RENJUN PART 3

935 161 10
                                    

Keesokkan harinya...

Hari ini kamu tidak mendapatkan barang - barang aneh. Bukannya senang atau lega, kamu malah merasa aneh saking terbiasanya mendapat barang - barang itu.

"Yongha!"

Kamu menoleh kebelakang, ternyata Renjun. Renjun menghampirimu.

"Lo pasti belum sarapan kan? Ayo sarapan dulu" ajak Renjun semangat.

Kamu mengernyit bingung. "Darimana lo tau kalau gue belum sarapan?"

Renjun menghembuskan nafasnya pelan lalu melangkahkan kakinya agar lebih dekat denganmu.

"Kita udah enam tahun sahabatan, lo tau? Hal sekecil apapun tentang lo, gue pasti tau" ucap Renjun sambil menatapmu dalam. Begitu juga kamu yang mendongak menatap mata Renjun.

"Ayo ke kantin dulu, gue khawatir kalau lo belum sarapan"

Kalian tidak sadar ada seseorang yang tengah tersenyum miring sambil menatap kalian tajam di depan pintu masuk lobby.

"Woi Won, lo ngapain disini njir. Gue cariin daritadi juga, cepetan ke ruangan sekarang!" Pekik Jake kepada Jungwon.

"Iya iya, dasar galak" ucap Jungwon dengan suara yang kecil.

Jake mendelikan matanya. "APA LO BILANG?!"

Jake langsung mengejar Jungwon.

"ENGGA ENGGA ISH!!"

"Tentang pelaku yang neror lo, gue mau lapor polisi" ucap Renjun membuat kamu yang ingin memasukkan nasi goreng kimchi kedalam mulut jadi tertunda.

"Gak usah Njun. Pasti cuma yang ngirim cuma iseng aja" ucap kamu.

"Iseng? Tuh surat yang kemarin sampe berdarah - darah itu lo bilang iseng? Boneka beruang itu bisa aja ada arwahnya trus bunuh lo. Lo mau mati tragis?! Pokoknya gue tetep mau ngelapor polisi. Lo tau? Isi surat itu selalu pengen bunuh lo, lo gak takut? Gimana kalau—"

Dengan lembut kamu menggenggam tangan Renjun yang ada diatas meja sambil tersenyum.

Renjun menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jari - jarinya tanda ia sudah frustasi.

"Maaf, gue khawatir lo kenapa - napa" lirih Renjun sambil menunduk.

"Denger, gue gak bakal kenapa - napa selama lo ada di sekitar gue" ucap kamu lembut membuat Renjun mengangguk paham.

"Gue bakal jagain lo walaupun nyawa gue yang jadi taruhannya" ucap Renjun membuat kamu tersenyum paksa.

"Lo gak capek dibunuh terus, mati terus kek di cerita cerita kemarin?" Renjun mendadak merenung mengingat perannya di cerita cerita kemarin yang selalu berakhir sedikit tragis. "Njun, usahakan disini lo gak ngorbanin nyawa lo, okay? Nyawa lo gak sebanyak nyawa kucing Njun, ngerti kan?" Sambung kamu menatap serius ke arah renjun sambil menggenggam tangannya.

Renjun mengangguk ragu. Ia merasa takut kalau kamu sudah mode serius seperti ini.

Drrttt

"Bagaimana?"

Seseorang yang duduk di bangku dekat kalian ini tersenyum miring. "Mereka sedang mengobrol"

"Pantau terus mereka"

"Baik"

Bruk!

Pintu ruangan tertutup hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

"Woilah, santuy anjir!" Protes Jungwon.

"Sstt! Gue udah ngumpulin bukti - bukti. Lo mau liat?"

NCT IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang