sambil menuangkan teh hangat digelasmu.
"Dia gaakan berubah, Hyun" ucap kamu sambil meminum teh milikmu.
Jaehyun meringis pelan.
"Gue masih bingung sama lo. Kalo gue jadi lo mungkin gue udah pulang kerumah orang tua gue" ucap Jaehyun dan kamu tersenyum.
"Gue bakal pulang kerumah ortu gue kok. Tapi gak sekarang"
"Kenapa?"
"Gue masih cinta sama dia, Hyun"
Kamu pulang dari rumah Jaehyun, sekarang sudah pukul 9 malam. Kamu memilih untuk berlama - lama dirumah Jaehyun. Saat kamu membuka pintu rumah, kamu dikejutkan dengan Yuta yang sedang mencium wanita. Yuta menyadari kehadiranmu langsung membeku sambil menatapmu.
Kamu membeku menatap pandanganmu. Airmatamu mulai meluncur bebas di pipimu. Kalau merangkul kamu masih bisa menerimanya tapi mencium?
"Ma-maaf, gue salah rumah"
Kamu langsung keluar dari rumah dan pergi menjauh. Yuta memutuskan untuk mengejarmu.
"Yongha!"
Kamu tidak menoleh sama sekali dan tetap berlari.
"Akh!"
Kamu tersandung kakimu. Kamu tidak melanjutkan larimu karna kamu sudah tidak kuat lagi berlari.
Grep
Yuta memelukmu. Kamu berusaha untuk melepasnya tapi tetap saja kekuatanmu tidak akan bisa melawan kekuatan Yuta.
"Hey, calm down" bisik Yuta tepat di telingamu.
"Yut, ayo bercerai" ucapmu dan Yuta semakin mempererat pelukan kalian.
"Gak! aku gamau!"
"Yut, lo—"
"Dengerin aku. Selama ini kamu mikir aku main sama cewek lain iya, kan? kamu salah. Aku pulang malem berangkat pagi itu semua buat masa depan kita. Aku banyak kerjaan juga di kantor jadi aku lembur. Untuk yang tadi—"
Yuta menjeda perkataannya saat melihat kamu semakin menangis.
"Tadi itu sekretarisku. Dia memaksaku untuk mengerjakan pekerjaan dirumahku saja. Aku gatau kalau dia bakal—"
Yuta benar - benar tidak sanggup untuk melanjutkan kata - katanya.
Yuta menenggelamkan wajahmu di dadanya.
"Maaf, harusnya tadi aku mendorongnya agar kamu gak salah paham" lirih Yuta.
"Aku harus apa biar kamu percaya sama aku?" lirihnya lagi kini dengan nada yang bergetar.
Kamu berusaha menghentikan tangisanmu. Kamu menatap Yuta dan menangkup kedua pipinya menggunakan tanganmu. Ibu jarimu bergerak untuk menghapus jejak air mata yang dikeluarkan Yuta.
"Aku percaya"
Yuta menggenggam tanganmu yang masih menangkup pipinya.
"Makasih sudah mempercayaiku, aku menyayangimu" ucap Yuta lalu menarikmu kedalam dekapannya.
Byur
Hujan langsung turun dengan deras. Kalian tidak mempedulikannya dan tetap saling mendekap.
"Gue jahat banget gak sih? atau kejahatan?" - si sekretaris yang gatau diri.
"Gak usah jauh - jauh nonton drama nih" - tetangga yang nontonin kalian sambil makan tteokbokki.
"Maaf pendek ya, lagi gak gak bisa mikir" - Mira yang jarang up cerita ㅠㅠ
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT IMAGINE
FanfictionGAK PAKE Y/N✔ KISAH NYATA ✔ ON GOING✔ ONESHOOT✔ BAHASA CAMPUR✔ 3 #kamu